Blogger news

Blogger templates

Ringkasan Fiqih Islam 1 (Tauhid dan Keimanan)

Penyusun : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri

Kata Pengantar
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala Kita memuji, meminta pertolongan, meminta ampun dan bertaubat kepadaNya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan perbuatan kita. Siapapun yang diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkanNya maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang hak untuk disembah selain Allah, dan tiada sekutu bagiNya. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sebenar-benar taqwa; dan janganlah  kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran :102)

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kalian dari  satu diri, dan darinya Allah menciptakan pasangannya; dan dari keduanya Allah memperkembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kalian kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian. (QS. An-Nisaa`:1)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا {70} يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا {71}
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah  memperbaiki  amalan-amalan kalian dan mengampuni  dosa-dosa kalian. Dan siapa menta'ati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab:70-71)

Amma ba'du:
Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah firman Allah Subhanahu wa ta'ala, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Seburuk-buruk perkara adalah yang ditambah-tambah dan setiap yang ditambah-tambah adalah bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan masuk neraka. (HR. Abu Daud, An-Nasa`i, dan Ibnu Majah).

Saudaraku sesama Islam yang mulia:
Tidak disangsikan lagi bahwa fiqih dalam agama adalah amal yang paling utama, paling bersih dan paling mulia. Ia adalah mengenal Allah Subhanahu wa ta'ala dengan mengenal asma`, sifat dan perbuatanNya. Mengenal agama dan syari'atNya. Mengenal nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya. Dan mengamalkan konsekuensi hal tersebut dengan iman dan keyakinan.. ucapan dan perbuatan.. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapapun yang dikehendaki Allah Subhanahu wa ta'ala kebaikan, niscaya Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya." Muttafaqun 'alaih.[1]

          Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan, satu sama lainnya saling menguatkan.  Saat ini syirik dan kebodohan tersebar di mana-mana. Bid'ah, maksiat dan yang lainnya sudah menjadi pemandangan umum. Oleh karena itu, untuk menjalankan kewajiban dakwah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar, dan untuk memberikan peringatan kepada diriku dan teman-temanku, maka dengan mengharapkan ridha Rabbku sebagai alasan pertama, dan semoga penuntut ilmu menjadi paham, yang bodoh menjadi belajar, yang lupa menjadi ingat, yang maksiat menjadi bertobat, yang sesat menjadi mendapat petunjuk, yang keras hati menjadi lembut sebagai alasan kedua. Serta alasan ketiga, adalah saya melihat bahwa termasuk kewajiban saya dan sebagai tanda rasa syukur kepada nikmat Allah Subhanahu wa ta'ala kepadaku maka aku ikut  bersama temtan-teman dalam menyebarkan agama Islam dan berdakwah kepada-Nya.

          Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberikan kemudahan kepadaku dengan nikmat dan karuniaNya, taufik dan pertolonganNya dalam munulis kitab ini; sejak dari menyiapkan, mengumpulkan dan menyusunnya dari berbagai macam kitab dan referensi yang beraneka ragam dalam bidang tauhid dan iman, akhlak dan adab, zikir dan do'a, serta hukum, dst.

          Kitab ini telah tiba di tangan Anda –dengan karunia Allah- dihiasi dan diberi mahkota dengan ayat-ayat Al-Qur`an yang mulia serta hadits-hadits Nabi yang shahih.  Dalam masalah furu' saya berpegang pada satu pendapat. Saya berharap kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, semoga itulah pendapat yang benar. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan kepada yang mengambil faedah –terutama kalangan pemula- untuk mendapatkan apa yang dicari dengan mudah.

          Saya telah meringkasnya, dan memudahkan susunannya  agar orang alim dan pemula mendapatkan manfaatnya dalam waktu yang pendek dan cepat. Kitab ini –dengan karunia Allah Ta'ala semata- penuh dengan ilmu, ringan bawaannya, serta sedang ukurannya.

          Ahli ibadah akan mendapatkan faedah darinya dalam ibadahnya, pemberi nasehat dalam nasehatnya, mufti dalam fatwanya, guru dalam pengajarannya, qadhi (hakim) dalam memutuskan hukumnya, pedagang dalam transaksinya, juru dakwah dalam dakwahnya, dan seorang muslim dalam segala kondisinya. Maka, kepada Allah Subhanahu wa ta'ala kembali segala pujian dan syukur. Hanya Dia yang berhak untuk dipuji dan disyukuri.

          Saya telah meringkas secara umum ushul (masalah-masalah pokok) dan masalah-masalahnya dalam furu' (cabang) dari buku-buku para ahli fikih, baik yang panjang lebar, ringkasan, dll. Saya tambahkan juga dari fatwa-fatwa para ulama besar dari kalangan salaf dahulu dan sekarang. Saya berpegang kepada pendapat yang rajih (kuat) dari pendapat para imam yang empat, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi`i, dan Imam Ahmad rahimahumullah dll, serta dari para ulama Islam yang lain, jika kuat dalilnya.

          Saya berusaha agar masalah-masalah dalam kitab ini, baik dalam bab-bab tauhid, dan hukum, serta yang lainnya berdasarkan dalil-dalil syara' dari Al-Qur`an dan as-Sunnah, atau bersumber dari salah satunya. Jika ada masalah yang tidak ada nash yang tegas serta shahih, maka saya berpegang kepada pendapat pilihan dari para ulama ahli ijtihad  dari kalangan salaf dan saat ini.

          Saya menyebutkan panjang lebar dalil-dalil syara' dalam bab-bab tauhid, iman, ilmu, keutamaan, akhlak, adab, zikir, dan doa karena kebutuhan setiap muslim kepada hal-tersebut.

          Biasanya, saya cukupkan dengan hukum saja, tanpa dalil dan alasan di dalam semua bab-bab fikih hukum agar kitab ini tidak terlalu tebal dan masalahnya tidak bercabang-cabang, sehingga keluar dari tujuan penulisan . Siapa yang ingin mengetahui dalil-dalil syara', ia dapat mencarinya pada kitab-kitab fikih yang besar seperti Al-Mughni, Al-Fatawa, Al-Umm, Al-Mabsuth, Al-Mudawwanah serta Kitab-kitab Fikih dan hadits lainnya. Terkadang saya menyebutkan dalil dalam masalah-masalah hukum. Bisa jadi karena pentingnya masalah tersebut, atau kasus seperti itu banyak terjadi, sebagai dorongan melakukannya, atau sebagai peringatan darinya. Sisi ilmiyah dalam kitab ini disandarkan kepada dua pokok yang besar, yaitu al-Qur`an dan as-Sunnah dengan pemahaman generasi terdahulu dari umat ini (salafus shalih).

          Saya telah menyandarkan ayat-ayat Al-Qur`an al-Karim ke tempatnya dengan menyebutkan nama surat dan nomor ayat.

          Adapun hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, saya telah berupaya untuk tidak memuatnya di dalam kitab ini kecuali hadits shahih atau hasan disertai penyebutan sumbernya dalam kitab-kitab hadits dan menjelaskan statusnya; shahih atau hasan seperti berikut ini:

1.          Mengutip dan mencatat semua hadits-hadits yang terdapat dalam kitab dari sumbernya yang shahih.

2.          Apabila hadits tersebut ada dalam dua kitab shahih (Al-Bukhari dan Muslim) saya menyebutkan nomornya di dalam keduanya dan jika terdapat di salah satunya, saya menyebutnya disertai nomor di dalamnya. Terkadang saya menyebutkan bersama salah satu dari keduanya imam hadits yang meriwayatkan hadits tersebut di dalam kitab-kitab sunnah yang lain untuk tambahan faedah dan menetapkan lafaznya.

3.          Apabila hadits tersebut di luar shahihain seperti musnad, kitab sunan yang empat, Ad-Darimi dan kitab-kitab sunnah lainnya, saya sebutkan dua sumber baginya. Terkadang lebih sedikit dan terkadang lebih banyak disertai penyebutan nomornya dalam asalnya dan nomor tashhih (penjelasan tentang keshahihannya) menurut Syaikh al-Albani rahimahullah dalam shahih sunan empat dan yang lainnya, dan terkadang menurut yang lainnya.

4.          Apabila hadits tersebut diriwayatkan dari satu sumber, saya sebutkan nomornya di kitab asalnya dan nomornya dalam tashhih menurut Syaikh al-Albani dan yang lainnya. Terkadang saya memindahkan ke tempat yang lain untuk tashhih seperti, as-Silsilah ash-Shahihah, Irwa` al-Ghalil, dan Shahih al-Jami' karya Syaikh al-Albani rahimahullah.

5.          Dalam mentakhrij hadits, saya menyebutkan nomornya hadits dari sumbernya. Bila sumber hadist tersebut tidak mempunyai nomor secara umum, saya sebutkan nomor juz dan halaman.

6.          Apabila hadits tersebut di luar kitab ash-Shahihain, saat mentakhrij, saya berpegang dalam menulis (shahih atau hasan) di depan setiap hadits untuk memutuskan shahih atau hasannya hadist. Kemudian saya menyandarkannya kepada dua sumber dari kitab sunan dan lainnya, disertai penyebutan nomor tashhihnya menurut Syaikh al-Albani  di dalam keduanya atau menurut pendapat yang lainnya.

7.          Bila hadits tersebut terulang di tempat lain, biasanya saya mengulangi takhrijnya bersamanya. Terkadang saya memasukkan hadits shahih atau sebagiannya untuk menjelaskan hukum,  targhib (anjuran untuk beramal), atau tarhib (menakutkan/melarang).

Kitab yang ada di hadapan Anda ini adalah kitab tentang pengenalan Islam secara umum, akidah dan hukum, akhlak dan adab. Saya kumpulkan di  dalamnya yang sudah terpisah dan saya susun bab, masalah dan dalil-dalilnya.

Kitab ini saya beri nama "Ringkasan Fiqih Islam", bagian pertamanya adalah tauhid dan iman, pertengahannya sunnah dan hukum, dan penutupnya dakwah kepada Allah. Saya menulisnya dalam sepuluh bab yang disusun sebagai berikut:
1. Bab Pertama : Tauhid dan Iman.
2. Bab Kedua : Memahami al-Qur`an dan as-Sunnah dalam keutamaan, Akhlak, Adab, Zikir, dan Doa.
3. Bab Ketiga : Ibadah
4. Bab Keempat : Mu'amalah
5. Bab Kelima : Kitab Fara`idh
6. Bab Keenam : Kitab Nikah.
7. Bab Ketujuh : Qishash dan Hudud
8. Bab Kedelapan : Kitab Qadha`
9. Bab Kesembilan : Kitab Jihad
10. Bab Kesepuluh : Berdakwah kepada Allah

Ambillah wahai saudaraku taman yang bunga-bunganya telah mekar, buahnya telah matang, dan naungannya  nan teduh. Kitab ini semata-mata karunia dan rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala kepadaku. Apapun kebenaran yang ada di dalamnya, maka berasal dari Allah semata, dan apapun kesalahan yang terdapat di dalamnya maka berasal dari (kelemahan) diriku dan dari setan. Aku memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari kesalahan lisan, atau terjadi karena lupa bukan pada tempatnya. Setiap penulis, meski telah bersungguh-sungguh dan berhati-hati, memfokuskan pikiran, terus menerus membahas dan mengarang, banyaknya masalah dan bab, secara rinci dan ringkas, niscaya sedikit sekali yang terlepas dari kesalahan, atau kesalahan tanpa disengaja. Terutama sekali di masa sekarang, sedikit sekali pengarang yang jernih fikirannya dikarenakan banyaknya kesibukan dan jalanan, serangan gangguan dan usikan, bala dan sakit hati yang datang silih berganti, dan setiap Anak Adam pasti pernah bersalah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat. Maka kita memohon ampunan dan ridha kepada-Nya.

Sebagai penutup, saya memohon kepada Allah agar memberikan manfaat dengannya kepadaku dan kaum muslimin, menjadikannya ikhlas untuk mengharap Wajah Allah yang mulia, menerimanya dariku, mengampuni dosaku, memaafkan kesalahanku dan kedua orang tuaku, keluargaku, dan setiap orang yang membacanya, atau mendengarnya, atau mengambil manfaat dengannya, atau mengajarkannya, atau membantu menyebarkannya dan semua umat Islam. Dia-lah yang mencukupi kita dan Dia-lah sebaik-baik penolong. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga dan sahabatnya sekalian. Amin

Ditulis oleh orang yang mengharapkan ampunan Rabbnya:
Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah al-Tuwaijiri
Kerajaan Saudi Arabia – Buraidah
Telp. 0503135896 – 0504953332 - 0555144300

BAB PERTAMA: TAUHID DAN IMAN
1. Tauhid
2. Pembagian Tauhid
3. Ibadah
4. Syirik
5. Pembagian syirik
6. Islam
7. Rukun Islam
8. Iman
9. Di Antara Perkara Iman
10. Rukun Iman
11. Ihsan
12. Kitab Ilmu


1. TAUHID

Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.

Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia Subhanahu wa ta'ala bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia Subhanahu wa ta'ala mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.

2. PEMBAGIAN TAUHID

Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua:

1. Pertama: Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb Subhanahu wa ta'ala dan mentauhidkan (mengesakan) Allah Subhanahu wa ta'ala dengan asma (nama), sifat, dan perbuatan-Nya.

          Pengertiannya: seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah sematalah Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia mempunyai asma' (nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءُُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Sura:11)

2. Tauhid dalam tujuan dan permintaan/permohonan, dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa ta'ala dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll.

          Pengertiannya: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya  melainkan hanya untuk Allah Subhanahu wa ta'ala semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah  maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

وَمَن يَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ لاَبُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ إِنَّهُ لاَيُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Siapa menyembah ilah yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak akan beruntung. (QS. Al-Mukminun:117)
Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari tauhid ini. Oleh sebab itulah Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus para rasul kepada umat manusia, dan menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.

1. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:"Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiya` :25)
2. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",…. (QS. An-Nahl :36)

. Hakekat dan Inti Tauhid:

Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah Subhanahu wa ta'ala, dan  pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya tanpa sebab atau perantara. Seseorang  melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya  berasal dariNya. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain.

. Buah Hakekat Iman:

          Seseorang hanya boleh tawakkal  kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semata, tidak memohon kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.

Tauhid Rububiyah diakui manusia dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya terhadap alam semesta. Tetapi sekedar mengakui saja tidaklah cukup untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan selamat dari siksa. Sungguh iblis telah mengakuinya, juga orang-orang musyrik, namun tidak ada gunanya bagi mereka. Karena mereka tidak mengakui tauhid ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semata.

          Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah seorang yang bertauhid dan bukan pula seorang muslim, serta tidak dihormati/diharamkan darah dan hartanya sampai dia mengakui dan menjalankan Tauhid Uluhiyah. Sehingga dia bersaksi bahwa tidak Ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa ta'ala semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan dia mengakui hanya Allah saja yang berhak disembah, bukan yang lainnya. dan konsekuensinya adalah hanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala saja, tidak ada sekutu bagiNya.
 
. Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah memiliki ketergantungan satu sama lain:

1.        Tauhid Rububiyah mengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah. Siapa yang mengakui bahwa Allah Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang Memiliki, dan yang memberi rizki niscaya mengharuskan dia mengakui bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka dia tidak boleh berdoa melainkan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, tidak meminta tolong kecuali kepadaNya, tidak bertawakkal kecuali kepadaNya. Dia tidak memalingkan sesuatu dari jenis ibadah kecuali hanya kepada Allah semata, bukan kepada yang lainnya. Tauhid uluhiyah mengharuskan bagi tauhid rububiyah agar setiap orang hanya menyembah Allah saja, tidak menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya

2.        Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersama-sama, akan tetapi keduanya mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb adalah yang memiliki dan yang mengatur dan sedangkan makna ilah adalah yang disembah dengan sebenarnya, yang berhak untuk disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ {1} مَلِكِ النَّاسِ {2} إِلَهِ النَّاس{3}
Katakanlah:"Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia"  (QS. An-Naas: 1-3)
          Dan terkadang keduannya disebutkan secara terpisah, maka keduanya mempunyai pengertian yang sama, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قُلْ أَغَيْرَ اللهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ
Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, …". (QS. An-An'aam:164)
. Keutamaan Tauhid

1. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An'aam: 82)
2. Dari 'Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah Subhanahu wa ta'ala memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada". Muttafaqun 'alaih.[2]

3. Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi)." HR. at-Tirmidzi.[3]


. Balasan Ahli Tauhid

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتُشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجُُ مُطَهَّرَةُُ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 25)
2. Dari Jabir radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan?' Beliau menjawab, 'Siapa yang meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah niscaya dia masuk dan siapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah, niscaya dia masuk neraka." HR. Muslim.[4]


. Keagungan Kalimah Tauhid

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Nabi Nuh 'alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, beliau berkata kepada anaknya, "Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu: Aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua perkara. Saya perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan dalam  satu daun timbangan dan kalimah laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah) diletakkan pada daun timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat. Dan jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran yang samar, niscaya dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi wabihamdih (maha suci Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya ia merupakan inti dari semua ibadah. Dengannya makhluk diberi rizqi. Dan aku melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur…" HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad.[5]

Kesempurnaan Tauhid

          Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu... (QS. An-Nahl:36)
Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan seperti berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama jahat, atau yang ditaati seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

- Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:
1-    Iblis –semoga Allah Ta'ala melindungi kita darinya-,
2-    Siapa yang disembah sedangkan dia ridha,
3-    Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya,
4-    Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,
5-    Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah Subhanahu wa ta'ala.

3. IBADAH

Pengertian ibadah:

          Yang berhak disembah hanya Allah Subhanahu wa ta'ala semata, dan ibadah digunakan atas dua hal;
1. Pertama: menyembah, yaitu merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya karena rasa cinta dan mengagungkan-Nya.
2. Kedua: Yang disembah dengannya, yaitu meliputi segala sesuatu yang dicintai dan diridhahi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala berupa perkataan dan perbuatan, yang nampak dan tersembunyi seperti, doa, zikir, shalat, cinta, dan yang semisalnya. Maka melakukan shalat misalnya adalah merupakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka kita hanya menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala semata dengan merendahkan diri kepada-Nya, karena cinta dan mengagungkan-Nya, dan kita tidak menyembahnya kecuali dengan cara yang telah disyari'atkan-Nya.

Hikmah Dari Penciptaan Jin dan Manusia.

          Allah Subhanahu wa ta'ala tidak menciptakan jin dan manusia sebagai suatu yang sia-sia dan tidak berguna. Dia juga tidak menciptakan mereka untuk makan, minum, senda gurau dan bermain serta tertawa.     
          Dia menciptakan mereka tidak lain adalah untuk suatu perkara yang besar, untuk menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala, mengesakan, mengagungkan, membesarkan, dan mentaati-Nya, dengan melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, berhenti pada batas-batas-Nya (dengan tidak melanggar larangan-Nya) dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Sebagaimana firman-Nya Subhanahu wa ta'ala:

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Az-Zariyat :56)

Jalan Ubudiyah (beribadah)

          Ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dibangun di atas dua pondasi yang besar yaitu: cinta yang sempurna kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan ketundukan yang sempurna pada-Nya.

          Dan keduanya juga dibangun di atas dua dasar yang besar, yaitu:
1-         Merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, dan mengingat nikmat, karunia, kebaikan, dan rahmat-Nya yang mengharuskan kita mencintai-Nya,
2-         Mengoreksi cacat dalam diri dan perbuatan yang menyebabkan kehinaan dan ketundukan yang sempurna kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Pintu terdekat yang memasukkan hamba kepada Rabb-nya adalah pintu iftiqar (menghinakan diri) kepada Rabb-nya. Maka, dia tidak melihat dirinya kecuali seorang yang merugi, dan dia tidak melihat adanya kondisi, kedudukan, dan sebab pada dirinya yang dia bergantung padanya, tidak pula ada perantara yang bisa membantunya. Akan tetapi dia merasa sangat membutuhkan kepada Rabb-Nya Subhanahu wa ta'ala, dan jika dia meninggalkan hal tersebut diri darinya niscara dia rugi dan binasa. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

وَمَابِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْئَرُونَ {53} ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِّنكُم بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ {54} لِيَكْفُرُوا بِمَآءَاتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ {55}
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu daripada kamu, tiba-tiba sebahagian daripada kamu mempersekutukan Rabbnya dengan (yang lain), biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senaglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya). (QS. An-Nahl :53-55)

Manusia Yang Paling Sempurna Ibdahnya

     Orang yang paling sempurna dalm beribadah kepada Allah adalah para Nabi dan Rasul, karena mereka adalah orang yang paling tahu tentang Allah dan yang paling mengagungkan-Nya dibanding selain mereka, lalu Alah tambahkan kemuliaan mereka dengan menjadikannya sebagai rasul yang diutus kepada manusia, sehingga mereka memperoleh kemuliaan risalah dan kemulian khusus dalam beribadah.

Kemudian setelah mereka adalah para siddiqin yang sempurna dalam beriman kepada Allah dan para utusan-Nya serta istiqamah diatasnya, kemudian para syuhada dan orang-orang yang shaleh. Sebagaimana firman-Nya:
وَمَن يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلاَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُوْلاَئِكَ رَفِيقًا {69}
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(QS. An-Nisa :69)

Hak Allah Terhadap Hamba:

          Hak Allah Subhanahu wa ta'ala terhadap penduduk langit dan bumi adalah agar mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, dengan cara ditaati maka tidak didurhakai, diingat maka tidak dilupakan, disyukuri maka tidak dikufuri. Maka siapakah yang tidak muncul darinya sesuatu yang menyelisihi apa yang dia diciptakan dengannya, baik karena lemah, bodoh, atau karena berlebihan dan karena kekurangan (dalam menjalankan perintah atau meninggalkan larangan).

          Oleh karena itu seandainya Allah Subhanahu wa ta'ala mau menyiksa penduduk langit dan bumi, niscaya Dia menyiksanya dan Dia tidak berbuat zalim kepada mereka, dan jika Dia memberikan rahmat-Nya niscaya rahmat-Nya lebih baik daripada amal perbuatan mereka sendiri.

          Dari Mu'azd bin Jabal radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Saya membonceng Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam di atas keledai yang dinamakan 'afir, lalu 'Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai Mu'adz, tahukah kamu apa hak Allah terhadap hamba dan apa hak hamba kepada Allah? Saya menjawab. 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.' Beliau bersabda,: 'Sesungguhnya hak Allah Subhanahu wa ta'ala terhadap hamba adalah bahwa mereka menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan hak hamba terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala adalah bahwa Dia tidak akan  menyiksa orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, bolehlah saya memberitahukan kepada manusia?' Beliau menjawab, 'Jangan engkau beritakan kepada mereka, maka mereka menjadi enggan beramal (Muttafaqun 'alaih).[6]

Kesempurnaan Ubudiyah

1. Setiap hamba berbolak-balik di antara tiga perkara: (Pertama) nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa ta'ala yang datang silih berganti kepadanya, maka kewajibannya adalah memuji dan bersyukur. (Kedua) Dosa  yang dikerjakannya, maka kewajibannya adalah meminta ampun darinya. Dan (ketiga) bala bencana yang ditimpakan Allah Subhanahu wa ta'ala kepadanya, maka kewajibannya adalah sabar. Barangsiapa yang melaksanakan tiga kewajiban ini, niscaya ia beruntung di dunia dan di akhirat.

2. Allah Subhanahu wa ta'ala menguji hamba-Nya untuk menguji kesabaran dan ubudiyah mereka, bukan untuk membinasakan dan menyiksa mereka. Maka, hak Allah Subhanahu wa ta'ala terhadap hamba-Nya adalah ubudiyah/penyembahan  di waktu susah, sebagaimana kepada-Nya ubudiyah di kala senang. Kepada-Nya ubudiyah pada sesuatu yang dibenci, sebagaimana untuk-Nya ubudiyah pada sesuatu yang disukai. Mayoritas manusia memberikan ubudiyah/penyembahan pada sesuatu yang mereka sukai, dan perkaranya adalah memberikan ubudiyah pada yang dibenci. Mereka saling berbeda dalam hal itu. Berwudhu dengan air dingin pada saat panas yang luar biasa dan menikahi istrinya yang cantik adalah ubudiyah/ibadah. Dan berwudhu dengan air dingin pada saat dingin yang menusuk tulang adalah ibadah. Meninggalkan maksiat yang disenangi nafsu tanpa ada rasa takut kepada manusia adalah ibadah, dan sabar terhadap rasa lapar dan sakit adalah ibadah, akan tetapi terdapat perbedaan di antara dua ibadah.

          Maka, barangsiapa yang selalu beribadah kepada Allah di saat senang dan susah, dalam kondisi yang dibenci dan disukai, maka dia termasuk hamba Allah Subhanahu wa ta'ala yang tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka tidak berduka cita. Musuhnya tidak bisa menguasainya, maka Allah Subhanahu wa ta'ala menjaganya. Akan tetapi kadang syetan memperdayanya. Seseorang hamba diberi cobaan dengan lupa, syahwat, dan marah. Dan masuknya syetan  terhadap hamba berawal dari tiga pintu ini. Allah Subhanahu wa ta'ala menguasakan (memberikan otoritas) nafsu, keinginan dan syetannya kepada setiap hamba dan mengujinya, apakah dia mentaatinya atau mentaati Rabb-nya.

          Allah Subhanahu wa ta'ala memiliki perintah-perintah kepada manusia dan nafsu juga memiliki perintah-perintah. Allah menghendaki kesempurnaan iman dan amal shaleh dari manusia, dan nafsu menghendaki kesempurnaan harta dan syahwat. Allah menghendaki amal perbuatan untuk akhirat dari kita dan nafsu menghendaki perbuatan untuk dunia. Iman adalah jalan keselamatan dan lampu lentera yang dengannya dia melihat kebenaran dari yang lainnya dan inilah tempat cobaan.

1- أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَيُفْتَنُونَ {2} وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ {3}
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?  Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-'Ankabuut:2-3)
2- وَمَآأُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَارَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ {53}
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Yusuf:53)
فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ إِنَّ اللهَ لاَيَهْدِى الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ {3- }
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka).Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-Qashash:50)

4- SYIRIK

          Syirik: yaitu menjadikan sekutu bagi Allah Subhanahu wa ta'ala dalam rububiyah, uluhiyah, asma' dan sifat-Nya, atau pada salah satunya. Apabila seorang manusia meyakini bahwa bersama Allah ada yang menciptakan, atau yang menolong, maka dia seorang musyrik. Barangsiapa yang meyakini bahwa sesuatu selain Allah berhak disembah, maka dia seorang musyrik. Barangsiapa yang meyakini bahwa bagi Allah ada yang serupa pada asma' dan sifat-Nya, maka dia seorang musyrik.

Bahaya Syirik

1. Syirik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala adalah perbuatan yang teramat zalim, karena telah melewati batas hak Allah Subhanahu wa ta'ala yang khusus dengan-Nya, yaitu tauhid. Tauhid adalah keadilan paling adil dan syirik adalah kezaliman yang paling bengis dan kejahatan yang paling keji; karena ia mengurangi bagi Rabb semesta alam, menyombongkan diri dari taat kepada-Nya dan memalingkan kemurnian hak-Nya kepada selain-Nya dan memutarkan selainnya dengannya. Karena begitu besar bahayanya, maka sesungguhnya siapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan syirik kepada Allah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala tidak mengampuninya, seperti dalam firman-Nya:

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki, (QS. An-Nisaa'48)
2. Syirik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala merupakan dosa terbesar. Siapa menyembah selain Allah berarti dia telah meletakkan ibadah di tempat yang salah, dan memalingkannya kepada yang tidak berhak. Hal itu kezaliman yang besar, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman :13)
3. Syirik besar menggugurkan semua amal perbuatan dan memastikan kebinasaan dan kerugian, ia adalah dosa yang terbesar.

a. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65)
b. Dari Abu Bakrah radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Maukah kalian aku beritahukan dosa yang terbesar? (Nabi mengucapkannya sampai tiga kali). Mereka menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua.' Dan beliau duduk dan tadinya beliau bersandar: 'Ketahuilah!, dan sumpah palsu.' Abu Bakrah berkata, 'Beliau terus mengulanginya hingga kami berkata, 'Semoga beliau diam." Muttafaqun 'Alaih.[7]

Keburukan-Keburukan Syirik:
          Allah Subhanahu wa ta'ala menyebutkan empat keburukan syirik dalam empat ayat, yaitu:
1. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا {48}
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa`:48)
2. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa` 116)

3. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah:72)
4. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj:31)

Balasan Ahli Syirik

1. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ أَهْلِ الْكِتَبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خَلِدِيْنَ فِيْهَآ أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah :6)
2. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً {150} أُوْلاَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا { 151}
Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan:"Kami beriman kepada yang sebahagian dan kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS. An-Nisaa`:151)
3. Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam  bersabda, 'Barangsiapa yang meninggal dunia, sedangkan dia berdoa kepada sekutu dari selain Allah Subhanahu wa ta'ala, niscaya dia masuk neraka." Muttafaqun 'alaih.[8]

Dasar Syirik

          Dasar syirik dan pondasinya dibangun atasnya adalah bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Barangsiapa yang bergantung kepada selain Allah niscaya menyerahkannya kepada sesuatu yang dia bertawakkal kepadanya, menyiksanya dengannya, menghinakannya dari sisi yang dia bergantung dengannya. Jadilah ia tercela, tidak ada pujian baginya, terhina tidak ada penolong baginya, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

لاَّتَجْعَلْ مَعَ اللهِ إِلاَهًا ءَاخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَخْذُولاً
Janganlah kamu adakan ilah-ilah yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). (QS. Al-Isra` :22)

5. BAGIAN-BAGIAN SYIRIK

Syirik terbagi dua: Syirik besar dan syirik kecil.

1. Syirik besar mengeluarkan seseorang dari agama, menggugurkan semua amal ibadah, pelakunya menjadi halal darah dan hartanya, dan dikekalkan di dalam neraka apabila dia meninggal dunia dan tidak sempat bertaubat. Yaitu memalingkan ibadah atau sebagiannya kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala, seperti berdoa kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala, menyembelih dan bernazar kepada selain Allah berupa ahli kubur, jin, syetan, dan selain mereka. Dan begitu pula berdoa kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala yang tidak bisa melakukannya selain Allah seperti meminta kekayaan dan kesembuhan, meminta hajat dan turun hujan kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan seperti yang demikian itu yang diucapkan orang-orang bodoh di sisi kubur para wali dan orang-orang shalih, atau di sisi berhala berupa pohon, batu, dan yang semisalnya.

. Di antara macam-macam syirik besar:

a. Syirik dalam takut: yaitu takut kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala berupa berhala atau patung, atau thagut, atau mayat, atau yang gaib (tidak terlihat mata, pent.) dari bangsa jin atau manusia bahwa ia bisa membahayakannya atau menimpakan kepadanya sesuatu yang dibenci. Takut ini termasuk tingkatan agama yang tertinggi dan teragung. Barangsiapa yang memalingkannya kepada selain Allah maka sungguh dia telah menyekutukan Allah dengan syirik besar. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
فَلاَتَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُمْ مُّؤْمِنِينَ
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imrah : 175)
b. Syirik dalam tawakkal: tawakkal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dalam segala perkara dan di semua kondisi termasuk jenis ibadah yang paling agung yang harus diikhlaskan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala saja. Barangsiapa yang bertawakkal kepada selain Allah dalam perkara yang tidak bisa melakukannya selain Allah, seperti tawakkal kepada orang yang sudah meninggal dunia dan orang-orang yang ghaib serta seumpama mereka dalam menolak bahaya, mendapatkan manfaat dan rizqi, berarti dia telah menyekutukan Allah dengan syirik besar. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS. Al-Maidah :23)
c. Syirik dalam mahabbah (cinta): Cinta kepada Allah Subhanahu wa ta'ala adalah cinta yang konsekuensi logisnya adalah kesempurnaan hina dan taat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Inilah cinta yang murni hanya karena Allah. Tidak boleh menyekutukan seseorang dengan-Nya dalam mahabbah ini. Maka, siapa yang cinta kepada sesuatu seperti cintanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, berarti ia telah menjadikan sekutu dari selain Allah dalam cinta mengagungkan, dan ini termasuk syirik. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا للهِ
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS. Al-Baqarah:165)
d. Syirik dalam taat:
          termasuk syirik dalam taat adalah taat kepada para ulama, umara (pemerintah), pemimpin dan hakim dalam menghalalkan yang diharamkan, atau mengharamkan yang dihalalkan Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka, siapa yang taat kepada mereka dalam hal itu, berarti dia telah menjadikan sekutu-sekutu (tandingan-tandingan) bagi Allah Subhanahu wa ta'ala dalam tasyri' (menetapkan hukum), menghalalkan dan mengharamkan. Ini termasuk syirik besar, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
اِتَّخَذُوْا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ اللهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَآأُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْا إِلَهًا وَاحِدًا لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-Rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubat :31)

. Pembagian nifaq:

1. Nifaq besar: yaitu nifaq dalam keyakinan dengan cara menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran. Penganutnya adalah kafir, (ia akan dimasukkan) ke dalam neraka bagian paling bawah. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ اْلأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisaa` :145)
2. Nifaq Kecil: yaitu nifaq dalam perbuatan dan seumpamanya. Pelakunya tidak keluar dari agama Islam, akan tetapi dia maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
          Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Ada empat perkara, siapa yang ada padanya empat perkara itu, niscaya ia adalah seorang munafik murni. Dan, siapa yang ada salah satunya padanya, berarti pada dirinya ada satu perkara nifaq sampai dia meninggalkannya: Bila diberi amanah, ia berkhianat, bila bicara ia berdusta, bila berjanji ia melanggar, dan bila berbantahan (bermusuhan) ia menyimpang/menyeleweng. "Muttafaqun 'Alaih.[9]

2. Syirik Kecil: yaitu sesuatu yang dinamakan syirik oleh syara' dan tidak sampai kepada syirik besar. Syirik ini mengurangi tauhid, tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia adalah sarana menuju syirik besar. Pelakunya akan disiksa dan tidak kekal dalam neraka seperti kekalnya orang-orang kafir. Darahnya tidak boleh ditumpahkan dan hartanya tidak boleh diambil. Syirik besar menggugurkan semua amal ibadah. Adapun syirik kecil, maka ia menggugurkan amal ibadah yang menyertainya. Seperti orang yang beribadah karena Allah Subhanahu wa ta'ala, ia juga ingin mendapat pujian manusia atasnya, seperti memperbaiki shalatnya, atau bersedekah, atau puasa, atau berzikir kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar manusia melihatnya, atau mendengarnya, atau memujinya. Ini adalah riya, bila disertai amal ibadah niscaya riya itu membatalkannya. Tidak ada ungkapan syirik dalam al-Qur`an kecuali yang dimaksud adalah syirik besar. Adapun syirik kecil, maka terdapat dalam sunnah-sunnah mutawatir.

1. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا بَشَرٌ مِّثْلَكُمْ يُوحَى إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلاَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah:"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:"Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya". (QS. Al-Kahfi:110)
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman (dalam hadits qudsi): 'Aku adalah yang paling kaya dari sekutu. Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang di dalamnya menyekutukan yang lain dengan Aku, niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya."[10]

. Termasuk syirik kecil adalah bersumpah dengan sesuatu selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan ucapan manusia: sesuatu yang dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan, atau kalau bukan karena Allah dan fulan, atau ini dari Allah dan fulan, atau tidak ada bagiku selain Allah dan fulan, dan seumpamanya. Seharusnya ia berkata: Sesuatu yang dikehendaki Allah kemudian dikehendaki fulan, dan seterusnya.

1.           Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang bersumpah kepada selain Allah, maka dia telah kafir atau syirik." HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi.[11]

2.           Dari Huzaifah radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Janganlah engkau katakan: 'Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan, akan tetapi katakanlah: apa yang dikehendaki Allah kemudian yang dikehendaki fulan." HR. Ahmad dan Abu Daud.[12]

. Syirik kecil bisa menjadi besar menurut apa yang ada di hati pelakunya. Maka, seorang muslim harus berhati-hati terhadap syirik secara mutlak/absolut: yang besar dan kecil. Syirik adalah kezhaliman yang besar yang tidak diampuni oleh Allah. Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisaa`:48)
. Perbuatan dan Ucapan yang termasuk syirik (menyekutukan Allah) atau termasuk sarana-sarananya.

          Ada perbuatan dan ucapan yang berada di antara syirik besar dan kecil menurut hati pelakunya dan yang bersumber darinya. Ia bertentangan dengan tauhid atau mengotori kemurniannya. Syari'at telah memperingatkan darinya, di antaranya adalah:

1.           Memakai gelang atau benang dan semisalnya dengan tujuan menghilangkan mara bahaya atau penangkal datangnya mara bahaya. Hal itu termasuk syirik.

2.           Menggantung tamimah[13] terhadap anak-anak, sama saja berasal dari kharz, atau tulang, atau tulisan. Hal itu untuk menjaga diri dari 'ain[14] dan itu termasuk syirik.

3.           Tathayyur, yaitu menganggap sial dengan burung atau seseorang atau suatu tempat atau semisalnya, dan itu termasuk syirik karena dia bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala dengan keyakinan mendapat bahaya dari makhluk yang tidak mempunyai manfaat atau mudharat untuk dirinya sendiri. Keyakinan ini termasuk gangguan syetan dan waswasnya, hal itu menolak tawakkal.

4.           Tabarruk (mengambil berkah) kepada pohon, batu, tempat-tempat bersejarah, kubur, dan semisalnya. Maka, meminta berkah, mengharap, dan meyakininya dalam perkara-perkara itu termasuk syirik; karena ia bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala dalam mendapatkan berkah.

5.           Sihir: yaitu yang samar dan halus sebabnya. Ia adalah nama dari jimat-jimat, mantera-mantera, ucapan, dan obat-obatan, maka hal itu memberi pengaruh di hati dan badan, lalu menyebabkan sakit atau meninggal dunia, atau memisahkan di antara seseorang dan istrinya. Ia adalah perbuatan syetan, dan kebanyakan dari sihir itu tidak bisa sampai kepadanya kecuali dengan perbuatan menyekutukan Allah. Sihir adalah perbuatan syirik karena padanya mengandung ketergantungan kepada selain Allah dari jenis syetan, karena hal itu termasuk mengaku mengetahui yang gaib. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

وَمَاكَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِّنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merek mengajarkan sihir kepada manusia …. (QS. Al-Baqarah :102)
Terkadang sihir adalah perbuatan maksiat yang merupakan bagian dari dosa besar, bila hanya dengan obat-obatan dan sejenisnya saja.

6.           Meramal: ia adalah mengaku mengetahui yang gaib, seperti memberitakan yang akan terjadi di muka bumi karena bersandar kepada syetan, dan itu termasuk syirik; karena mengandung pendekatan diri kepada selain Allah dan mengklaim mengetahui yang gaib bersama Allah Subhanahu wa ta'ala. Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad."[15]

7.           Tanjim (astrologi): yaitu mengambil dalil dengan kondisi falak(peredaran bulan dan matahari) atas segala kejadian di permukaan bumi, seperti waktu bertiupnya angin, turunnya hujan, terjadinya penyakit dan kematian, nampaknya panas dan dingin, perubahan harga dan sejenisnya. Itu termasuk syirik; karena menyandarkan sekutu bagi Allah dalam mengatur dan terhadap ilmu gaib.

8.           Meminta hujan dengan bintang: yaitu menyandarkan turunnya hujan kepada munculnya bintang atau tenggelamnya, seperti ia berkata: kita diturunkan hujan dengan bintang ini dan bintang itu. Maka, ia menyandarkan hujan kepada bintang, bukan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Ini termasuk syirik; karena turunnya hujan berada di tangan Allah Subhanahu wa ta'ala, bukan di tangan bintang dan yang lainnya.

Menyandarkan nikmat kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala.

     Segala nikmat di dunia dan akhirat berasal dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Barangsiapa menyandarkannya kepada selain-Nya, sesungguhnya dia telah kafir dan menyekutukan Allah Subhanahu wa ta'ala. Seperti orang yang menyandarkan nikmat mendapat harta atau sembuh dari sakit kepada fulan atau fulan, atau menyandarkan nikmat perjalanan dan keselamatan di darat, laut dan udara kepada sopir, nakoda, dan pilot, atau menyandarkan mendapat nikmat dan terhindar dari mara bahaya kepada usaha pemerintah atau individu atau bendera dan semisalnya.

Maka, wajib menyandarkan semua nikmat kepada Allah saja dan bersukur kepada-Nya. Adapun yang terjadi di atas tangan sebagian makhluk hanyalah merupakan sebab yang terkadang membuahkan hasil dan bisa juga tidak menghasilkan apa-apa. Terkadang bermanfaat dan bisa juga tidak berguna. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَمَابِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْئَرُون
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. An-Nahl: 53)

6. ISLAM

. Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi  kebutuhan terhadap makanan, minuman, dan darah. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia berada di antara dua gerakan: gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.

. Agama Islam ada tiga tingkatan: Islam, iman dan ihsan dan setiap tingkatan mempunyai rukun.

. Perbedaan di antara Islam, iman dan ihsan:

          Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang enam. Dan bila salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya mengandung makna dan hukum yang lainnya.

. Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada Islam. (Ruang lingkup)Ihsan lebih umum dari sisi dirinya; karena ia mengandung makna iman. Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah merealisasikan iman. Ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap mukmin adalah muhsin.

. Iman lebih umum daripada Islam dari sisi dirinya; karena ia mengandung Islam. Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali apabila telah merealisasikan Islam. Iman lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli iman adalah segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya. Maka, setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.

. Pengertian Islam:

          Islam adalah berserah diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa yang berserah diri kepada Allah saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah dan yang lainnya, maka dia adalah seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka dia seorang kafir yang sombong.

7. RUKUN ISLAM

Rukun Islam ada lima:

Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji, dan puasa Ramadhan." Muttafaqun 'Alaih.[16]

. Pengertian Syahadah (laailaaha illAllah):

          Manusia mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa ta'ala, dan sesembahan-sesembahan selain Dia, maka ketuhanannya adalah batil dan ibadahnya juga batil. Kalimah syahadah tersebut mengandung nafi (meniadakan) dan itsbat (menetapkan). (Laa ilaaha), artinya menolak semua yang disembah selain Allah, (illAllah) adalah menetapkan ibadah kepada Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam menyembah-Nya, seperti tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya.

. Pengertian syahadah (Muhammad Rasulullah):

          Taat kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dalam perintahnya, membenarkan beritanya, menjauhi yang dilarangnya, dan dia tidak menyembah Alah kecuali dengan cara yang disyari'atkannya.

8. IMAN

          Iman berarti beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan buruknya.

          Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.

. Cabang-cabang keimanan:

          Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Iman terbagi lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan laailaa ha illAllah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu termasuk satu cabang dari iman." HR. Muslim[17] 

. Tingkatan-tingkatan Keimanan:

Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.

1.             Adapun rasanya iman, maka Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menjelaskan dengan sabdanya: "Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb (Tuhan), Islam sebagai agama, dan Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam sebagai rasul." HR. Muslim[18]

2.             Adapun manisnya iman, maka Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menjelaskan dengan sabdanya: "Ada tiga perkara, barangsiapa yang ada padanya, niscaya dia merasakan nikmatnya iman: bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihi wa sallam lebih dicintainya dari apapun selain keduanya, dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan dia benci kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api neraka." Muttafaqun 'alaih[19].

3.             Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat agama. Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah dan menolong, berjihad dan berinfak.

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {2} الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ {3} أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ {4}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka.  Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfaal :2-4)
2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfal: 74)
3, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلاَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujuraat :15)
. Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman hingga dia mengetahui bahwa apapun yang menimpanya tidak akan terlepas darinya dan apapun yang terlepas darinya pasti tidak akan menimpanya.

. Kesempurnaan Iman:

          Cinta yang sempurna kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya memberikan konsekuensi adanya yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah, sedang keduanya adalah amal ibadah hati. Dan pemberian dan tidak memberinya hanya karena Allah Subhanahu wa ta'ala, sedang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya keduanya menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Dari Abu Umamah radhiyallahu'anhu, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa cinta karena Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah Subhanahu wa ta'ala, niscaya dia telah menyempurnakan iman." HR: Abu Daud[20]

9. TERMASUK PERKARA-PERKARA IMAN

. Cinta kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam:

          Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak beriman (sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada ayahnya, anaknya, dan manusia sekalian." Muttafaqun 'alaih.[21]

. Mencintai kaum anshar:

          Dari Anas radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tanda iman adalah mencintai kaum anshar dan tanda nifak adalah membenci kaum anshar."Muttafaqun 'alaih[22]

. Mencintai orang-orang yang beriman:

          Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Kamu tidak bisa masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kamu saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kamu lakukan niscaya kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." HR. Muslim[23]

. Mencintai saudaranya sesama Islam:

          Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Tidak beriman (sempurna) seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya –atau tetangganya- apa yang dia cintai untuk dirinya." Muttafaqun 'alaih[24]

. Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik:

          Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." Muttafaqun 'Alaih.[25]


. Memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar:

          Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: 'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama) hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka hendaklah dia merubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman." HR. Muslim.[26]

. Nasehat:

          Dari Tamim ad-Darimi radhiyallahu'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Agama adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau menjawab, 'Untuk Allah Subhanahu wa ta'ala, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum." HR. Muslim. [27]

. Iman adalah amalan yang paling utama:

          Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam ditanya: 'Apakah amalan yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah.' Beliau ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur." Muttafaqun 'Alaih.[28]

. Iman bertambah karena ketaatan dan berkurang karena perbuatan maksiat:

1. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS. Al-Fath :4)
2. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata :"Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?". Adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. (QS. At-Taubah :124)
3. Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak berzina orang yang berzina saat berzina sedangkan dia dalam keadaan beriman. Tidak mencuri orang yang mencuri saat dia mencuri sedangkan dia dalam keadaan beriman. Dan tidak meminum arak (orang yang meminumnya) saat dia meminum sedangkan dia dalam keadaan beriman." Muttafaqun 'alaih.[29]

4, Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang yang pernah berkata:'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." Dan dalam satu riwayat:  'iman' di tempat 'kebaikan'[30].

. Amal perbuatan orang kafir yang dilakukannya sebelum Islam:

1, Apabila orang kafir masuk Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukannya diampuni, karena firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (QS. Al-Anfaal :38)
2. Dan atas segala amal kebaikan (yang dilakukannya semasa kufur) diberikan pahala kepadanya, berdasarkan riwayat bahwa Hakim bin Hizam radhiyallahu'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam: 'Bagaimana pendapatmu terhadap beberapa perkara (kebaikan) yang pernah saya lakukan di masa jahiliyah, apakah ada balasannya untuk saya?' Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda kepadanya:'Kamu masuk Islam bersama kebaikan yang pernah kamu lakukan."Muttafaqun 'Alaih.[31]

3, Dan (sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka dia disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam: 'Barang siapa yang berbuat Kebaikan di masa Islam, niscaya tidak disiksa karena perbuatan buruk yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang berbuat kejahatan di masa sesudah Islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang pertama dan terakhir." Muttafaqun 'Alaih.[32]

10. RUKUN-RUKUN IMAN

          Rukun iman ada enam yaitu yang disebutkan dalam hadits Jibril 'alaihissalam tatkala bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tentang iman, Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menjawab: 'Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada ketentuan baik dan buruk-Nya." Muttafaqun 'alaih.[33]

1- Iman Kepada Allah Subhanahu wa ta'ala

Iman kepada Allah mengandung empat perkara:

- Beriman dengan adanya Allah Subhanahu wa ta'ala:
          . Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberikan fithrah kepada setiap makhluk untuk beriman kepada Penciptanya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. Ar-Rumm :30)
    . Akal sehat manusia menunjukkan bahwa alam semesta ini mempunyai sang pencipta. Sesungguhnya makhluk-makhluk ini, generasi terdahulu dan yang menyusulnya,  harus ada sang pencipta yang mengadakannya. Dia tidak mungkin menciptakan dirinya sendiri, dan tidak ada secara kebetulan. Maka, pastilah bahwa dia mempunyai pencipta. Dia-lah Allah Subhanahu wa ta'ala, Rabb semesta alam. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri) Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). (QS. Ath-Thur :35-36)
. Perasaan manusia menunjukkan adanya Allah Subhanahu wa ta'ala. Sesungguhnya kita melihat silih bergantinya malam dan siang, rizqi manusia dan hewan, pengaturan urusan semua makhluk, memberikan indikasi yang pasti terhadap adanya Allah Subhanahu wa ta'ala:
Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan. (QS. An-Nur :44)
. Allah Subhanahu wa ta'ala memperkuat para rasul dan Nabi-Nya dengan tanda-tanda dan mukjizat yang dapat dilihat atau didengar manusia. Ia merupakan perkara-perkara yang berada di luar batas kemampuan manusia. Allah Subhanahu wa ta'ala memperkuat dan menolong para rasul-Nya dengan mukjizat tersebut. Ini merupakan tanda yang pasti terhadap adanya yang mengutus mereka, Dia-lah Allah. Seperti, Allah Subhanahu wa ta'ala membuat api menjadi dingin dan memberikan keselamatan  terhadap Ibrahim 'Alaihis salam, membelah laut bagi Musa 'Alaihis salam, menghidupkan orang mati bagi Isa 'Alaihis salam, dan membelah bulan bagi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam.

. Sudah sekian banyak Allah Subhanahu wa ta'ala mengabulkan orang-orang yang berdoa, memberi kepada orang-orang yang meminta, menolong orang-orang yang kesusahan, yang menunjukkan adanya Allah, ilmu dan kekuasaan-Nya.
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala;
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu :"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (QS. Al-Anfaal :9)
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: "(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS. Al-Anbiya`:83-84)
. Syariat menunjukkan adanya Allah Subhanahu wa ta'ala. Hukum-hukum yang mencakup segala kepentingan makhluk, dan yang diturunkan oleh Allah di dalam kitab-kitab-Nya terhadap para Nabi dan rasul-Nya merupakan bukti bahwa hal itu berasal dari Rabb Yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha Mengetahui terhadap segala kepentingan hamba-Nya.

2. Beriman bahwa Allah adalah Rabb satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya:

          Rabb adalah yang memiliki ciptaan, kerajaan, dan perkara. Maka, tiada yang menciptakan kecuali Allah Subhanahu wa ta'ala, tiada yang menjadi raja selain Allah Subhanahu wa ta'ala, dan semua perkara adalah milik-Nya. Makhluk adalah makhluk-Nya, kerajaan adalah kerajaan-Nya, dan perkara adalah perkara-Nya. Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Mengasihi apabila diminta kasih sayang-Nya, mengampuni apabila diminta ampunan-Nya, memberi apabila diminta, dan mengabulkan bila dimohon. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. (QS. Al-A'raaf :54)
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Maidah:120)
. Kita mengetahui dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan segala makhluk, mengadakan semua yang ada, membentuk segala sesuatu yang ada di jagad raya, menciptakan langit dan bumi, matahari dan bulan, malam dan siang, air dan tumbuhan, manusia dan hewan, gunung dan lautan.
Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan: 2)
. Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya. Dia tidak mempunyai menteri, tidak memiliki pemberi saran, dan tidak ada penolong. Maha Suci Dia Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Beristiwa di atas arsy dengan kekuasaan-Nya, membentangkan bumi dengan kehendak-Nya, menciptakan segala makhluk dengan keinginan-Nya, menguasai makhluk dengan kekuatan-Nya, Rabb timur dan barat, tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).

. Kita mengetahui dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, Maha Meliputi atas segala sesuatu, Raja segala sesuatu, Maha Mengetahui dengan segala sesuatu, Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Semua leher (jiwa) tunduk bagi keagungan-Nya, segala suara khusyu' bagi kehebatan-Nya (pengaruh-Nya). Orang-orang yang kuat menjadi lemah karena kekuatan-Nya. Semua pandangan tidak bisa melihat-Nya dan Dia melihat segala pandangan. Dia-lah Yang Maha Lembut lagi Maha Mengetahui/ Mengenal. Dia melakukan apa yang Dia kehendaki dan memutuskan apa yang Dia mau.
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:"Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. Yasin :82)
. Allah Subhanahu wa ta'ala mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan nyata, Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi, mengetahui beratnya gunung, mengetahui timbangan laut, mengetahui bilangan/jumlah titik hujan, mengetahui bilangan daun-daun di pepohonan, mengetahui biji-biji pasir, dan mengetahui yang digelapi malam dan diterangi siang:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al-An'aam:59)
. Kita mengetahui dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala setiap hari berada dalam setiap urusan. Tidak ada sesuatupun di langit dan di bumi yang samar atas-Nya. Mengatur perkara, mengirim angin, menurunkan hujan, menghidupkan bumi setelah matinya, memuliakan dan menghinakan siapa yang dikehendakinya, menghidupkan dan mematikan, memberi dan menegah (menolak dan memberi), merendahkan dan mengangkat.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadidi :3)
. Kita mengetahui dan meyakini bahwa perbendaharaan langit dan bumi, semuanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan segala sesuatu yang ada, maka khazanahnya ada di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Khazanah air, khazanah tumbuhan, khazanah udara, khazanah barang tambang, khazanah kesehatan, khazanah keamanan, khazanah nikmat, khazanah siksa, khazanah kasih sayang, khazanah petunjuk, khazanah kekuatan, khazanah kemuliaan, semua khazanah ini dan yang lainnya ada di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala dan di Tangan-Nya.
Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya ; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. (QS. Al-Hijr:21).
. Apabila kita telah mengetahui hal tersebut dan yakin  terhadap kekuasaan, keagungan, kekuatan, kebesaran, pengetahuan, khazanah, kasih sayang, dan keesaan Allah Subhanahu wa ta'ala, niscaya hati pasti menghadap kepada-Nya, terbukalah dada untuk menyembah-Nya, seluruh anggota tubuh tunduk karena taat kepada-Nya, lisan mengucapkan zikir kepada-Nya karena mengagungkan dan membesarkan, bertasbih (mensucikan) dan bertahmid (memuji), maka janganlah kamu meminta kecuali kepada-Nya, jangan meminta tolong kecuali kepada-Nya, jangan bertawakkal selain kepada-Nya, jangan takut kecuali dari-Nya, jangan menyembah selain kepada-Nya.
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah, Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al-An'aam:102)
Beriman kepada uluhiyah Allah Subhanahu wa ta'ala

          Kita mengetahui dan meyakini bahwa hanya Allah Subhanahu wa ta'ala saja ilah yang sebenarnya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya Dia yang berhak disembah. Dia-lah Rabb (Tuhan) semesta alam, ilah alam jagad raya. Kita menyembah-Nya dengan cara yang Dia syari'atkan, disertai kesempurnaan hina kepada-Nya, kesempurnaan cinta dan kesempurnaan pengagungan.

. Kita mengetahui dan meyakini bahwa sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala Maha Esa dalam rububiyah-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka, demikian pula Dia Maha Esa pada uluhiyah-Nya, tiada ada sekutu bagi-Nya. Maka, kita hanya menyembah-Nya saja, tiada sekutu bagi-Nya dan kita menjauhi penyembahan kepada selain-Nya. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (Yang hak di sembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah:163)
. Setiap yang disembah selain Allah Subhanahu wa ta'ala, maka uluhiyahnya adalah batil dan penyembahan kepadanya adalah batil.
(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Rabb) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al-Hajj :62)
. Beriman kepada Asma` dan Sifat Allah Subhanahu wa ta'ala:

          Pengertiannya: memahaminya, menghapalnya, mengakuinya, menyembah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengannya, dan mengamalkan tuntutannya. Maka, mengenal sifat-sifatbkebesaran, kemuliaan, dan keagungan Allah Subhanahu wa ta'ala akan mengisi hati semua hamba karena membesarkan dan mengagungkan-Nya.

          Dan, mengenal sifat kemuliaan, kemampuan, kekuasaan mengisi hati sifat hina, tunduk, dan merendahkan diri di hadapan Rabb-nya.

          Dan, mengenal sifat-sifat kasih sayang, kebaikan, pemurah, dan pemberi mengisi hari rasa ingin dan berharap pada karunia, kebaikan, dan kemurahan Allah Subhanahu wa ta'ala.

          Dan, mengenal sifat ilmu dan meliputi, mengharuskan bagi hamba sifat muraqabah kepada Rabb-nya dalam segala gerak geriknya.

          Gabungan semua sifat ini mengharuskan seorang hamba untuk memiliki sifat mahabbah (cinta), rindu, bahagia dekat dengan-Nya, tawakkal, dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.

. Kita menetapkan bagi Allah asma` dan sifat (Nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia) yang ditetapkan-Nya untuk diri-Nya atau yang ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bagi-Nya. Kita beriman kepada-Nya dan kepada yang diindikasikan atasnya berupa ma'na dan pengaruh. Maka, kita beriman bahwa Allah رَحِيْمٌ(Maha Pengasih) dan pengertiannya adalah bahwa Dia mempunyai sifat kasih sayang. Dan di antara pengaruh dari nama ini: bahwa Dia memberikan kasih sayang kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan, seperti inilah penjelasan pada nama-nama yang lain. Kita menetapkan hal itu berdasarkan atas sifat dan asma` yang pantas bagi kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala tanpa ada tahrif (mengubah lafazh dan membelokkan makna sebenarnya), ta'thil (pengingkaran seluruh atau sebagian asma` dan sifat Allah Subhanahu wa ta'ala), takyif (menanyakan bagaimana Allah), dan tamtsil (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syura:11)
. Kita mengetahui dan meyakini bahwa hanya Allah Subhanahu wa ta'ala semata yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi dan kita berdoa kepada-Nya dengannya:

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'raaf :180)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang dapat menghitungnya niscaya ia masuk surga." Muttafqun 'alaih.[34]

. Asma` Allah Yang Maha Indah:

          Asma` Allah Subhanahu wa ta'ala mengindikasikan atas sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Ia (asma`) diambil dari sifat. Maka, ia adalah asma` dan sifat, karena itulah ia menjadi indah. Dan, mengetahui Allah Subhanahu wa ta'ala, asma dan sifat-Nya merupakan ilmu yang paling mulia, paling agung dan paling wajib. Di antara asma` Allah Subhanahu wa ta'ala adalah:
  • Allah: yaitu yang disembah, dicintai, diagungkan oleh semua makhluk, tunduk bagi-Nya dan kembali kepada-Nya dalam segala kebutuhan.
  • Ar-Rahman ar-Rahim: Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang: yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu.
  • Al-Malik: Dia Yang Maha Memiliki: yang memiliki semua makhluk.
  • Al-Maalik: Dia Raja: yang merajai semua pemilik, raja-raja dan hamba.
  • Al-Malik: Pemilik Kerajaan:  yang terlaksana perintah-Nya di dalam kerajaan-Nya. Di Tangan-Nya kerajaan. Dia memberikan kerajaan kepada orang yang dikehendaki-Nya dan mengambil kerajaan dari orang yang Dia kehendaki.
  • Al-Quddus (Yang Maha Suci): yang Maha Suci dari kekurangan dan cela, yang diberikan sifat dengan sifat kesempurnaan.
  • As-Salaam (Yang Memberi Keselamatan, Yang Melimpahkan kesejahteraan, Yang Terhindar dari segala kekurangan): yang terhindar dari segala cela, penyakit, dan kekurangan.
  • Al-Mukmin (Yang Memberi Keamanan): yang makhluk-Nya aman dari perbuatan zhalim-Nya. Dia menciptakan keamanan dan memberikan nikmat dengannya kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.
  • Al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara), Yang Maha Menyaksikan apa saja dari makhluk-Nya, tiada suatu pun yang gaib dari-Nya.
  • Al-'Aziz (Yang Maha Perkasa): Yang milik-Nya semua keperkasaan. Dia-lah yang maha perkasa yang tidak ada tandingannya. Yang Maha Perkasa yang tidak bisa dikalahkan, Yang Maha Kuat lagi keras, yang semua makhluk tunduk kepada-Nya.
  • Al-Jabbar (Yang Maha Kuasa memaksakan semua kehendak-Nya kepada semua makhluk-Nya): Yang Maha Tinggi di atas makhluk-Nya, yang berkuasa terhadap mereka menurut yang Dia kehendaki, yang memiliki alam jagat raya dan kebesaran yang memaksa hamba-Nya dan memperbaiki kondisi mereka.
  • Al-Mutakabbir (Yang Mempunyai segala kebesaran dan keagungan): yang mempunyai kebesaran dari sifat, maka tidak ada sesuatu yang seumpama-Nya, yang mempunyai keagungan dari setiap yang buruk dan zalim.
  • Al-Kabir (Yang Maha Besar): Yang segala sesuatu adalah kecil di bawah-Nya. Milik-Nya kebesaran di langit dan bumi.
  • Al-Khaliq (Yang Maha Pencipta): Yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya.
  • Al-Khallaaq : Yang telah menciptakan dan terus menciptakan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya.
  • Al-Baari` (Yang Mengadakan): Yang mengadakan makhluk, maka Dia mengadakan mereka dengan kekuasaan, dan membedakan sebagian makhluk-Nya dari yang lain serta menjadikan mereka bebas.
  • Al-Mushawwir (Yang Membentuk rupa): Yang memunculkan makhluk-Nya berdasarkan rupa yang berbeda-beda, berupa panjang dan pendek, besar dan kecil.
  • Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi): Yang bermurah hati dengan pemberian dan nikmat secara terus menerus.
  • Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi Rizqi): yang rizqi-Nya meluasi semua makhluk.
  • Ar-Raziiq (Yang Memberi Rizqi): Yang menciptakan segala rizqi dan menyampaikannya kepada makhluk-Nya.
  • Al-Ghafur al-Ghaffar (Yang Maha pengampun): yang dikenal dengan pengampunan dan maaf.
  • Al-Ghaafir : Yang menutupi dosa hamba-Nya.
  • Al-Qaahir (Yang mempunyai kekuasaan tertinggi): Yang maha tinggi, yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas hamba-hamba-Nya. Yang tunduk bagi-Nya semua jiwa dan menghinakan diri kepada-Nya orang-orang yang kuat.
  • Al-Qahhar (Yang Maha Mengalahkan): Yang mengalahkan semua makhluk menurut apa yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Yang Maha Mengalahkan dan apa yang selain-Nya dikalahkan.
  • Al-Fattah (Yang Maha Pemberi Keputusan): Yang memutuskan di antara hamba-Nya dengan benar dan adil, dan Dia membuka untuk mereka pintu-pintu rahmat dan rizqi, Yang Maha Penolong bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, Yang menyendiri mengetahui kunci-kunci yang gaib.
  • Al-'Aliim (Yang Maha Mengetahui): Yang tidak ada sesuatu yang samar atasnya. Yang Maha Mengetahui rahasia dan yang samar, segala yang nampak dan yang tersembunyi, ucapan dan perbuatan, yang gaib dan nyata, Dia Maha Mengetahui yang gaib.
  • Al-Majiid (Yang Maha Mulia/Yang Maha Terpuji): Yang dipuji dengan perbuatan-Nya. Makhluk-Nya memuji-Nya karena keagungan-Nya. Dia-lah yang dipuji di atas kemuliaan, keagungan, dan kebaikan-Nya.
  • Ar-Rabb: Yang Maha Memiliki lagi Mengatur (semua makhluk), Rabb segala yang memiliki, Yang memiliki segala makhluk, yang mengatur makhluk-Nya dan mengatur perkara mereka di dunia dan akhirat. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain-Nya. Dan tidak ada Rabb selain-Nya.
  • Al-'Azhim (Yang Maha Agung): Yang memiliki keagungan dan kebesaran dalam kerajaan dan kekuasaan-Nya.
  • Al-Waasi' (Yang Maha Luas karunia-Nya): Yang rahmat-Nya meluasi segala sesuatu, rizqi-Nya meluasi semua makhluk, Maha luas keagungan, kerajaan, dan kekuasaan, Maha luas karunia dan kebaikan.
  • Al-Karim (Yang Maha Pemurah/Mulia): Yang memiliki kemampuan yang besar, Yang mempunyai kebaikan yang banyak secara terus menerus. Maha suci dari kekurangan dan aib.
  • Al-Akram (Yang Paling Pemurah): Yang meliputi semua dengan pemberian dan karunia-Nya.
  • Al-Waduud (Yang Maha Pengasih): Yang mencintai bagi orang yang taat dan kembali kepada-Nya. Yang memuji mereka. Yang berbuat baik kepada mereka dan selain mereka.
  • Al-Muqit (Yang berkuasa memberi rizqi kepada setiap makhluk, Yang menjaga dan melindungi): Yang menjaga segala sesuatu, Yang mengurus segala sesuatu, Yang memberikan rizqi kepada semua makhluk.
  • As-Syakuur (Yang Maha Mensyukuri): Yang melipat gandakan segala kebaikan dan menghapus segala kesalahan.
  • Asy-Syaakir (Yang Mensyukuri amal kebaikan hamba-Nya): Yang mensyukuri perbuatan taat yang sedikit, lalu Dia memberikan pahala yang besar, memberikan nikmat yang banyak, ridha terhadap syukur yang sedikit.
  • Al-Lathiif (Yang Maha Halus, Yang Maha lembut terhadap hamba-Nya): Yang tidak ada sesuatu yang samar atas-Nya, Yang berbuat kebaikan kepada hamba-Nya, Yang bersikap lembut kepada mereka dari tempat yang tidak mereka ketahui, Maha Halus yang tidak ditemukan penglihatan.
  • Al-Halim (Yang Maha penyantun): Yang tidak segera menyiksa hamba-hamba-Nya karena perbuatan dosa mereka, bahkan Dia memberikan tempo agar mereka bertaubat.
  • Al-Khabiir (Yang Maha Mengenal, Yang Maha Mengetahui): Yang tidak ada sesuatu yang samar atas-Nya dari urusan makhluk-Nya, dari yang bergerak dan berdiam diri, berbicara dan membisu, dan yang kecil dan besar.
  • Al-Hafiizh (Yang Maha Pemelihara): Yang memelihara apa yang telah Dia ciptakan. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
  • Al-Haafizh: Yang memelihara amal perbuatan hamba dan menjaga kekasih-kekasih-Nya dari terjatuh di dalam dosa.
  • Ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi): Yang mengawasi hamba-Nya di dalam semua kondisi mereka. Yang Maha Memelihara, Yang tidak pernah gaib dari apa yang dipeliharaNya.
  • As-Samii' (Yang Maha Mendengar): Yang mendengar semua suara. Pendengaran-Nya meluasi segala suara. Mendengar sesuatu tidak mengganggu-Nya dari mendengar yang lain, kendati berbeda lisan, bahasa, dan kebutuhan. Tidak ada perbedaan di sisi-Nya yang rahasia dan terang-terangan, yang dekat dan yang jauh.
  • Al-Bashir (Yang Maha Melihat): Yang melihat segala sesuatu. Yang Maha Mengetahui segala kebutuhan dan perbuatan hamba. Siapa yang berhak mendapat petunjuk dan siapa yang berhak mendapat kesesatan. Tidak ada sesuatu yang terlupakan/hilang dari-Nya. Tidak ada sesuatu yang gaib dari-Nya.
  • Al-'Ali, al-A'la, al-Muta'aal (Yang Maha Tinggi, Yang Paling Tinggi) : Yang memiliki ketinggian dan terangkat. Yang segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya. Dia  Yang Maha Agung, Yang tidak ada yang lebih agung dari-Nya. Yang Maha Tinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya. Yang Maha Besar, tidak ada yang lebih besar dari-Nya.
  • Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana): Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan hikmah dan keadilan-Nya. Yang Maha Bijaksana dalam perkataan dan perbuatan-Nya.
  • Al-Hakam al-Hakim: Yang diserahkan hukum kepada-Nya, maka Dia tidak berbuat aniaya dan tidak berbuat zalim kepada seseorang.
  • Al-Qayyum (Yang Tegak dan terus menerus mengurus makhluk-Nya): Yang berdiri dengan diri-Nya sendiri, maka Dia tidak membutuhkan seseorang. Yang menegakkan/mengurus selain-Nya. Yang tegak mengurus semua makhluk, tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur.
  • Al-Wahid, al-Ahad (Yang Satu, Yang Tunggal): Yang menyendiri dengan segala kesempurnaan, tidak ada sesuatupun yang menyekutui-Nya padanya.
  • Al-Hayy (Yang Maha Hidup): Yang Kekal, tidak akan pernah mati dan tidak pula binasa.
  • Al-Haasib, al-Hasiib (Yang memberi kecukupan dengan kadar yang tepat): Yang memberi kecukupan kepada hamba-Nya yang selalu mereka butuhkan darinya, yang menghisab hamba-Nya.
  • Asy-Syahid (Yang Maha Menyaksikan): Yang menyaksikan segala sesuatu. Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Yang menyaksikan untuk dan atas hamba-Nya dengan apa yang mereka perbuat.
  • Al-Qawiyy, al-Matiin (Yang Maha Kuat, Yang Maha Kokoh): Yang Memiliki kekuatan sempurna. Tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya. Yang lari tidak bisa lepas dari-Nya. Yang Maha Kuat yang tidak terputus kekuatan-Nya.
  • Al-Waliyy (Yang Melindungi): Yang memiliki pengaturan.
  • Al-Maula: Yang mencintai, menolong, membantu hamba-hamba-Nya yang beriman.
  • Al-Hamid (Yang Maha Terpuji): Yang berhak mendapat pujian. Yang dipuji atas asma` dan sifat-Nya, perbuatan dan ucapan-Nya, kebaikan-Nya, syari'at dan kekuasaan-Nya.
  • As-Shamad (Yang Maha Sempurna, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu): Yang mencapai kesempurnaan dalam kepemimpinan-Nya, keagungan, dan kemurahan-Nya, yang digantungkan kepada-Nya dalam segala kebutuhan.
  • Al-Qadiir, al-Qaadir, al-Muqtadir (Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berkuasa): Yang sempurna kekuasaan. Tidak ada sesuatu yang melemahkan-Nya. Tidak ada sesuatu yang luput darinya. Yang memiliki kekuasaan yang sempurna, kekal dan mencakup/meliputi.
  • Al-Wakiil (Pemelihara, Pelindung): Yang melaksanakan semua urusan hamba.
  • Al-Kafiil: Yang memelihara segala sesuatu, Yang tegak di atas semua jiwa, Yang menjamin rizqi semua hamba, dan memelihara kemashlahatan mereka.
  • Al-Ghaniyy (Yang Maha Kaya): Yang Maha Kaya dari makhluk, Dia tidak membutuhkan pada seseorang secara absolut.
  • Al-Haqq, al-Mubiin (Yang Benar): Yang tidak ada keraguan akan keberadaan-Nya, Yang tidak samar atas makhluk-Nya.
  • Al-Mubiin (Yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat sebenarnya): Yang menjelaskan kepada makhluk-Nya jalan-jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
  • An-Nuur (Pemberi Cahaya):Yang menerangi langit dan bumi. Menerangi hati orang-orang yang beriman dengan mengenal dan beriman kepada-Nya.
  • Dzul Jalaali wal Ikraam (Yang memiliki kebesaran dan karunia): Yang berhak ditakuti dan dipuji atasnya sendirian-Nya. Yang memiliki keagungan dan kebesaran. Yang memiliki rahmat dan kebaikan.
  • Al-Barr (Yang Melimpahkan kebaikan): Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, Yang Mengasihi mereka, Yang Melimpahkan kebaikan kepada mereka.
  • At-Tawwab (Yang Maha Penerima taubat): Yang menerima taubat orang-orang yang bertaubat, mengampuni dosa orang-orang yang kembali, menciptakan taubat dan menerimanya dari hamba-hamba-Nya.
  • Al-'Afuww (Yang Maha Pemaaf): Yang maaf-Nya meluasi semua dosa yang berasal dari hamba-hamba-Nya, terutama bila disertai taubat dan istighfar.
  • Ar-Rau`uf: Yang memiliki belas kasih. Ar-Ra`fah: kasih sayang yang tertinggi.
  • Al-Awwaal: Yang telah ada sebelum segala sesuatu.
  • Al-Akhir: Yang tidak ada sesuatu sesudah-Nya.
  • Azh-Zhahir: Yang tidak ada sesuatupun di atas-Nya.
  • Al-Bathin: Yang tidak ada sesuatupun di bawah-Nya.
  • Al-Warits: Yang tetap ada setelah punahnya semua makhluk-Nya. Kepada-Nya kembali segala sesuatu, Yang hidup tidak pernah mati.
  • Al-Muhith (Yang meliputi terhadap segala sesuatu): Yang kekuasaan-Nya mencakup semua makhluk-Nya, mereka tidak pernah mampu melepaskan diri atau lari dari-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Menghitung segala sesuatu.
  • Al-Qariib (Yang Maha Dekat): dari setiap orang. Yang dekat dari yang berdoa dan yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai macam perbuatan taat dan kebaikan.
  • Al-Haadi (Yang Maha Pemberi petunjuk): Yang memberi petunjuk kepada semua makhluk menuju kebaikan mereka. Yang memberi hidayah kepada hamba-hamba-Nya. Yang menjelaskan kepada mereka jalan yang haq dari yang batil.
  • Al-Badii' (Yang Maha Pencipta): Yang tidak ada yang serupa dan sebanding bagi-Nya. Yang menciptakan semua makhluk tanpa contoh sebelumnya.
  • Al-Faathir: Yang menciptakan semua makhluk. Menciptakan langit dan bumi yang sebelumnya tidak ada.
  • Al-Kaafi (Yang Melindungi hamba-hamba-Nya): Yang memberi kecukupan kepada semua hamba-Nya apa yang mereka perlukan dan butuhkan.
  • Al-Ghalib: Yang mengalahkan selamanya. Yang mengalahkan semua yang meminta. Tidak ada seseorang yang bisa menolak keputusan-Nya, atau menghalangi apa yang telah berlalu. Tidak ada yang menolak qadha-Nya. Tidak ada yang mengkritik hukum-Nya.
  • An-Naashir, an-Nashir: Yang menolong para rasul dan para pengikut mereka atas musuh-musuh mereka. Di Tangan-Nya pertolongan, tidak ada sekutu bagi-Nya.
  • Al-Musta'aan (Yang diminta pertolongan): Yang tidak meminta pertolongan, bahkan dimohon pertolongan dari-Nya. Kekasih-kekasih dan musuh-musuh-Nya meminta pertolongan kepada-Nya. Dia memberi pertolongan kepada mereka.
  • Dzul Ma'arij: Yang naik kepada-Nya para malaikat dan ar-Ruh (Jibril a.s), dan naik kepada-Nya segala amal perbuatan dan ucapan yang Shaleh dan baik.
  • Dzuth-Thaul: Yang menguraikan karunia, nikmat, dan pemberian kepada hamba-Nya.
  • Dzul Fadhl: Yang memiliki segala sesuatu, memberi karunia kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam ni'mat.
  • Ar-Rafiiq (Yang Maha Lembut, Maha Halus): Yang menyukai kelembutan dan pelakunya. Maha belas kasih kepada hamba-hamba-Nya lagi Maha Penyayang kepada mereka.
  • Al-Jamiil (Yang Maha Indah): pada dzat, asma`, sifat, dan perbuatan-Nya.
  • Ath-Thayyib: Yang Maha Suci dari kekurangan dan cacat.
  • Asy-Syafi (Yang Menyembuhkan): bagi setiap penyakit sendirian-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya.
  • As-Subbuh: Yang Maha Suci dari cacat dan kekurangan, Yang bertasbih bagi-Nya tujuh lapis langit dan bumi serta yang ada di atasnya, bertasbih dengan pujian-Nya segala sesuatu.
  • Al-Witr (Yang Maha Esa, Tunggal, Ganjil): Yang tidak ada sekutu baginya, tidak ada yang serupa dan sebanding. Ganjil yang menyukai ganjil dari amal dan taat.
  • Ad-Dayyan (Yang Maha Kuasa): Yang menghisab hamba dan membalas mereka, dan memutuskan di antara mereka pada hari pembalasan.
  • Al-Muqaddim, al-Mu`akhkhir (Yang Mendahulukan, Yang Mengakhirkan): mendahulukan dan mengakhirkan siapa dikehendakinya, mengangkat dan merendahkan siapa dikehendaki-Nya.
  • Al-Hannan: Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, memuliakan orang-orang yang berbuat baik dan mengampuni yang bersalah.
  • Al-Mannan (Yang Maha Pemberi, Yang Maha Pemurah): Yang memulai pemberian sebelum diminta, banyak memberi, memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam kebaikan, nikmat, rizqi dan pemberian.
  • Al-Qaabidh (Yang Menyempitkan rizqi): Yang menyempitkan kebaktian dan ma'rufnya dari siapa yang dikehendaki-Nya.
  • Al-Baasith (Yang Melapangkan rizqi): Yang menyebarkan karunia-Nya dan meluaskan riqzi-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya.
  • Al-Hayii, as-Sittiir: Yang menyukai orang yang pemalu dan menutupi (aib, cela) dari hamba-hamba-Nya. Menutupi atas hamba-Nya kebanyakan dari dosa dan cela.
  • As-Sayyid: Yang sempurna dalam kepemimpinan, keagungan, kekuatan, dan semua sifat-Nya.
  • Al-Muhsin: Yang meliputi semua makhluk dengan kebaikan dan karunia-Nya.

BERTAMBAHNYA IMAN

          Dasar agama adalah beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, yakin atas-Nya, dan yakin terhadap asma`, sifat, segala perbuatan, dan khazanah-Nya, janji dan ancaman-Nya. Semua amal dan segala macam ibadah dasarnya dan diterimanya dibangun di atas pondasi yang agung ini. apabila iman ini lemah dan berkurang niscaya lemahlah amal perbuatan dan segala macam ibadah, lalu buruklah keadaan.

Agar iman datang di dalam kehidupan kita dan terus bertambah, harus diketahui beberapa perkara:

1, Kita mengetahui dan meyakini bahwa Sang Pencipta segala sesuatu adalah Allah Subhanahu wa ta'ala, nampak atau tersembunyi, kecil atau besar. Maka, yang menciptakan langit adalah Allah Subhanahu wa ta'ala. Yang menciptakan bumi adalah Allah Subhanahu wa ta'ala. Yang menciptakan arsy adalah Allah Subhanahu wa ta'ala. Yang menciptakan bintang-bintang dan planet-planet adalah Allah. Yang menciptakan laut dan gunung-gunung adalah Allah Subhanahu wa ta'ala. Yang menciptakan manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda mati adalah Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan yang menciptakan surga dan neraka adalah Allah Subhanahu wa ta'ala:

اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ {62}
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (QS. Az-Zumar :62)

Kita membicarakan hal tersebut, mendengarkannya, memikirkannya. Kita melihat pada ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat al-Qur`an dengan pandangan mengambil pelajaran dan berpikir, sehingga iman tertanam di dalam hati kita, dan Allah Subhanahu wa ta'ala telah memerintahkan kita dengan hal tersebut.

-Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قُلِ انظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَاتُغْنِي اْلأَيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّيُؤْمِنُونَ {101}
Katakanlah:"Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS. Yunus:101)

-Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَإِذَا مَآأُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيمَانًا فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ {124}
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata :"Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?". Adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. (QS. At-Taubah:124)

2. Kita mengetahui dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan semua makhluk dan menciptakan pengaruhnya. Dia menciptakan mata dan menciptakan pengaruhnya, yaitu melihat. Menciptakan telinga dan menciptakan pengaruhnya, yaitu mendengar. Menciptakan lisan dan menciptakan pengaruhnya, yaitu berbicara. Menciptakan matahari dan menciptakan tandanya yaitu nur (cahaya, energi panas). Menciptakan api dan menciptakan tandanya, yaitu membakar. Dia menciptakan pohon dan menciptakan tandanya, yaitu buah dan seterusnya.

3, Kita mengetahui dan meyakini bahwa yang memiliki semua  makhluk, mendayagunakan padanya dan mengaturnya adalah Allah Subhanahu wa ta'ala saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka, semua yang ada di langit dan di bumi dari segala makhluk, besar dan kecilnya, semuanya hamba dan faqir kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Tidak memiliki untuk diri mereka manfaat, tidak pula bahaya dan tidak pula pertolongan, tidak memiliki kematian, kehidupan, dan tidak memiliki kebangkitan. Allah Subhanahu wa ta'ala Yang memiliki mereka. Mereka membutuhkan-Nya, dan Dia Maha Kaya dari mereka. Allah Subhanahu wa ta'ala yang mengubah alam dan mengatur semua urusan makhluk-Nya. Maka, yang mengatur langit dan bumi, air dan laut, api dan angin, jiwa dan tumbuhan, planet dan benda-benda mati, para pemimpin dan menteri-menteri, orang-orang kaya dan orang-orang fakir, orang-orang kuat dan lemah, dan selain mereka adalah Allah Subhanahu wa ta'ala saja, tiada sekutu bagi-Nya.

Allah Subhanahu wa ta'ala mengatur dengan qudrat-Nya (kemampuan/kekuasaan-Nya), hikmah-Nya, dan ilmu-Nya bagaimana Dia menghendaki. Terkadang Dia menciptakan sesuatu dan mengambil pengaruhnya dengan kekuasaan-Nya. Terkadang Dia menciptakan mata dan tidak bisa melihat, menciptakan telinga tetapi tidak bisa mendengar, menciptakan lisan tetapi tidak bisa berbicara, menciptakan laut tetapi tidak menenggelamkan, menciptakan api tetapi tidak bisa membakar. Terkadang Allah Subhanahu wa ta'ala melakukan hal tersebut; karena Dia Subhanahu wa ta'ala yang mengatur perubahan makhluk bagaimana Dia menghendaki. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Dia Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

-Sebagian hati terpengaruh dengan sesuatu melebihi pengaruh dari Sang Pencipta sesuatu. Bergantung kepada sesuatu dan lupa Sang Pencipta sesuatu Yang Maha Suci. Yang wajib adalah dengan ilmu dan pengamatan terhadap makhluk ini agar kita mencapai kepada Penciptanya yang telah menciptakan dan membentuk rupanya. Kita hanya menyembah-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللهُ فَقُلْ أَفَلاَتَتَّقُونَ {31} فَذَلِكُمُ اللهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ {32}
Katakanlah:"Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan" Maka mereka menjawab:"Allah". Maka katakanlah:"Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?" Maka (Zat yang demikian) itulah Allah. Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran) (QS. Yunus:31-32)

4, Kita mengetahui dan meyakini bahwa khazanah segala sesuatu hanya ada di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala saja, tidak ada di sisi yang selain-Nya. Segala sesuatu yang ada, maka khazanahnya ada di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Khazanah makanan dan minuman,  biji-bijian dan buah-buahan, air dan angin, harta dan lautan, gunung dan yang lainnya, semuanya ada di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Semua yang kita butuhkan, kita memohon dan memintanya kepada Allah, serta memperbanyak ibadah dan taat. Dia Subhanahu wa ta'ala yang menunaikan hajat, mengabulkan segala doa. Dia Subhanahu wa ta'ala sebaik-baik yang diminta dan sebaik-baik yang memberi. Tidak ada yang bisa menghalangi bagi apa yang Dia berikan dan tidak ada yang memberi bagi apa yang Dia halangi.

1-Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

وَإِن مِّن شَىْءٍ إِلاَّ عِندَنَا خَزَآئِنُهُ وَمَانُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ {21}
Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. (QS. Al-Hijr:21)

2- Dan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَيَفْقَهُونَ {7}
Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. (QS. Al-Munafiqunn:7)

.  Kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala:

Allah Subhanahu wa ta'ala mempunyai kekuasaan yang mutlak (absolut, tanpa batas), terkadang Dia memberi dan melimpahkan rizqi dengan berbagai sebab seperti Dia menjadikan air menjadi sebab adanya tumbuhan, dan seperti menjadikan jima' dengan istri menjadi sebab adanya kelahiran. Kita berada di alam sebab, maka kita mengambil sebab-sebab yang disyari'atkan dan tidak bertawakkal kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

. Terkadang Dia memberi dan melimpahkan rizqi tanpa adanya sebab. Dia berfirman 'Jadilah' maka terjadilah, sebagaimana Dia memberi rizqi makanan kepada Maryam tanpa ada pohon dan memberi anak kepadanya tanpa suami.

.  Terkadang Dia Subhanahu wa ta'ala menggunakan kekuasaan-Nya menjadikan kebalikan sebab, sebagaimana Dia menjadikan api menjadi dingin dan menjadi keselamatan atas Ibrahim 'Alaihis Salam, dan sebagaimana Dia menyelamatkan Musa 'Alaihis Salam dan menenggelamkan Fir'aun dan pengikutnya di laut Merah, dan sebagaimana Dia Subhanahu wa ta'ala menyelamatkan Yunus 'Alaihis Salam di dalam kegelapan perut ikan (paus) dan kegelapan laut.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

إِنَّمَآأَمْرُهُ إِذَآأَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ {82}
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:"Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. 36:82)

.Ini yang berkaitan bagi segala makhluk, adapun yang berkaitan dengan kondisi:

1, Kita mengetahui dan meyakini bahwa pencipta segala keadaan hanya Allah Subhanahu wa ta'ala saja dari kaya, miskin, sehat, sakit, bahagia dan duka cita, tertawa dan menangis, mulia dan hina, hidup dan mati, aman dan takut, dingin dan panas, petunjuk dan sesat, bahagia dan celaka … maka ini dan keadaan-keadaan lainnya adalah diciptakan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.

2, Kita mengetahui dan meyakini bahwasanya yang mengatur perkara dan memalingkan semua kondisi ini adalah Allah Subhanahu wa ta'ala saja. Tidak berganti fakir menjadi kaya kecuali dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Sakit tidak bisa berganti sehat kecuali dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Kehinaan tidak bisa berganti kemuliaan kecuali dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Tertawa tidak bisa berganti menjadi menangis kecuali dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Yang masih hidup tidak bisa meninggal dunia kecuali dengan izin Allah. Dingin tidak bisa berganti menjadi panas kecuali dengan adanya perintah Allah. Sesat tidak berganti menjadi petunjuk kecuali dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala, dan begitulah.

Semua keadaan datang dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala, bertambah dengan perintah-Nya, berkurang dengan perintah-Nya, tetap dengan perintah-Nya, berubah dengan perintah-Nya. Kita harus memohon perubahan kondisi dari yang memiliki (menciptakan)nya dengan cara hanya mendekatkan diri kepada-Nya saja dengan apa yang Dia syari'atkan.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكِ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُُ {26}
Katakanlah: "Wahai Rabb Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di Tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 3:26)

3, Kita mengetahui dan meyakini bahwa semua khazanah (perbendaharaan) semua keadaan yang telah lalu dan yang lainnya hanya ada di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala, tidak ada sekutu bagi-Nya. Jika Allah memberi kesehatan atau kekayaan atau yang lainnya kepada semua manusia niscaya tidak mengurangi apa yang ada dalam khazanah-Nya  kecuali seperti menguranginya jarum jahit bila dimasukkan ke dalam laut. Tidak ada Ilah kecuali Dia Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam  yang beliau riwayatkan dari Allah Subhanahu wa ta'ala, Dia Subhanahu wa ta'ala berfirman (dalam hadits qudsi): "Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan sifat aniaya atas diri-Ku dan Aku jadikan hal itu diharamkan di antaramu, maka janganlah saling berbuat aniaya. Hai hamba-Ku, kamu semua tersesat kecuali orang yang Ku-beri petunjuk, mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku memberi petunjuk kepadamu.

Hai hamba-Ku, kamu semua kelaparan kecuali orang yang Ku-beri makan, mintalah makan kepada-Ku, niscaya aku memberi makan kepadamu.

Hai hamba-Ku, kamu semua bertelanjang kecuali orang yang Ku-beri pakaian, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku memberi pakaian kepadamu.

Hai hamba-Ku, sesungguhnya kamu semua melakukan kesalahan malam dan siang hari, dan Aku mengampuni semua dosa, mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu.

Hai hamba-Ku, sesungguhnya kamu tidak bisa mencelakakan Aku lalu mencelakakan Aku, dan tidak akan pernah bisa memberi manfaat kepada-Ku lalu memberi manfaat kepada-Ku.

Hai hamba-Ku, jikalau generasi pertama dan terakhir kamu, bangsa jin dan manusia, mereka semua seperti orang yang paling taqwa dari kamu, niscaya hal itu tidak bisa menambah sedikitpun dalam kerajaan-Ku.

Hai hamba-Ku, jikalau generasi pertama dan terakhir kamu, bangsa jin dan manusia, mereka semua seperti orang yang paling fasik dari kamu, niscaya hal itu tidak bisa mengurangi sedikitpun dari kerajaan-Ku.

Hai hamba-Ku, jikalau generasi pertama dan terakhir kamu, bangsa jin dan manusia kamu, mereka berdiri di satu tempat, mereka memohon kepada-Ku, lalu Aku memberi kepada setiap manusia sesuai permintaan-Nya, niscaya hal itu tidak mengurangi sedikitpun dari apa yang ada di sisi-Ku kecuali sebagaimana sebatang jarum bila dimasukkan ke laut.

Hai hamba-Ku, ia hanyalah amal perbuatanmu yang Ku-hitung, kemudian Ku-sempurnakan kepadamu. Barangsiapa menemukan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain hal itu, maka janganlah ia mencela selain kepada dirinya sendiri. HR.Muslim.[35]

.Yang beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, dan menjunjung segala perintah Allah Subhanahu wa ta'ala menurut petunjuk Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam, maka Allah ridha kepadanya, memberikan kepadanya dari khazanah-Nya kaya atau fakir, memperkuat dan menolongnya, memasukkannya ke dalam surga, menjaganya, dan memuliakannya dengan iman, sama saja ia memiliki sebab-sebab kemuliaan seperti Abu Bakar radhiyallahu'anhu, Umar radhiyallahu'anhu, dan Utsman radhiyallahu'anhu, atau tidak memiliki sebab-sebab kemuliaan seperti Bilal radhiyallahu'anhu, 'Ammar radhiyallahu'anhu, dan Salman radhiyallahu'anhu, serta selain mereka.

Dan siapa yang tidak beriman kepada Allah, jika dia mempunyai sebab-sebab kemuliaan dari kerajaan dan harta niscaya Allah Subhanahu wa ta'ala menistakannya dengannya (harta dan kerajaan), seperti Allah Subhanahu wa ta'ala menistakan Fir'aun, Qarun, Haman dan selain mereka.

Dan jika dia mempunyai sebab-sebab kenistaan niscaya Allah Subhanahu wa ta'ala menistakannya dengannya seperti kaum musyrik yang fakir.

.Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan manusia untuk beriman dan beramal shaleh, hanya menyembah Rabb-nya saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Dia tidak menciptakan untuk memperbanyak harta, segala sesuatu dan syahwat. Barangsiapa yang menyibukkan dirinya dengan semua ini hingga meninggalkan ibadah kepada Rabb-nya niscaya Allah Subhanahu wa ta'ala menguasakannya atasnya dan menjadikannya penyebab celaka dan binasa serta meruginya di dunia dan akhirat.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

فَلاَتُعْجِبُكَ أَمْوَالُهُمْ وَلآَأَوْلاَدُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ {55}
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (QS. 9:55)

. Sebab-sebab keberuntungan dan kesuksesan:

          Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberikan kepada setiap manusia sebab-sebab keberuntungan dan kesuksesan, tidak ada bedanya apakah dia seorang yang kaya atau miskin, dan (Dia juga memberikan) sebab-sebab yang tidak mengandung keberuntungan dan kesuksesan seperti harta dan pangkat, Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan darinya kepada sebagian manusia dan tidak memberikan kepada yang lain. Iman dan amal shaleh adalah penyebab satu-satunya untuk mencapai keberuntungan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Ia merupakan hak yang dianugerahkan kepada setiap orang. Demikian pula tempat iman, ia adalah hati yang dimiliki setiap orang, dan tempat amal-amal shaleh, ia adalah anggota-anggota tubuh yang dimiliki setiap orang. Maka, barang siapa yang di hatinya ada iman dan muncul dari anggota-anggota tubuhnya amal-amal shaleh niscaya ia beruntung di dunia dan akhirat, dan yang selainnya termasuk orang-orang yang rugi.

1, Keberuntungan di dunia dan akhirat hanya bisa diperoleh dengan iman dan amal shaleh. Nilai manusia di sisi Allah hanya sekadar iman yang ada padanya dan amal-amal shaleh yang dilaksanakannya, bukan dengan apa-apa yang dimilikinya yaitu harta, benda, dan pangkat.

Satu kaum meyakini bahwa keberuntungan dan kesuksesan ada pada kerajaan dan negara seperti Namrud dan Fir'aun. Kaum yang lain meyakini bahwa hal itu ada pada kekuatan seperti kaum 'Aad. Dan kaum yang lain meyakini bahwa keberuntungan ada di perdagangan seperti kaum Syu'aib. Kaum yang lain meyakini bahwa kesuksesan ada di pertanian seperti kaum Saba`. Yang lain meyakini bahwa kesuksesan ada pada perindustrian seperti kaum Tsamud. Dan yang lain meyakini bahwa kebahagiaan ada pada harta seperti Qarun.

          Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengutus para nabi dan rasul -'alaihimush shalatuh was salaam- kepada kaum-kaum tersebut, mengajak mereka kepada menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, menjelaskan bagi mereka bahwa keberuntungan dan kesuksesan tidak terdapat dalam segala perkara ini, bahkan dengan beriman dan beramal shaleh.

          1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

     وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَآئِزُونَ {52}
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS. An-Nuur:52)

          2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ  يُنْفِقُونَ {3} وَالَّذِينِ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوِقنُونَ {4} أُولَـئِكَ عَلَى هُدًى مِن رَبِّهِمْ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ{5}
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Baqarah: 3-5)

2, Tatkala kaum-kaum tersebut mendustakan para rasul dan tetap di atas kekufuran, serta terperdaya dengan apa-apa yang mereka miliki, Allah Subhanahu wa ta'ala menghancurkan mereka dan menyelamatkan para Nabi dan rasul-Nya serta para pengikut mereka, dan menolong mereka atas musuh-musuh mereka.

     1- Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

فَكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ اْلأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَاكَانَ اللهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ {40}
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al-'Ankabuut:40)

          2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمَئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ {66} وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ {67}
Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, (QS. Hud: 66-67)

. Tingkatan orang-orang beriman:

1, Iman makhluk ada beberapa tingkatan:

 1, Iman para malaikat bersifat tetap, tidak bertambah dan tidak berkurang. Mereka tidak pernah durhaka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu melakukan apa yang diperintahkan, dan mereka ada beberapa tingkatan.

 2, Iman para Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam dan rasul -'alaihimush shalatuh was salaam- selalu bertambah dan tidak berkurang karena sempurnanya ma'rifah mereka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, dan mereka terdiri dari beberapa tingkatan.

 3, Iman seluruh kaum muslimin, bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat, dan mereka terdiri dari beberapa tingkatan dalam iman. Dan iman ada beberapa tingkatan:

Permulaan tingkatan iman adalah menjadikan seorang muslim menunaikan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, menikmati dan menjaganya. Dan untuk membina hubungan baik terhadap orang yang lebih tinggi derajatnya atau yang sederajat dengannya, ia membutuhkan keimanan yang lebih kuat yang menghalanginya dari berbuat zalim kepada dirinya sendiri dan orang lain. Dan untuk membina hubungan baik terhadap orang yang di bawahnya seperti pemimpin kepada rakyatnya dan laki-laki kepada keluarganya, dia membutuhkan iman yang lebih kuat yang menghalangi berbuat zalim kepada orang yang dibawahnya. Setiap kali iman bertambah niscaya keyakinan bertambah dan bertambah pula amal shaleh. Jadilah seorang hamba menunaikan hak Allah dan hak hamba-hamba-Nya. Dia berakhlak baik bersama Yang Maha Pencipta (Allah Subhanahu wa ta'ala) dan bersama yang diciptakan (semua makhluk). Ini adalah kedudukan tertinggi di dunia dan akhirat.

2, Setiap hamba terus berjalan, tidak berhenti. Bisa ke atas, bisa pula ke bawah, bisa ke depan dan bisa pula ke belakang. Dalam tabiat dan syari'at tidak ada yang berhenti sama sekali. Maka bagi setiap hamba, ini merupakan tahapan yang dilintasi dengan cepat menuju ke surga atau neraka. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Ada yang berada di depan dan ada yang di belakang. Dan sama sekali tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Tetapi mereka berbeda pada arah jalanan, dan pada kecepatan dan lambat. Barang siapa yang tidak bergerak maju ke surga dengan iman dan amal shaleh, maka dia pasti bergerak mundur ke belakang ke neraka dengan kufur dan amal-amal jahat. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

نَذِيرًا لِّلْبَشَرِ {36} لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ {37}
sebagai ancaman bagi manusia. (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. (QS. 74:36-37)

3, Orang-orang beriman saling berbeda padanya dengan perbedaan besar. Iman para nabi dan rasul bukan seperti iman selain mereka. Iman para sahabat bukan seperti iman selain mereka. Iman orang-orang beriman yang shaleh tidak seperti iman orang-orang fasik. Perbedaan ini menurut apa yang ada di dalam hati yaitu pengetahuan terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala, asma`, sifat, perbuatan-Nya, dan apa yang Dia syari'atkan kepada hamba-hamba-Nya, takut dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan perbedaan nuur (cahaya) laa ilaaha illAllah (tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah)  di hati para pemiliknya, tidak ada yang bisa menghitungnya selain Allah Subhanahu wa ta'ala.

4, Makhluk yang paling mengenal Allah Subhanahu wa ta'ala adalah yang paling cinta kepada-Nya. Karena inilah para rasul adalah yang paling besar cintanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan paling mengagungkan-Nya. Mencintai Allah Subhanahu wa ta'ala, zat, ihsan, keindahan, dan kebesaran-Nya adalah dasar ibadah. Setiap kali cinta bertambah kuat, niscaya taat lebih sempurna, pengagungan kepada-Nya lebih besar dan kesenangan dan dekat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala lebih sempurna.

JANJI ALLAH UNTUK ORANG-ORANG YANG BERIMAN

Allah Subhanahu wa ta'ala memberi janji kepada orang-orang beriman dengan janji-janji yang sangat banyak di dunia dan akhirat.

A.Janji-janji kepada orang-orang beriman di dunia, di antaranya:
 1, Keberuntungan, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ {1}
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (QS. Al-Mukminun:1)

 2, Petunjuk, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَإِنَّ اللهَ لَهَادِ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ {54}
dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS. Al-Hajj:54)

 3, Pertolongan, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ {47}
.Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (QS. Ar-Ruum:47)

4, Kemuliaan/kekuatan, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu'min, (QS. Al-Munafiqun: 8)

 5, Khilafah dan keteguhan di muka bumi, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا{55}
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. (QS. An-Nuur: 55)

6, Membela mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala
إِنَّ اللهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ ءَامَنُوا
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. (QS. Al-Hajj:38)

7, Rasa aman, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ {82}
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An'aam:82)

8, Keselamatan, sebagaimana firman  Allah Subhanahu wa ta'ala:
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا كَذَلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنجِ الْمُؤْمِنِينَ {103}
Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Yunus:103)

9, Kehidupan yang baik, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ {97}
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl:97)

10, Orang-orang kafir tidak bisa menguasai mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَلَن يَجْعَلَ اللهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً {141}
dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisaa`:141)

11, Mendapat berkah, sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ {96}
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A'raaf:96)

12, Kebersamaan Allah Subhanahu wa ta'ala yang khusus, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَأَنَّ اللهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ {19}
dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anfaal:19)

B. Adapun yang dijanjikan di akhirat, di antaranya adalah:

 1, Masuknya orang-orang beriman ke dalam surga, kekal di dalamnya, dan keridhaan dari Allah Subhanahu wa ta'ala, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانُُ مِّنَ اللهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {72}
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah:72)

 2, Melihat Allah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وُجُوهُُ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ {22} إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ {23}
Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. (QS. Al-Qiyamah :22-23)

. Sifat-sifat yang dijanjikan di dunia tidak ada dalam kehidupan kaum muslimin pada saat ini. Ini menunjukkan lemahnya iman mereka. Tidak ada jalan untuk mendapatkannya atau melihatnya kecuali dengan memperkuat iman yang ada saat ini dengan iman yang dituntut, agar kita bisa mendapatkan janji-janji Allah Subhanahu wa ta'ala yang disebutkan di dunia terhadap iman, yaitu agar iman  dan amal perbuatan kita seperti iman para nabi dan sahabat serta amal perbuatan mereka.

 1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah:137)

 2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا {136}
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS.  An-Nisaa`:136)

 3, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينُُ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah:208)

. Menjunjung perintah-perintah Allah Subhanahu wa ta'ala dan menjauhi larangan-larangan-Nya dibangun atas iman kepada Allah dan senantiasa menggambarkan keagungan al-Khaliq (Yang Maha Pencipta) dan Raja Diraja di dalam hati. Hal itu dengan cara memperbanyak berzikir kepada-Nya . Dan untuk menetapkan gambaran ini dan tertanamnya di dalam hati, Allah Subhanahu wa ta'ala mensyari'atkan kepada hamba-hamba-Nya dalam hal mengingatkan yang selalu diulang-ulang, amal yang silih berganti, yaitu ibadah. Apabila iman bertambah dan menjadi kuat, niscaya amal ibadah bertambah dan bertambah kuat. Kemudian segala kondisi menjadi baik dengan beruntung mendapatkan kebahagiaan di dua negeri. Dan sebaliknya juga sebaliknya.

 1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا {41} وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً {42}
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al-Ahzaab:41-42)

 2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ {96}
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A'raaf:96)

2. BERIMAN KEPADA MALAIKAT

          Beriman (percaya) kepada malaikat yaitu membenarkan dengan pasti bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala mempunyai malaikat-malaikat yang ada. Kita beriman kepada yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala namanya dari mereka seperti Jibril 'Alaihis Salam dan kepada yang tidak kita ketahui namanya dari mereka, maka kita beriman kepada mereka secara umum. Dan kita beriman kepada apa yang kita ketahui dari sifat-sifat dan tugas-tugas mereka.

. Malaikat dari sisi martabat/tingkatan: hamba-hamba yang dimuliakan, menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala. Tidak ada sedikit pun dari mereka yang mempunyai keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Mereka adalah alam gaib (alam tidak nyata, tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan mereka dari nuur (cahaya).

. Malaikat dari sisi pekerjaan: menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala dan bertasbih kepada-Nya:
وَمَنْ عِندَهُ لاَيَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلاَيَسْتَحْسِرُونَ {19} يُسَبِّحُونَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَيَفْتُرُونَ {20}
Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. Al-Anbiyaa`: 19-20).

. Malaikat dari sisi ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala: Allah memberikan kepada mereka sifat tunduk secara sempurna terhadap perintah-Nya dan kekuatan dalam melaksanakannya. Mereka difitrahkan untuk berbuat taat:
لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ {6}
"yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahriim:6)

Jumlah Malaikat:

          Jumlah malaikat sangat banyak, tidak ada yang bisa menghitung jumlah mereka selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Di antara mereka ada para pemikul arasy, penjaga-penjaga surga, penjaga-penjaga neraka, para pemelihara, para penulis dan selain mereka dan 70.000 dari mereka shalat setiap hari di Baitul-Ma'mur. Apabila mereka keluar, niscaya mereka tidak akan pernah kembali kepadanya.

Dalam cerita al-Mi'raaj, sesungguhnya Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam  tatkala mendatangi langit ke tujuh, beliau bersabda:…lalu aku diangkat ke Baitul Ma'mur, aku bertanya kepada Jibril 'Alaihis Salam, ia menjawab: 'Ini adalah Baitul Ma'mur, setiap hari 70.000 orang malaikat shalat di dalamnya, apabila mereka keluar, niscaya mereka tidak akan pernah kembali kepadanya.' Muttafaqun 'alaih.[36]

.Nama-nama dan Tugas-tugas Para Malaikat

          Malaikat adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan mereka untuk taat dan beribadah kepada-Nya. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Di antara mereka ada yang Allah beritahukan kepada kita tentang nama-nama dan tugas-tugas mereka dan di antara mereka ada yang hanya Allah yang mengetahui tentang mereka. Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberikan tugas kepada mereka, di antara mereka adalah:

1, Jibril 'Alaihis Salam: Dia yang diwakilkan (ditugaskan) membawa wahyu kepada para Nabi dan rasul.

2, Mikail 'Alaihis Salam: Dia yang diwakilkan (diberi tugas) untuk menurunkan hujan dan tumbuhan.

3, Israfil 'Alaihis Salam: Dia yang diwakilkan (diberi tugas) meniup terompet.

Mereka adalah para pembesar malaikat. Mereka diberi tugas dengan sebab-sebab kehidupan. Jibril ditugaskan dengan wahyu yang dengannya hidup semua hati. Mikail ditugaskan dengan hujan yang dengannya terjadi kehidupan bumi setelah matinya. Israfil ditugaskan meniup terompet yang dengannya terjadi kehidupan semua tubuh setelah matinya.

4, Malik, penjaga neraka: Dia ditugaskan sebagai penjaga neraka.

5, Ridhwan penjaga surga: Dia diwakilkan sebagai penjaga surga.

Di antara mereka ada Malakul maut yang ditugaskan mencabut ruh saat meninggal dunia.

Di antara mereka ada para pemikul arsy, penjaga-penjaga surga dan penjaga-penjaga neraka.

Di antara mereka adalah para malaikat yang ditugaskan menjaga anak cucu Adam 'Alaihis Salam, menjaga amal perbuatan mereka, dan mencatatnya bagi setiap orang. Di antara mereka ada yang ditugaskan dengan seorang hamba secara terus menerus. Di antara mereka ada malaikat yang silih berganti siang dan malam. di antara mereka ada malaikat yang mengikuti majelis-majelis zikir. Di antara mereka ada malaikat yang ditugaskan dengan janin di dalam kandungan, mereka menulis rizqinya, amalnya, ajalnya, dan celaka atau keberuntungannya dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala.

Di antara mereka ada malaikat yang ditugaskan dengan memberikan pertanyaan kepada mayit di dalam kuburnya tentang Rabb-nya, agamanya, dan Nabinya. Dan selain mereka sangat banyak sekali yang tidak diketahui jumlahnya oleh selain Allah Subhanahu wa ta'ala yang menghitung segala sesuatu secara terperinci.

. Tugas malaikat al-Kiraam al-Katibiin (Yang mulia di sisi Allah dan yang mencatat amal-amal perbuatan manusia):

          Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan malaikat al-Kiram al-Katibiin dan menjadikan mereka sebagai penjaga terhadap kita. Mereka menulis segala perkataan, perbuatan dan niat. Setiap orang manusia disertai dua orang malaikat, sebelah kanan menulis kebaikan dan sebelah kiri menulis keburukan. Dan dua orang malaikat yang lain bertugas menjaga dan memeliharanya. Satu orang berada di belakangnya dan satunya berada di depannya.

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ {10} كِرَامًا كَاتِبِينَ {11} يَعْلَمُونَ مَاتَفْعَلُونَ {12}
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Infithaar:10-12)

2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ {17} مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ {18}
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS Qaaf:17-18)

3, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللهِ
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (QS. Ar-Ra'ad:11)

4, Dari Abu Hurairah radhiyalahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, 'Apabila hambaku ingin melakukan kejahatan, maka janganlah kamu menulis kejahatan itu atasnya sampai dia melakukannya. Jika dia melakukannya maka tuliskan seumpamanya. Dan jika dia meninggalkannya karena Aku, maka tulislah untuknya satu kebaikan. Dan jika dia ingin melakukan kebaikan, lalu tidak mengerjakannya, maka tulislah baginya satu kebaikan. Dan jika dia melakukannya maka tulislah baginya dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat." Muttafaqun 'alaih.[37]

. Besarnya bentuk malaikat

          Dari Jabir radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam , beliau bersabda: "Aku diberi izin menceritakan tentang satu malaikat dari malaikat-malaikat Allah, dari malaikat pemikul arasy. Sesungguhnya (jarak) di antara daun telinga bagian bawahnya sampai ke pundaknya adalah perjalanan tujuh ratus tahun." HR. Abu Daud.[38]

-Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam pernah melihat Jibril 'Alaihis Salam, ia mempunyai enam ratus sayap. Muttafaqun 'alaih.[39]

. Manfaat beriman kepada malaikat:

1, Mengetahui kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala, kekuasaan, kekuatan, dan hikmah-Nya. Dia telah menciptakan malaikat yang tidak mengetahui jumlah mereka selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Dia menjadikan di antara mereka pemikul arsy, yang salah satu dari mereka jarak di antara daun telinganya bagian bawah sampai pundaknya adalah perjalanan tujuh ratus rahun. Bagaimana dengan besarnya arsy? Dan bagaimana kebesaran yang berada di atas arasy?
وَلَهُ الْكِبْرِيَآءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيُم {37}
Dan bagi-Nyalah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Jatsiyah:37)

2, Memuji Allah Subhanahu wa ta'ala dan bersyukur kepada-Nya atas perhatian-Nya terhadap anak cucu Adam 'Alaihis Salam dimana Dia telah mewakilkan dari kalangan malaikat untuk bertugas menjaga mereka, menolong, dan mencatat amal perbuatan mereka.

3, Mencintai malaikat atas apa yang mereka lakukan yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, berdoa, dan meminta ampunan untuk kaum mukminin, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala tentang para pemikul arsy dan yang berada di sekitarnya:

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَىْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ {7} رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ {8} وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَن تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {9}
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar". (QS. Ghaafir:7-9)

3. BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB

.Beriman kepada kitab-kitab, yaitu membenarkan dengan mantap bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala telah menurunkan kitab-kitab kepada nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya sebagai petunjuk untuk hamba-hamba-Nya. Kitab-kitab tersebut berasal dari kalam-Nya secara hakekat. Dan sesungguhnya apa yang dikandungnya adalah benar, tidak ada keraguan di dalamnya. Di antaranya ada yang Allah sebutkan namanya di dalam Kitab-Nya, dan di antaranya ada yang tidak mengetahui nama dan jumlahnya selain Allah Subhanahu wa ta'ala.

. Jumlah kitab-kitab samawiyah yang disebutkan di dalam al-Qur`an:

Allah Subhanahu wa ta'ala menjelaskan di dalam al-Qur`an bahwa Dia telah menurunkan kitab-kitab berikut ini:

1. Shuhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim 'Alaihis Salam.
2. At-Taurat: Yaitu kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Musa 'Alaihis Salam.
3. Az-Zabur : Yaitu kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Daud 'Alaihis Salam.
4. Al-Injil : Yaitu kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Isa 'Alaihis Salam.
5. Al-Qur`an: Yaitu kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam untuk semua manusia.

. Hukum beriman dan beramal dengan kitab-kitab samawiyah yang telah lalu:

 Kita percaya bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala telah menurunkan kitab-kitab ini, membenarkan yang shahih dari berita-beritanya seperti berita-berita al-Qur`an, dan berita-berita yang belum diganti atau dirubah dari kitab-kitab terdahulu. Kita mengamalkan hukum-hukum yang belum dinasakh darinya disertai ridha dan berserah diri. Dan apa-apa yang tidak kita ketahui namanya dari kitab-kitab samawiyah, kita beriman dengannya secara umum.

. Semua kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, Injil dan Zabur dan selainnya sudah dinasakh dengan al-Qur`an al-'Azhim, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

وَأَنزَلْنَآإِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُمْ بِمَآأَنزَلَ اللهُ وَلاَتَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ الْحَقِّ
Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (QS. Al-Maidah:48)

. Apa yang ada di tangan Ahli Kitab yang dinamakan Taurat dan Injil, tidak benar menyandarkan semuanya kepada Nabi-Nabi Allah dan Rasul-rasul-Nya. Telah terjadi penyimpangan dan perubahan dalam keduanya, seperti mereka menyandarkan anak kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, kaum Nashrani menjadikan Isa 'Alaihis Salam sebagai tuhan, memberi sifat kepada al-Khaliq dengan sifat yang tidak pantas dengan kebesaran-Nya, menuduh para nabi, dan semisal yang demikian itu. Maka wajib menolak semua itu dan tidak beriman kecuali dengan apa yang datang pembenarannya di dalam Al-Qur`an atau sunnah(Al-Hadits).

. Apabila Ahli Kitab menceritakan kepada kita, maka janganlah kita membenarkan dan jangan pula mendustakan mereka. Dan kita berkata: Kami beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. Jika yang mereka katakan adalah benar, kita tidak mendustakan mereka. Dan jika yang mereka katakan adalah batil, kita tidak membenarkan mereka.

. Hukum beriman dan mengamalkan al-Qur`an al-Karim:

          Al-Qur`an al-Karim yang telah diturunkan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada penutup dan paling utama dari para rasul, Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam adalah penutup kitab samawi, paling agung, paling sempurna, paling bijaksana. Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkannya sebagai penjelas bagi segala sesuatu, petunjuk dan rahmat bagi semesta alam.

          Ia adalah kitab paling utama. Malaikat paling utama, Jibril 'Alaihis Salam turun dengannya kepada makhluk paling utama yaitu Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, kepada umat paling utama yang dikeluarkan untuk manusia, dengan bahasa paling utama dan paling fasih, yaitu bahasa Arab yang jelas. Setiap orang wajib beriman dengannya, mengamalkan hukum-hukum-Nya, beradab dengan adab-adabnya. Allah Subhanahu wa ta'ala tidak menerima amal ibadah dengan selainnya setelah turunnya (al-Qur`an) yang Allah Subhanahu wa ta'ala memberi jaminan terpeliharanya. Maka, ia terpelihara dari penyimpangan dan perubahan, dan dari tambahan dan kekurangan.

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ {9}
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr:9)

2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ {192} نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ اْلأَمِينُ {193} عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ {194} بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ {195}
 Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, * dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), * ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, * dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu'araa:192- 195)

. Kandungan-kandungan ayat-ayat al-Qur`an:

          Ayat-ayat al-Qur`an mengandung penjelasan segala sesuatu, yaitu berita atau tuntutan. Dan berita terbagi dua;

1, Berita tentang al-Khaliq (Sang Maha Pencipta), nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan perkataan-perkataan-Nya, yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.
2, Berita tentang makhluk, seperti langit dan bumi, arsy, manusia dan binatang, benda padat dan tumbuhan, surga dan neraka. Berita para nabi dan rasul serta para pengikut dan musuh mereka, dan balasan setiap golongan dan yang semisal dengan itu.

Tuntutan terbagi dua:
1, Perintah hanya menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala saja, taat kepada Allah dan rasul-Nya, melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, seperti shalat, puasa, dan   perintah-perintah Allah yang lain.
2, Larangan dari menyekutukan Allah Subhanahu wa ta'ala, peringatan dari apa-apa yang diharamkan Allah, seperti riba, perbuatan-perbuatan keji, dan larangan-larangan Allah Subhanahu wa ta'ala lainnya.

. Bagi Allah puji dan syukur, untuk-Nya nikmat dan karunia, di mana Dia telah mengutus kepada kita Rasul paling utama dan menurunkan kepada kitab-Nya yang paling utama, serta menjadikan kita umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia:

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللهِ ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَآءُ وَمَن يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ {23}
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar:23)

2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَّفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali 'Imraan:164)

4. BERIMAN KEPADA PARA RASUL

. Beriman kepada para rasul, yaitu membenarkan dengan hati yang mantap bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengutus pada setiap umat seorang rasul (utusan) yang mengajak mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala saja dan kufur dengan apa-apa yang disembah selain-Nya. Dan sesungguhnya mereka semua adalah utusan yang benar, dan telah menyampaikan semua risalah yang diutus Allah kepada mereka. Di antara mereka ada yang Allah Subhanahu wa ta'ala memberitahukan namanya dan ada yang hanya Allah yang mengetahuinya.

. Pendidikan para nabi dan para pengikut mereka:

Allah Subhanahu wa ta'ala mendidik para nabi dan pengikut-pengikut mereka agar pertama-tama mereka bersungguh-sungguh (berusaha) atas diri mereka untuk mendapatkan iman dengan ibadah, membersihkan diri, berpikir, tafakkur, sabar dan berkorban dengan segala sesuatu untuk agama, mengeluarkan dan meninggalkan untuk meninggikan kalimah Allah Subhanahu wa ta'ala sampai sempurna iman di dalam kehidupan mereka. Dan datang keimanan di dalam hati mereka bahwa Allah pencipta segala sesuatu, di Tangan-Nya segala sesuatu. Hanya Dia Subhanahu wa ta'ala yang berhak disembah. Kemudian mereka berusaha (bersungguh-sungguh) memelihara iman dengan lingkungan yang shaleh, seperti masjid yang diramaikan dengan iman dan amal-amal shaleh.

          Kemudian mereka berusaha untuk menunaikan kebutuhan agama dan kebutuhan mereka dengan cara mengambil faedah dari iman. Maka mereka meyakini bahwa Allah bersama mereka di mana saja mereka berada, menolong, memberi rizqi, dan mendukung mereka, seperti terjadi pertolongan bagi kaum muslimin di Perang Badar, penaklukan Kota Makkah, Perang Hunain, dan selainnya. Mereka bertawakkal (berserah diri) kepada-Nya dan tidak bertawakkal kepada selain-Nya. Kemudian mereka berusaha menyebarkan iman di antara kaum mereka, dan orang-orang yang mereka diutus kepadanya agar mereka hanya menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, mengajarkan hukum-hukum-Nya, dan membaca kepada mereka ayat-ayat Rabb mereka. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي اْلأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ {2} وَءَاخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ {3} ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ {4}
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah.Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. *dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. * Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang bersar. (QS. Al-Jum'ah:2-4)

Rasul, yaitu orang yang diberi wahyu oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dengan syari'at dan diperintah-Nya untuk menyampaikan syari'at itu kepada orang yang tidak mengetahuinya atau orang yang mengetahui tentang syariat itu tetapi tidak mau melaksanakannya.

          Nabi: Yaitu orang yang diberi wahyu oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dengan syari'at yang terdahulu untuk memberi tahu kepada orang-orang yang berada di sekitarnya dari para penganut syari'at tersebut dan memperbaharuinya. Setiap rasul adalah nabi dan tidak sebaliknya.

. Pengutusan para nabi dan rasul:

          Setiap umat tidak pernah kosong dari seorang rasul yang diutus Allah Subhanahu wa ta'ala dengan syari'at tersendiri kepada kaumnya atau seorang seorang nabi yang diberikan wahyu kepadanya dengan syari'at sebelumnya agar ia memperbaharuinya.

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu… (QS. An-Nahl:36)

2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
إِنَّآأَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورُُ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَاْلأَحْبَارُ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat, didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka   (QS. Al-Ma`idah:44)

. Jumlah para nabi dan rasul:

          Para nabi dan rasul 'alaihimush shalatu was salaam sangat banyak jumlahnya.

1, Di antara mereka ada yang dijelaskan Allah Subhanahu wa ta'ala nama-nama mereka di dalam al-Qur`an dan menceritakan kepada kita berita-berita mereka. Mereka berjumlah 25 orang.

1, Adam 'Alaihis Salam; Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَلَقَدْ عَهِدْنَآ إِلَى ءَادَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا {115}
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (QS. Thaha:115)

2, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman menyebutkan sebagian nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya:
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَّن نَّشَآءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ {83} وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ كُلاًّ هَدَيْنَا وَنُوحًا هَدَيْنَا مِن قَبْلُ وَمِن ذُرِّيَتِهِ دَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَى وَهَارُونَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ {84} وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِّنَ الصَّالِحِينَ وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلاًّ فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ {86} وَمِنْ ءَابَآئِهِمْ وَذُرِّيَاتِهِمْ وَإِخْوَانِهِمْ وَاجْتَبَيْنَاهُمْ وَهَدَيْنَاهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ {87} ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِى بِهِ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُم مَّاكَانُوا يَعْمَلُونَ {88} أُوْلَئِكَ الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ
Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. * Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya'qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, * dan Zakaria, Yahaya, 'Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, * dan Ismail, Ilyasa', Yunus, dan Luth masing-masingnya kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), * (dan Kami lebihkan pula derajat) sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi Nabi-Nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.* Itulah petunjuk Allah SWTyang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. *Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka kitab, hikmat (pemahaman agama) dan kenabian.. (QS. Al-An'aam:83-89)

3, Idris 'Alaihis Salam, firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا {56}
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang di sebut) di dalam al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. (QS. Maryam:56)

4, Hud 'Alaihis Salam, firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ {123} إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلاَ تَتَّقُونَ {124} إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ {125}
Kaum Aad telah mendustakan para rasul. * Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka:"Mengapa kamu tidak bertaqwa? * Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. Asy-Syu'ara`:123-125)

5, Shaleh 'Alaihis Salam, firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ {141} إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَالِحٌ أَلاَتَتَّقُونَ {142} إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ {143}
Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. * Ketika saudara mereka, Shaleh, berkata kapada mereka: "Mengapa kamu tidak bertaqwa? * Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. Asy-Syu'araa`:141-143)

6, Syu'aib 'Alaihis Salama, firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
كَذَّبَ أَصْحَابُ لْئَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ {176} إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبُ أَلاَتَتَّقُونَ {177} إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ {178}
Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul; * ketika Syu'aib berkata kepada mereka:"Mengapa kamu tidak bertaqwa?, * Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. Asy-Syu'araa`:172-178)

7, Dzulkifli 'Alaihis Salam, firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِّنَ اْلأَخْيَارِ {48}
Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa', dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik (QS. Shaad:48)

8, Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala
مَّاكَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا {40}
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzaab:40)

2, Di antara para nabi dan rasul, ada yang tidak kita ketahui nama-nama mereka dan Allah Subhanahu wa ta'ala tidak menceritakan kepada kita tentang berita mereka, maka kita beriman kepada mereka secara umum.

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. (QS. Ghafir:78)

2, Dari Abu Umamah radhiyallahu'anhu, ia berkata: "Abu Dzarr radhiyallahu'anhu, berkata: 'Aku berkata: 'Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, berapakah sempurnanya bilangan para Nabi?" Beliau bersabda: '124.000, dari mereka ada 315 rasul. Jumlah yang banyak sekali."HR. Ahmad dan ath-Thabrani.[40]

.Ulul 'Azmi dari para rasul:

          Ulul 'Azmi dari para rasul ada lima orang dan mereka adalah: Nuh 'Alaihis Salam, Ibrahim 'Alaihis Salam, Musa 'Alaihis Salam, Isa 'Alaihis Salam, dan Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa ta'ala telah menyebutkan mereka dengan firman-Nya:
شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَاوَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَاوَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَتَتَفَرَّقُوا فِيهِ
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya….. (QS. Asy-Syura:13)

. Rasul pertama:

          Agama para nabi dan rasul adalah satu dan syari'at mereka berbeda-beda. Yang pertama memberi kabar gembira tentang yang terakhir dari mereka dan beriman dengannya, dan yang terakhir  membenarkan yang pertama dan beriman dengannya.

Rasul yang pertama kali adalah Nuh:

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَإِذْ أَخَذَ اللهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَآءَاتَيْتُكُم مِّن كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَآءَكُمْ رَسُولُُ مُّصَدِّقُُ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنصُرُنَّهُ قَالَ ءَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُم مِّنَ الشَّاهِدِينَ
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi: "Sungguh, apa saja  yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :"Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:"Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". (QS. Ali Imran:81)

2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
إِنَّآأَوْحَيْنَآإِلَيْكَ كَمَآأَوْحَيْنَآإِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ
Sesungguhnya Kami telah mamberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi yang kemudiannya, (QS. An-Nisaa`:163)

3, Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu  dalam hadits syafa'at, dan di dalamnya bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Pergilah kepada Nuh, lalu mereka datang kepada Nuh, lalu mereka berkata: 'Hai Nuh, engkau adalah rasul pertama kepada penduduk bumi…" Muttafaqun 'alaih.[41]

.Rasul terakhir:

          Rasul terakhir adalah Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
مَّاكَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا {40}
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzaab: 40)

. Kepada siapa Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus para nabi dan rasul

1, Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus para nabi dan rasul khusus hanya kepada kaum mereka, seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ
dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. (QS. Ar-Ra'ad:7)

2, Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam kepada semua umat  manusia. Beliau adalah penutup para nabi dan rasul, dan yang paling utama. Beliau adalah pemimpin keturunan Adam  dan pembawa bendera al-hamd (pujian) pada hari kiamat, dan Allah Shallallahu'alaihi wa sallam mengutusnya sebagai rahmat bagi semesta alam.

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَمَآأَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ {28}
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba`:28)

2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّرَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ {107}
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiyaa`:107)

.Hikmah diutusnya para nabi dan rasul:

1, Mengajak manusia kepada menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala saja dan melarang penyembahan kepada selain-Nya. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu", … (QS. An-Nahl :36)

2, Menjelaskan jalan yang menyampaikan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي اْلأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ {2}
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jum'ah:2)

3, Menjelaskan kondisi manusia setelah sampai kepada Rabb mereka pada Hari Kiamat. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قُلْ يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَآ أَنَا لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ {49} فَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ {50} وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي ءَايَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ {51}
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu". * Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia. * Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. (QS. 22:49-51)

4, Mendirikan hujjah kepada manusia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةُُ بَعْدَ الرُّسُلِ
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (QS. An-Nisaa`: 165)

5, Rahmat, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّرَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ {107}
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiyaa`:107)

. Sifat para nabi dan rasul:

1, Semua nabi dan rasul adalah laki-laki dari golongan manusia. Allah Subhanahu wa ta'ala telah memilih dan menentukan serta menyaring mereka dari semua hamba-Nya. Dia memberi kelebihan kepada mereka dengan nubuwah dan risalah. Memperkuat mereka dengan mu'jizat. Memberi kemuliaan kepada mereka dengan risalah, membebani mereka dengannya, dan menyuruh mereka menyampaikan risalah tersebut kepada manusia agar mereka menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala saja dan meninggalkan penyembahan selain-Nya, dan Dia menjanjikan kepada mereka surga atas hal itu. Sungguh mereka -'alahimush shalatu was salam- telah berbuat jujur dan menyampaikan.

1, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُوحِى إِلَيْهِمْ فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَتَعْلَمُونَ {43}
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS. An-Nahl:43)

2, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
إِنَّ اللهَ اصْطَفَى ءَادَمَ وَنُوحًا وَءَالَ إِبْرَاهِيمَ وَءَالَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ {33}
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (QS. Ali 'Imran33)

3, Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu", … (QS. An-Nahl :36)

2, Allah Subhanahu wa ta'ala menyuruh kepada semua nabi dan rasul agar berdakwah kepada Allah, menyembah-Nya saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Dia menentukan syari'at bagi setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

لِكُّلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. …, (QS. Al-Maidah :48)

3, Ketika Allah Subhanahu wa ta'ala memilih para nabi dan rasul, Dia memberi sifat kepada mereka dengan ubudiyah (penghambaan) kepada-Nya pada tingkatan tertinggi, sebagaimana Dia katakan tentang Muhammad pada maqam tanzil:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا {1}
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al-Furqaan:1)

Dan Dia berfirman pada Nabi Isa bin Maryam 'Alaihis Salam
إِنْ هُوَ إِلاَّ عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلاً لِّبَنِى إِسْرَاءِيلَ {59}
Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. (QS. Az-Zukhruf:59)

4, Sesungguhnya semua nabi dan rasul 'alaihimush shalatu was salam adalah manusia yang diciptakan, mereka makan dan minum, lupa, tidur, bisa sakit dan akan meninggal dunia. Mereka tidak berbeda dengan manusia lainnya, tidak mempunyai sedikitpun dari sifat-sifat rububiyah dan uluhiyah. Mereka tidak bisa memberi manfaat dan bahaya kepada seseorang kecuali apa yang telah dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Tidak mempunyai sedikit pun dari khazanah (perbendaharaan) Allah Subhanahu wa ta'ala. Tidak mengetahui yang gaib kecuali apa-apa yang diperlihatkan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada mereka.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Nabi-Nya Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam
قُل لآَّأَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَاشَآءَ اللهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَامَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ {188}
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfa'atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (QS. Al-A'raaf:188)

. Keistimewaan Para Nabi dan Rasul 'alaihimush shalatu was salam:

          Para nabi dan rasul 'alaihimush shalatu was salam adalah manusia paling suci hatinya, paling cerdas akalnya, paling benar imannya, paling baik akhlaknya, paling sempurna agamanya, paling kuat ubudiyahnya, paling sempurna tubuhnya, dan paling tampan rupanya. Dan Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengkhususkan mereka dengan beberapa keistimewaan, yang terpenting adalah:

1, Allah Subhanahu wa ta'ala telah memilih mereka dengan wahyu dan risalah.
   Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
اللهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلاَئِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ
Allah  memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia: …(QS. Al-Hajj:75)

   Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا بَشَرٌ مِّثْلَكُمْ يُوحَى إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلاَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Katakanlah:"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa". (QS. Al-Kahfi:110)

2, Sesungguhnya mereka dipelihara dari kesalahan pada apa-apa yang mereka sampaikan kepada manusia yaitu aqidah dan hukum. Jikalau mereka keliru, maka Allah Subhanahu wa ta'ala meluruskan mereka kepada yang haq dan benar.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى {1} مَاضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَاغَوَى {2} وَمَايَنطِقُ عَنِ الْهَوَى {3} إِنْ هُوَ إِلاَّوَحْيٌ يُوحَى {4} عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى {5}
Demi bintang ketika terbenam, * kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, * dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. * Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), * yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, (QS. 53:1-5)

3, Sesungguhnya mereka tidak bisa diwaris setelah kematian mereka.
Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Kami tidak diwaris, apa yang kami tinggalkan menjadi sedakah.' Muttafun 'alaih.[42]

4, Mata mereka tidur dan hati mereka tidak tidur.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu dalam cerita Isra`: 'Dan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidur kedua matanya tetapi tidak tidur hatinya. Demikian pula para nabi, mata mereka tidur tapi hati mereka tidak tidur."HR. al-Bukhari.[43]

5, Sesungguhnya mereka diberi pilihan di antara dunia dan akhirat saat akan meninggal dunia.
Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak ada seorang nabi yang sakit kecuali diberi pilihan antara dunia dan akhirat." Muttafaqun 'alaih.[44]

6, Mereka dikuburkan di tempat mereka meninggal dunia.
          Dari Abu Bakar radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak akan dikuburkan seorang nabi kecuali di tempat ia meninggal dunia" HR. Ahmad.[45]

7, Bumi tidak dapat memakan jasad mereka.
          Dari Aus bin Aus radhiyallahu'anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: 'Sesungguhnya hari terbaik kamu adalah hari Jum'at…’ -dan dalam hadits ini-: ‘mereka bertanya: 'Hai Rasulullah, bagaimana shalawat kami diperlihatkan kepadamu sedangkan engkau telah hancur?’ Mereka mengatakan: engkau telah hancur. Beliau menjawab: 'Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala mengharamkan jasad para Nabi kepada bumi." HR. Abu Daud.[46]

8, Mereka tetap hidup di kubur mereka dan melakukan shalat.
Dari Anas radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Para Nabi tetap hidup di kubur mereka, melaksanakan shalat.' HR. Abu Ya'la.[47]

Dari Anas  radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Aku melewati Musa 'Alaihis Salam pada malam aku diisra`kan di sisi tumpukan pasir merah sedang shalat di dalam kuburnya." HR. Muslim.[48]

9,  Istri-istri mereka tidak boleh dikawini setelah mereka.
          Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَمَاكَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللهِ وَلآَأَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِندَ اللهِ عَظِيمًا {53}
Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS. Al-Ahzaab:53)

. Wajib beriman kepada semua nabi dan rasul. Barang siapa kafir kepada salah seorang dari mereka, berarti dia kafir kepada semuanya. Wajib membenarkan apa-apa yang shahih dari mereka yaitu berita-berita mereka, mengikuti mereka dalam kebenaran iman, sempurna tauhid dan akhlak yang baik. Dan wajib mengamalkan syari'at nabi yang diutus kepada kita dari mereka, yaitu penutup dan sebaik-baik yang diutus kepada semua manusia dan alam semesta, yaitu Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا {136}
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisaa`:136)

. Manfaat beriman kepada para nabi dan rasul:

          Mengenal rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala kepada hamba-hamba-Nya dan perhatian-Nya kepada manusia. Di mana Dia mengutus para rasul kepada manusia yang memberi petunjuk untuk menyembah Rabb, dan bagaimana manusia menyembah-Nya.
  • Di antaranya: Memuji Allah Subhanahu wa ta'ala dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat ini.
  • Di antaranya: mencintai rasul dan memuji mereka tanpa berlebihan; karena mereka adalah utusan-utusan Allah Subhanahu wa ta'ala, beribadah kepada-Nya, menyampaikan risalah-Nya, dan memberi nasihat kepada hamba-hamba-Nya.


MUHAMMAD Shallallahu'alaihi wa sallam

. Nasab dan pertumbuhannya:
          Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Dilahirkan di Mekkah pada tahun gajah, bertepatan tahun 570 M. Bapaknya Abdullah meninggal dunia sedangkan beliau masih berada di perut ibunya. Tatkala dilahirkan beliau dipelihara oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Ibunya meninggal dunia, beliau baru berusia enam tahun. Tatkala kakeknya meninggal dunia, beliau dipelihara oleh pamannya, Abu Thalib.

          Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam hidup dengan akhlak yang agung, perilaku yang baik. Sehingga kaumnya memberi gelar al-Amin kepadanya. Di usia empat puluh tahun, Muhammad menjadi Nabi, tatkala datang al-Haqq kepadanya ketika sedang berada di gua Hira.

          Kemudian beliau mulai berdakwah untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya, hanya menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala saja. Lalu beliau menerima berbagai macam gangguan. Beliau tetap sabar hingga Allah Subhanahu wa ta'ala menampakkan agama-Nya. Beliau hijrah ke Madinah. Lalu disyari'atkan segala hukum, kemudian Islam menjadi mulia dan agama menjadi sempurna.

          Beliau Subhanahu wa ta'ala meninggal dunia pada hari Senin di bulan Rabi'ul Awal tahun ke sebelas Hijriyah, ketika berumur 63 tahun. Bertemu dengan ar-Rafiq al-A'laa (Allah Subhanahu wa ta'ala) setelah beliau menyampaikan risalah dengan jelas, menunjukkan kepada umat atas segala kebaikan dan memberi peringatan dari segala kejahatan. Semoga sholawat dan salam tetap terlimpah pada beliau Shallallahu'alaihi wa sallam.

. Keistimewaan-keistimewaan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam

          Di antara keistimewaan Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bahwa beliau adalah penutup para nabi, pemimpin para rasul dan imam orang-orang yang bertaqwa. Risalahnya berlaku umum kepada bangsa jin dan manusia. Allah Subhanahu wa ta'ala mengutusnya sebagai rahmat bagi semesta alam. Beliau diperjalankan ke Baitul Maqdis. Dinaikkan ke atas langit. Allah Subhanahu wa ta'ala memanggilnya dengan sifat nubuwah (kenabian) dan risalah.

          Dari Jabir radhiyallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seseorang sebelum aku: Aku diberi pertolongan dengan takutnya (musuh) dari jarak perjalanan satu bulan. Bumi dijadikan bagiku sebagai masjid dan alat bersuci. Siapapun juga dari umatku yang bertemu waktu shalat maka hendaklah ia shalat. Dihalalkan harta ganimah untukku dan tidak dihalalkan kepada seseorang sebelumku. Aku diberi syafaat. Seorang Nabi hanya diutus kepada kaumnya saja dan aku diutus kepada semua manusia. "Muttafaqun 'alaih.[49]

          Di antara keistimewaan beliau tetapi tidak bagi umatnya adalah: menyambung puasa, nikah tanpa mahar, nikah lebih dari empat orang istri, tidak memakan harta sedekah, dia mendengar apa yang tidak didengar manusia, dan melihat apa yang tidak bisa dilihat manusia, sebagaimana beliau melihat Jibril menurut bentuk yang Allah Subhanahu wa ta'ala ciptakan atasnya, dan beliau tidak diwaris.

. Permulaan wahyu kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam

          Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata, "Pertama-tama yang dimulai Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dari wahyu adalah mimpi yang baik di dalam tidur. Maka tidak pernah beliau melihat mimpi kecuali ia datang seperti fajar yang menyingsing. Kemudian ia dijadikan suka kepada menyendiri (berkhulwat). Beliau menyendiri di gua Hira. Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam beribadah di dalamnya selama beberapa malam yang berbilang sebelum kembali kepada keluarganya, dan mengambil bekal untuk hal itu. Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wa sallam kembali kepada Khadijah radhiyallahu'anha, lalu mengambil bekal lagi. Sampai datang kepada beliau al-Haqq, dan beliau sedang berada di gua Hira. Malaikat datang kepadanya seraya berkata, 'Bacalah?' Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Lalu ia mengambilku, memelukku hingga aku merasa payah. Kemudian ia melepasku seraya berkata, 'Bacalah!' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Lalu ia mengambilku, memelukku yang kedua kali hingga aku merasa payah. Kemudian ia melepasku seraya berkata, 'Bacalah!' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Maka ia mengambilku, lalu memelukku yang ketiga kalinya. Kemudian ia melepasku seraya berkata,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3}
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, * Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. * Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, (QS. Al-'Alaq:1-3)

Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pulang seraya gemetar. Lalu ia masuk kepada Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu'anha seraya berkata, 'Selimuti aku, selimuti aku'. Maka, mereka menyelimutinya sampai hilang rasa takut darinya. Beliau berkata kepada Khadijah radhiyallahu'anha dan menceritakan semuanya: 'Sungguh aku merasa khawatir terhadap diriku. Khadijah radhiyallahu'anha berkata, 'Sama sekali tidak. Demi Allah Subhanahu wa ta'ala, Allah tidak akan menghinakanmu. Sesungguhnya engkau menyambung silaturrahim, memikul yang kesusahan, memberi orang yang tidak punya, menjamu tamu, dan menolong di atas kebenaran.

          Lalu pergilah Khadijah radhiyallahu'anha bersamanya hingga membawanya kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak paman Khadijah (saudara sepupu). Dia adalah seorang yang beragama Nashrani di masa jahiliyah. Dia pandai menulis kitab berbahasa Ibrani. Dia menulis dari Injil dengan bahasa Ibrani, apa yang Allah kehendaki. Dia seorang tua renta yang telah buta. Khadijah radhiyallahu'anha berkata kepadanya, 'Hai anak pamanku, dengarlah dari anak saudaramu.' Waraqah berkata kepadanya, 'Hai anak saudaraku, apa yang engkau lihat?' lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menceritakan kepadanya apa yang dilihatnya.

          Waraqah berkata kepadanya. 'Ini adalah an-Namus (Jibril 'Alaihis Salam) yang telah Allah Subhanahu wa ta'ala turunkan kepada Musa 'Alaihis Salam. Andaikan aku masih muda pada saat itu. Andaikan aku masih hidup saat kaummu mengusirmu.' Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bertanya, 'Apakah mereka akan mengusirku?' Ia menjawab, 'Benar, tidak ada seseorang yang datang membawa seperti yang engkau bawa kecuali dimusuhi. Jika aku masih hidup sampai saat itu, niscaya aku membelamu dengan pembelaan yang kuat.' Kemudian tidak berapa lama, Waraqah meninggal dunia dan terhenti wahyu.' Muttafaqun 'alaih.[50]

. Istri-istri Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam

Ummahatul Mu'minin (Ibu-ibu kaum mukminin) adalah istri-istri Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam di dunia dan akhirat. Semuanya adalah muslimah, baik, bersih, suci, bebas dari keburukan yang mencemari kehormatan mereka. Mereka adalah:
Khadijah binti Khuwailid, 'Aisyah binti Abu Bakar, Saudah binti Zam'ah, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Juwairiyah binti al-Harits, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti al-Harits radhiyallahu ‘anhunna ajma’in (semoga Allah meridhai mereka semuanya).

Yang meninggal sebelum Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dari mereka adalah Khadijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah dan yang lainnya meninggal setelah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

Istri-istrinya yang paling utama adalah Khadijah radhiyallahu'anha dan 'Aisyah radhiyallahu'anha.

. Anak-anak Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam

1, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mempunyai tiga orang anak laki-laki: al-Qasim dan Abdullah dari Khadijah, serta Ibrahim dari jariyahnya Mariyah al-Qibthiyah. Semuanya meninggal dunia saat masih kecil.

2, Adapun anak perempuan: Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mempunyai empat orang putri: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah. Semuanya dilahirkan dari Khadijah. Semuanya sempat menikah dan meninggal dunia sebelum Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam kecuali Fathimah, ia meninggal setelah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Semuanya adalah muslimah, baik, dan suci radhiyAllahu 'anhunn ajma’in.

. Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam

          Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam adalah generasi terbaik. Mereka mempunyai keutamaan besar di atas semua umat. Allah Subhanahu wa ta'ala telah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya. Mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka berdiri membela dan menolong Allah dan Rasul-Nya. Berhijrah karena agama. Memberikan tempat kediaman dan pertolongan karena agama. Berjihad fi sabilillah dengan harta dan jiwa mereka. Hingga Allah Subhanahu wa ta'ala ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya. Yang paling mulia dari mereka adalah kaum Muhajirin kemudian kaum Anshar.

          Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang mengiringi mereka, kemudian yang mengiringi mereka. Kemudian datang beberapa kaum yang persaksian mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.'Muttafaqun 'alaih.[51]

. Mencintai sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam

          Wajib kepada setiap orang muslim mencintai mereka semua dengan hati, memuji mereka dengan lisan, mendoakan rahmat atas mereka, memintakan ampun untuk mereka, menahan diri tentang pertentangan di antara mereka, dan tidak mencela mereka. Hal itu karena mereka mempunyai kebaikan dan keutamaan, ma'ruf dan ihsan, membela Allah  dan Rasul-Nya dengan taat dan jihad fi sabilillah, berdakwah kepada-Nya, berhijrah dan membela, mengorbankan harta dan jiwa mereka di jalan Allah karena mengharap ridha Allah Subhanahu wa ta'ala, maka Allah ridha kepada mereka semua.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah:100)

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ {74
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia. (QS. 8:74)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Janganlah kamu mencela sahabatku, janganlah kamu mencela sahabatku. Demi (Allah Subhanahu wa ta'ala) yang diriku berada di Tangan-Nya, jikalau sesungguhnya seseorang di antara kamu memberi nafkah emas seperti bukit Uhud (banyaknya), niscaya ia tidak bisa menyamai satu mud atau setengah mud salah seorang dari mereka." Muttafaqun 'alaih.[52]

5. PERCAYA KEPADA HARI AKHIR

.Hari akhir adalah hari kiamat yang pada hari itu Allah Subhanahu wa ta'ala bangkitkan semua makhluk untuk dihisab dan diberi balasan. Dinamakan dengan nama itu karena tidak ada lagi hari sesudahnya. Di tempat menetapnya penghuni surga di dalam surga dan penghuni neraka di dalam neraka.

. Nama-nama hari akhir yang paling terkenal:
Hari kiamat, hari kebangkitan, hari pemisah, hari keluar, hari pembalasan, hari yang kekal, hari hisab, hari yang dijanjikan, hari berkumpul, hari taghabun, hari pertemuan, hari tanaad, hari kerugian, teriakan, bencana besar, al-Ghasyiyah, al-Waaqi'ah, al-Haaqqah, al-Qaari'ah.

.Percaya Kepada Hari Akhir:
          Yaitu membenarkan dengan mantap setiap apa yang dikabarkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya dari apa-apa yang akan terjadi pada hari yang besar tersebut, yaitu kebangkitan, digiring, dihisab (dihitung amal perbuatan), titian, timbangan, surga, neraka, dan selain yang demikian itu dari apa-apa yang berlaku pada hari Kiamat.

          Termasuk dengan hal itu apa yang ada sebelum mati berupa tanda-tanda hari kiamat, dan apa-apa yang ada setelah kematian berupa fitnah kubur, siksa dan nikmat kubur.

. Keagungan hari kiamat:

          Percaya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan hari Kiamat termasuk rukun iman yang terbesar. Di atas keduanya beserta rukun iman lainnya tempat peredaran istiqamah manusia, keberuntungan dan kebahagiannya di dunia dan akhirat. Dan karena begitu pentingnya dua rukun ini, Allah Subhanahu wa ta'ala banyak sekali menyertakan di antara keduanya dalam ayat-ayat al-Qur`an:

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ
Demikianlah diberi pelajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.. (QS. Ath-Thalaaq: 2)

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
اللهُ لآَإِلَهَ إِلاَّهُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَرَيْبَ فِيهِ
Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. (QS. An-Nisaa`:87)

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.. (QS. An-Nisaa`:59)


.Fitnah Kubur:

1, Dari al-Bara` bin 'Azib radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam pada satu jenazah…’ -dan pada hadits ini-, Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Dan datanglah kepadanya dua orang malaikat, lalu keduanya mendudukkannya, lalu bertanya kepadanya: 'Siapa Rabbmu? Ia menjawab, 'Rabb-ku adalah Allah. 'Keduanya bertanya kepadanya, 'Apa agamamu?' Ia menjawab, 'Agamaku Islam.' Keduanya bertanya lagi, 'Siapa laki-laki yang diutus kepadamu ini?' Ia menjawab, 'Dia adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam…' HR. Ahmad dan Abu Daud.[53]

2, Dari Anas  radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Apabila seorang hamba diletakkan di kuburnya dan ditinggalkan serta teman-temannya telah pergi, sehingga ia mendengar suara sendal mereka. Datanglah kepadanya dua orang malaikat, lalu keduanya mendudukkannya seraya bertanya kepadanya, 'Apa yang kamu katakan pada laki-laki ini (Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam)?' Ia menjawab, 'Saya bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan rasul-Nya.' Dikatakan kepadanya, 'Lihatlah tempatmu di neraka, Allah Subhanahu wa ta'ala telah menggantikan engkau dengannya satu tempat di surga.' Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam  bersabda, 'Maka ia melihat keduanya secara bersama-sama.

Adapun orang kafir atau munafik, ia berkata, 'Saya tidak tahu, dahulu aku mengatakan apa yang dikatakan manusia.' Dikatakan: 'Kamu tidak tahu dan tidak membaca, kemudian ia dipukul dengan palu besar dari besi satu pukulan di antara dua telinganya. Maka ia berteriak yang bisa didengar yang berada di sekelilingnya kecuali jin dan manusia." Muttafaqun 'alaih.[54]

. Siksa kubur terbagi dua:

1, Siksa yang terus menerus, tidak pernah berakhir hingga hari kiamat, yaitu siksa kepada orang-orang kafir dan orang-orang munafik, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala tentang para pengikut Fir'aun:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ {46}
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat (Dikatakan kepada malaikat):"Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya kedalam azab yang sangat keras". (QS. Ghafir:46)

2, Siksa yang berlangsung satu kurun waktu, kemudian berakhir. Yaitu siksa kepada orang-orang bertauhid yang berdosa, maka ia mendapat siksa sesuai dosanya. Kemudian siksa tersebut diringankan darinya, atau terputus (secara total) disebabkan rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala, atau adanya penebus-penebus dosa yaitu berupa sedekah jariyah, atau ilmu yang berguna, atau anak shalih yang berdoa untuknya, atau semisal yang demikian itu.

. Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya apabila meninggal salah seorang dari kamu, diperlihatkan kepadanya tempat duduknya di pagi dan sore hari. Jika ia termasuk (calon) penghuni surga maka dari penghuni surga, dan jika ia adalah (calon) penghuni neraka maka dari penghuni neraka. Dikatakan: inilah tempat dudukmu sehingga Allah membangkitkan engkau kepada-Nya di hari kiamat.'Muttafaqun 'alaih.[55]

. Nikmat kubur:
Nikmat kubur diperuntukkan bagi orang-orang beriman yang jujur.
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah " kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):"Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu" (QS. Al-Fushshilat:30)

2, Dari al-Barra` bin 'Azib radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam  mengatakan pada seorang mukmin, apabila dia telah menjawab pertanyaan dua malaikat di kuburnya: …Maka penyeru dari langit mengatakan: bahwa benarlah hamba-Ku, berilah ia kasur dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukalah untuknya satu pintu ke surga. Beliau bersabda, 'Maka datanglah dari aroma dan wangi-wangiannya (surga), dan diluaskan untuknya di kuburnya sejauh matanya memandang.' HR. Ahmad dan Abu Daud.[56]

. Ada beberapa perkara yang menyelamatkan seorang mukmin dari huru-hara dalam kubur, fitnahnya, dan siksanya seperti: mati syahid fi sabilillah, ribath (berjaga malam fi sabilillah), orang yang meninggal karena penyakit perut dan semisalnya.

. Tempat menetapnya ruh setelah meninggal dunia hingga hari kiamat:
          Ruh-ruh di alam barzakh memiliki perbedaan-perbedaan besar: di antaranya ruh-ruh yang berada di a'la Illiyiin (tingkat tertinggi) dalam kelompok tertinggi, yaitu ruh para Nabi 'alaihimush shalatu was salaam, mereka berbeda-beda dalam kedudukan mereka.
  • Di antaranya, ruh-ruh yang berada pada bentuk burung yang bergantung di pohon surga, yaitu ruh orang-orang yang beriman.
  • Di antaranya, ruh-ruh yang berada di talih (paruh) burung hijau yang berjalan-jalan di surga, yaitu ruh sebagian orang-orang mati syahid (syuhada).
  • Di antaranya, ruh-ruh yang ditahan di dalam kubur, seperti orang yang menyembunyikan harta ghanimah. Di antaranya ada yang ditahan di atas pintu surga disebabkan hutang yang ditanggungnya. Di antaranya ada yang ditahan di dalam bumi disebabkan ruhnya yang rendah.
  • Di antaranya, ruh-ruh yang berada di dalam tungku api para pezinah.
  • Di antaranya, ruh-ruh yang berenang di sungai darah dan menelan batu, mereka adalah para pemakan riba… dst.

TANDA-TANDA HARI KIAMAT

.Pengetahuan tentang hari kiamat:
          Pengetahuan tentang waktu hari kiamat tidak ada yang mengetahuinya selain Allah SWT, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
يَسْئَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا {63}
Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah:"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu hai (Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya. (QS. Al-Ahzaab:63)

.Tanda-tanda hari kiamat:
          Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam memberikan informasi tentang tanda-tanda dan ciri-ciri yang mengindikasikan sudah dekatnya hari kiamat, yaitu tanda-tanda yang kecil dan besar

Tanda-tanda hari kiamat yang kecil:
. Tanda-tanda hari kiamat yang kecil itu ada tiga bagian:
 1, Tanda-tanda yang sudah terjadi dan telah berkahir. Di antaranya: diutusnya Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dan meninggalnya, terbelahnya bulan sebagai tanda (mukjizat) bagi beliau Shallallahu'alaihi wa sallam, penaklukan Baitul Maqdis, keluarnya api di tanah hijaz.

. Dari 'Auf bin Malik radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Hitunglah enam di antara tanda hari kiamat, kematianku, kemudian takluknya Baitul Maqdis, …"HR. al-Bukhari.[57]

. Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Hari kiamat tidak terjadi sehingga (terlebih dahulu) keluar api dari bumi Hijaz yang menerangi punuk unta di Bushra". Muttafaqun 'alaih.[58]

2, Tanda-tanda yang sudah nampak dan masih tetap berlangsung, di antaranya:
Nampaknya fitnah-fitnah, munculnya orang-orang yang mengaku menjadi nabi, tersebarnya keamanan, dipegangnya ilmu syara', nampaknya kebodohan, banyaknya polisi dan pembantu kezaliman, nampaknya alat-alat musik dan menghalalkannya, nampaknya perzinahan, banyak orang yang minum arak dan menghalalkannya, orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, penggembala kambing berlomba-lomba dalam bangunan, manusia berbangga-bangga terhadap masjid dan perhiasannya, banyak terjadi peperangan, waktu terasa amat dekat, menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya, orang-orang jahat ditinggikan dan orang-orang baik dan terpilih direndahkan, dibuka perkataan dan disimpan amal ibadah, pasar saling berdekatan, nampak kesyirikan pada umat ini, banyak kebakhilan, banyak dusta, banyak harta, meluasnya perdagangan, banyak terjadi gempa, orang yang amanah dianggap khianat dan orang khianat diberi amanah, nampaknya perbuatan keji, terputusnya silaturrahim, buruknya hubungan antar tetangga, terangkatnya orang-orang rendah, menjual hukum, menyerahnya orang-orang khusus, menuntut ilmu kepada orang-orang kecil, nampanya pena, munculnya wanita-wanita berpakaian namun telanjang, banyaknya saksi palsu, banyaknya kematian mendadak, tidak berusaha mencari rizqi yang halal, bumi Arab kembali menjadi  hijau dan sungai-sungai, berbicaranya binatang buas kepada manusia, laki-laki berbicara kepada lumut cambuknya dan tali sendalnya, dan pahanya mengabarkannya dengan apa yang dibicarakan keluarganya sesudahnya, Iraq dikepung dan dihalangi darinya makanan dan uang, kemudian Syam dikepung dan dihalangi darinya makanan dan uang, kemudian terjadi perdamaian di antara kaum muslimin dan bangsa Roma, kemudian bangsa Roma melanggar perjanjian.

. Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan beliau menghadap arah Timur, seraya bersabda, 'Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu berasal dari sini. Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu di sini. Dari tempat munculnya tanduk syetan." Muttafaqun 'alaih.[59]

3, Tanda-tanda yang belum nampak dan akan terjadi tanpa diragukan, seperti yang diberitakan oleh Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, di antaranya adalah:

          Sungai Eufrat menyingkap gunung emas, takluknya Konstantinopel tanpa senjata, memerangi bangsa Turki, memerangi kaum Yahudi dan menangnya kaum muslimin terhadap mereka, seorang laki-laki keluar dari Qahthan menghalau manusia dengan tongkatnya dan mereka taat kepadanya, sedikitnya laki-laki dan banyaknya wanita sehingga bagi lima puluh orang wanita hanya seorang penanggung jawab, orang-orang jahat keluar dari Madinah kemudian hancurnya.

          Di antaranya, munculnya al-Mahdi, yaitu seorang laki-laki dari ahli bait Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa ta'ala memperkuat agama dengannya, memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi kezaliman. Menjadi raja selama tujuh tahun. Umat merasakan nikmat di masanya dengan kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Muncul di wilayah Timur dan dibai'at di Baitullah.

Di antaranya lagi adalah runtuhnya Ka'bah lewat tangan seorang laki-laki dari Etiopia yang diberi nama Dzus Suwaiqitain, kemudian tidak pernah dibangun lagi sesudahnya itu. Wallahu 'Alam.

. Semua yang telah kami sebutkan berupa tanda-tanda yang telah lewat dijelaskan dengan hadits-hadits shahih dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam.

TANDA-TANDA HARI KIAMAT BESAR

. Dari Hudzaifah bin Usaid al-Ghifari radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam memperhatikan kami sewaktu kami saling berbincang. Beliau bertanya, 'Apa yang sedang kalian perbincangkan?' Mereka menjawab, 'Kami menyebutkan hari kiamat.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sehingga kamu melihat sepuluh tanda.' Lalu beliau menyebut asap, Dajal, binatang, terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya (sebelah Barat), turunnya Isa bin Maryam, Ya'juj dan Ma'juj, tiga longsor besar, longsor di Timur, longsor di Barat, dan longsor di semenanjung Arab. Yang akhir yang demikian itu adalah keluarnya api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat mahsyar mereka.' HR. Muslim.[60]

1, Keluarnya Dajjal:

Dajjal adalah seorang laki-laki dari anak cucu Adam 'Alaihis Salam. Muncul di akhir zaman dan mengaku memiliki sifat rububiyah. Keluar dari Timur dari Khurasan. Kemudian ia berjalan di muka bumi, maka ia tidak meninggalkan satu negeri kecuali ia memasukinya, kecuali Masjidil Aqsha, Tursina, Makkah dan Madinah, ia tidak bisa memasukinya; karena malaikat menjaganya. Turun di danau asin, maka kota Madinah bergetar tiga kali, keluar darinya setiap orang kafir dan munafik.      

. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Kami sedang duduk di sisi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, lalu beliau menyebutkan fitnah, beliau banyak menyebutnya sehingga menyebutkan fitnah ahlaas. Ada yang bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah fitnah ahlaas itu?' Beliau menjawab, 'Ia adalah lari dan perang.' Kemudian fitnah as-saraa, asapnya dari bawah dua kaki seorang laki-laki dari ahli baitku. Dia mengaku bahwa dia dariku dan dia bukanlah dariku, sesungguhnya wali-wali (kekasih-kekasihku) adalah orang-orang yang bertaqwa. Kemudian manusia berdamai di atas seorang laki-laki seperti pinggul di atas tulang rusuk.

Kemudian fitnah Duhaima yang tidak membiarkan seseorang dari umat ini kecuali menamparnya satu tamparan. Apabila dikatakan: berakhir fitnah tersebut malah semakin panjang. Jadilah pada saat seseorang pagi hari beriman dan sore hari menjadi kafir sehingga jadilah manusia ke kemah-kemah, kemah iman yang tidak ada kemunafikan padanya dan kemah nifak yang tidak ada iman padanya. Apabila sudah seperti itu, maka tunggulah Dajjal dari harinya atau besoknya.' HR. Ahmad dan Abu Daud.[61]

. Fitnah Dajjal:
          Keluarnya Dajjal adalah fitnah besar disebabkan apa yang Allah Subhanahu wa ta'ala ciptakan bersamanya berupa perkara-perkara di luar kebiasan yang besar, yang membingungkan akal. Disebutkan dalam hadits shahih bahwa bersamanya ada surga dan neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Dan sesungguhnya bersamanya ada gunung roti, sungai air. Dia menyuruh langit (untuk menurunkan hujan) maka turunlah hujan. Menyuruh bumi (untuk menumbuhkan tumbuhan) maka tumbuhlah tumbuhan. Perbendaharan bumi mengikutinya. Melewati bumi dengan kecepatan besar seperti hujan bila dibawa angin.

Dia menetap di bumi selama empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari seperti satu Jum'at, dan semua harinya seperti hari-hari kita. Kemudian dia dibunuh oleh Isa bin Maryam 'Alaihis salam di sisi pintu ludd di Palestina.


. Sifat Dajjal:
          Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam memperingatkan kita dari mengikuti Dajjal atau membenarkannya. Beliau menjelaskan kepada kita sifat-sifatnya agar kita berhati-hati darinya. Menjelaskan bahwa ia seorang laki-laki, muda, berkulit merah, buta sebelah matanya, tidak mempunyai anak, tertulis di antara kedua matanya 'kafir' yang bisa dibaca setiap muslim.

          Dari 'Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki pendek, berkaki bengkok, keriting, buta sebelah mata, terhapus mata, tidak menonjol dan tidak bermata cekung. Jika disamarkan kepadamu, maka ketahuilah bahwa Rabb kamu Subhanahu wa ta'ala tidak buta sebelah matanya.'HR. Ahmad dan Abu Daud.[62]

. Tempat keluarnya Dajjal:
          Dari an-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan Dajjal dan padanya…: 'Sesungguhnya ia keluar celah-celah di antara Syam dan Iraq. Berbuat kerusakan di kanan dan di kiri.' HR. Muslim.[63]

. Tempa-tempat yang tidak bisa di masuki Dajjal:
Dari Anas radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak ada satu kota melainkan akan diinjak oleh Dajjal kecuali Makkah dan Madinah.'Muttafaqun 'alaih.[64]

Dari seorang laki-laki dari sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, sesungguhnya Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan Dajjal dan tentangnya ia berkata:… dan ia tidak bisa mendekati empat masjid: Masjidil Haram, masjid Madinah, Masjid ath-Thuur,  dan Masjidil Aqsha.'HR. Ahmad.[65]


.Pengikut-pengikut Dajjal:
          Kebanyakan pengikut Dajjal adalah kaum Yahudi, Ajam (bangsa selain arab), Turki, dan berbagai manusia, kebanyakannya dari bangsa Arab badui dan wanita.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Yang mengikuti Dajjal dari Yahudi Asfahan sebanyak 70.000 orang, mereka memakai jubah hijau (yang biasa dipakai ulama Persia).' HR. Muslim.[66]

. Menjaga dari fitnah Dajjal:
          Hal itu dengan cara beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, berlindung dari fitnah Dajjal di dalam shalat secara khusus dan berlari darinya: "Barang siapa yang hapal sepuluh ayat dari permulaan surah Kahfi niscaya ia dipelihara dari Dajjal." Dan dalam satu lafazh: 'Barang siapa yang menemuinya dari kamu, maka hendaklah ia menbaca pembuka surah al-Kahfi." HR. Muslim.[67]


2, Turunnya Isa bin Maryam:

          Setelah Dajjal keluar dan berbuat kerusakan di muka bumi, Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus Isa bin Maryam 'Alaihis Salam. Beliau turun ke bumi di sisi menara putih sebelah Timur Damaskus, meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua orang malaikat, lalu ia membunuh Dajjal, berhukum dengan hukum Islam, mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan pajak, harta melimpah ruah dan hilangnya permusuhan. Dia menetap selama tujuh tahun dan tidak ada permusuhan di antara manusia. Kemudian ia meninggal dunia dan kaum muslimin menshalatkannya.

          Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala mengirim angin dingin yang baik dari arah Syam (Siria) maka tidak tersisa lagi seseorang di atas muka bumi yang di hatinya masih ada sedikit kebaikan atau iman melainkan ia mematikannya. Dan tersisalah manusia-manusia yang jahat secepat burung (dalam melampiaskan syahwat dan kejahatannya) dan watak binatang buas (dalam kezaliman dan permusuhan). Melakukan persetubuhan sebagaimana yang dilakukan keledai. Kemudian syetan memerintahkan mereka menyembah berhala, dan atas mereka terjadi hari kiamat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Demi Allah yang diriku berada di Tangan-Nya, sudah dekat bahwa turun padamu Ibnu Maryam 'Alaihis salam sebagai pemimpin yang adil. Ia mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan pajak, harta melimpah sehingga tidak ada seseorang yang menerimanya, sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya."
Kemudian Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata: Bacalah jika kamu menghendaki:
وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّلَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا {159}
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (QS. An-Nisaa`:159) Muttafaqun 'alaih. [68]

3, Keluarnya Ya'juj dan Ma'juj:

          Ya'juj dan Ma'juj adalah dua umat yang besar dari keturunan Adam 'Alaihis salam. Mereka adalah laki-laki yang kuat, tidak ada seorang pun yang mampu melawan mereka. Keluarnya mereka termasuk salah satu tanda hari kiamat yang besar. Mereka berbuat kerusakan di muka bumi, kemudian Isa a.s dan para sahabatnya berdoa untuk kebinasaan mereka, maka mereka semuanya mati.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ {96}
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (QS. Al-Anbiyaa`:96)

Dari an-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan tentang Dajjal dan bahwa sesungguhnya Isa 'Alaihis salam membunuhnya di pintu Ludd… -dan di dalamnya-: 'Tatkala Allah Subhanahu wa ta'ala mewahyukan kepada Isa 'Alaihis salam: ‘sesungguhnya aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada seseorang pun yang bisa melawan mereka. Maka jagalah hamba-hamba-Ku ke (Gunung) Thur.’ Allah Subhanahu wa ta'ala membangkitkan Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. Yang terdepan dari mereka melewati danau Thabariyah, lalu minum semua yang ada padanya. Dan lewat yang akhir dari mereka, mereka berkata,'Sungguh di tempat ini pernah ada air.' Nabi Isa 'Alaihis salam dan para sahabatnya dikepung sehingga kepala sapi lebih baik bagi salah seorang dari mereka dari seratus dinar bagi salah seorang dari kalian pada hari ini (karena sangat kelaparan-pent). Maka Nabi Isa 'Alaihis salam dan para sahabatnya berdoa. Lalu Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus ulat di leher mereka, lalu mereka semua terbunuh seperti matinya satu jiwa. Kemudian turunlah Nabi Isa 'Alaihis salam dan para sahabatnya ke bumi…."HR. Muslim.[69]

. Setelah turunnya Isa dan para sahabatnya ke bumi, beliau a.s berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Lalu Allah Subhanahu wa ta'ala mengirim burung-burung yang membawa Ya'juj dan Ma'juj dan melemparkan mereka di tempat yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala mengirimkan hujan untuk membersihkan bumi. Kemudian turunlah berkah di muka bumi, nampaklah sayuran dan buah-buahan, dan terasa berkah pada tumbuhan dan hewan.

4,5,6 Tiga peristiwa terbenamnya tanah (longsor):

          Tiga peristiwa longsor besar termasuk tanda-tanda hari kiamat yang besar, yaitu longsor di Timur, longsor di Barat, dan longsor di Semenanjung Arab. Ini belum terjadi.

7, Asap/Kabut: Munculnya kabut di akhir zaman termasuk tanda-tanda hari kiamat yang besar.
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَآءُ بِدُخَانٍ مُّبِينٍ {10} يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ {11}
Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang meliputi manusia.Inilah azab yang pedih, (QS. Ad-Dukhaan:10-11)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Bersegeralah beramal shalih (sebelum) enam perkara: terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya (sebelah Barat) atau kabut atau Dajal atau binatang atau kematian atau hari kiamat." HR. Muslim.[70]

8. Terbitnya matahari dari sebelah Barat:

          Terbitnya matahari dari sebelah Barat termasuk salah satu tanda hari kiamat yang besar. Ia adalah tanda besar pertama yang memberitahukan perubahan kondisi alam atas. Di antara dalil-dalil keluarnya adalah sebagai berikut:

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ ءَايَاتِ رَبِّكَ لاَيَنفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَاخَيرا
Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabbmu tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. …". (QS. Al-An'aam:158)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak terjadi hari kiamat sehingga terbit matahari dari sebelah Barat. Apabila matahari telah terbit dari sebelah Barat semua manusia beriman, maka pada hari itu: "tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya." (QS. Al-An'aam:158). Muttafaqun 'alaih.[71]

Dari Abdullah bin 'Amr r.a, ia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya pertama-tama tanda hari kiamat yang keluar adalah terbitnya matahari dari sebelah Barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu dhuha. Apapun juga dari keduanya yang lebih dulu dari yang lain, maka yang lain itu akan menyusul dalam waktu dekat."[72]

9, Keluarnya binatang melata:

          Keluarnya binatang melata di akhir zaman sebagai tanda sudah dekatnya hari kiamat. Ia keluar, lalu memberi tanda kepada manusia di atas hidung mereka. Mengekang hidung orang kafir dan menerangi wajah orang yang beriman. Di antara dalil-dalil keluarnya adalah:

Firman Allah SWT:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَآبَّةً مِنَ اْلأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِئَايَاتِنَا لاَيُوقِنُونَ {82}
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (QS. An-Naml:82)

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila telah keluar tiga perkara niscaya tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya: terbitnya matahari dari sebelah Barat, Dajjal, dan binatang melata dari bumi." HR. Muslim.[73]
    
10, Keluarnya api yang menggiring manusia:

          Itu adalah api besar dari Timur, dari Yaman, dari dasar Adan. Ia adalah akhir tanda-tanda hari kiamat yang besar dan tanda pertama yang mengabarkan terjadinya hari kiamat. Ia keluar dari Yaman, kemudian tersebar di bumi dan menggiring manusia ke bumi mahsyar di Syam.

. Tata cara api menggiring manusia:
          Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, 'Manusia digiring menurut tiga cara: senang, takut, dua di atas unta, tiga di atas unta, empat di atas unta, sepuluh di atas unta. Api yang menggiring selain mereka. Api tersebut tidur qailulah (di pagi hari) bersama mereka di tempat mereka tidur dan bermalam bersama mereka di tempat mereka bermalam. Berpagi-pagi bersama mereka di tempat mereka berpagi-pagi, dan bersore-sore bersama mereka di tempat mereka bersore-sore."Muttafaqun 'alaih.[74]


. Awal tanda hari kiamat:
          Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya Abdullah bin Salam r.a tatkala masuk Islam, ia bertanya kepada Nabi SAW tentang beberapa masalah. Di antaranya: apakah pertama-tama tanda hari kiamat? Nabi SAW menjawab, 'Adapun pertama-tama tanda hari kiamat adalah adanya api yang menggiring manusia dari Timur ke Barat."HR. al-Bukhari.[75]

. Tanda-tanda yang terus menerus dan perubahan keadaan:
Apabila telah nampak salah satu tanda hari kiamat yang besar, niscaya tanda-tanda yang lain mengikutinya, sebagian mengikuti yang lain, seperti sabda Nabi SAW: "Tanda-tanda (hari kiamat itu bagaikan) manik-manik yang disusun dengan benang (kawat, tali). Apabila benang itu terputus, niscaya sebagiannya mengikuti yang lain." HR. Hakim.[76]

Dari Anas r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak terjadi hari kiamat sehingga tidak dikatakan lagi di muka bumi 'Allah, Allah.'[77]

Dari Huzaifah bin al-Yaman r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda,'Tidak terjadi hari kiamat sehingga orang paling bahagia di dunia adalah Luka' bin Luka' (hamba yang bodoh anak hamba yang bodoh). HR. at-Tirmidzi.[78]

TIUPAN TEROMPET

          Shuur adalah tanduk seperti terompet. Allah SWT memerintahkan Israfil a.s agar meniup terompet yang pertama, yaitu tiupan kematian. Maka matilah yang ada di langit dan yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki oleh Allah SWT. Kemudian Allah SWT memerintahkannya agar meniup yang kedua, yaitu tiupan kebangkitan.

. Kondisi semua makhluk saat tiupan terompet:
Firman Allah SWT:
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ إِلَى شَىْءٍ نُّكُرٍ {6} خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ اْلأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنتَشِرٌ {7} مُّهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ {8}
Maka berpalinglah kamu dari mereka.(Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), * sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, * mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat". (QS. 54:6-8)

Firman Allah SWT:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ مَن شَآءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ ِقيَامُُ يَنظُرُونَ {68}
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah .Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya masing-masing). (QS. Az-Zumar:68)

Firman Allah SWT:
وَيَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ مَن شَآءَ اللهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ {87}
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (QS. An-Naml:87)

. Jarak di antara dua tiupan:
          Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Jarak di antara dua tiupan adalah empat puluh .' Mereka bertanya, 'Wahai Abu Hurairah r.a, empat puluh hari? Ia menjawab,  'Saya tidak mau (menjawab).' Mereka bertanya, 'Empat puluh bulan?' Abu Hurairah r.a menjawab, ''Saya tidak mau (menjawab).' Mereka bertanya lagi: 'Empat puluh tahun?' Abu Hurairah r.a menjawab,'Saya tidak mau (menjawab)." Muttafaqun 'alaih.[79]

Kapan terjadi hari kiamat:
Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya pandangan peniup sangkakala (terompet) sejak diberi tugas kepadanya selalu siap memandang ke arah arasy karena khawatir ia diberi perintah sebelum matanya berkedip. Kedua matanya bagaikan dua bintang yang berkilau.” (HR. Al-Hakim).[80]

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum'at, pada hari itu Adam diciptakan, dan padanya ia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya. Hari kiamat tidak terjadi kecuali pada hari Jum'at.” (HR. Muslim).[81]

HARI KEBANGKITAN

. Alam-alam yang dilewati Hamba:
Alam ada tiga: alam dunia, kemudian alam barzakh, kemudian alam ketetapan di surga atau neraka. Allah SWT telah menjadikan hukum-hukum tertentu bagi setiap alam. Dia menciptakan manusia ini terdiri dari badan dan ruh dan menjadikan hukum-hukum dunia atas badan dan ruh mengikutinya, dan menjadikan hukum-hukum barzakh atas ruh dan badan mengikutinya,  dan Dia SWT menjadikan hukum-hukum hari kiamat berupa kenikmatan dan siksa terhadap badan dan ruh secara bersamaan.

. Al-Ba'ts (kebangkitan): yaitu menghidupkan orang mati saat ditiup terompet pada tiupan kedua. Lalu manusia berdiri untuk menghadap Rabb Semesta Alam dalam kondisi tidak beralas kaki, bertelanjang, tidak berkhitan. Setiap hamba dibangkitkan menurut apa yang dia mati atasnya.

Firman Allah SWTI:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ اْلأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ {51} قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا هَذَا مَاوَعَدَ الرَّحْمَـُن وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ {52}
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. * Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Rabb) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya). (QS. Yasiin: 51-52).

Firman Allah SWT:
ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ {15} ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ {16}
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. * Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS. Al-Mukminun: 15-16).

.Gambaran Kebangkitan:
          Allah SWT menurunkan air dari langit, lalu manusia tumbuh seperti tumbuhnya sayuran.
Firman Allah SWT:
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالاً سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ {57}
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab angin itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (QS. Al-A'raaf: 57).

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jarak di antara dua tiupan sangkakala ada empat puluh. Mereka bertanya: 'Wahai Abu Hurairah r.a, empat puluh hari?' Ia berkata: 'Aku enggan (menjawab).' Mereka bertanya: 'Empat puluh bulan?' Ia menjawab: Aku enggan.' Mereka bertanya: 'Empat puluh tahun?' Ia menjawab: 'Aku enggan.'Kemudian Allah SWT menurunkan air dari langit. Lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Tidak ada sesuatu dari (tubuh) manusia kecuali hancur selain ujung tulang sulbi bagian bawah. Dan darinya disusun makhluk pada hari kiamat." (Muttafaqun 'alaih).[82]

. Orang yang pertama kali terbelah kuburnya:
          Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku adalah pemimpin anak cucu Adam pada hari kiamat, orang yang pertama kali terbelah kuburnya, yang pertama memberi syafaat, dan yang pertama diberi syafaat.” (HR. Muslim).[83]

. Siapa yang dikumpulkan pada hari kiamat?:
Firman Allah SWT:
قُلْ إِنَّ اْلأَوَّلِينَ وَاْلأَخِرِينَ {49} لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُومٍ {50}
Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian, * benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal. (QS. Al-Waqi'ah: 49-50).

Firman Allah SWT:
إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ إِلآ ءَاتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا {93} لَّقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا {94} وَكُلُّهُمْ ءَاتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا {95}
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. * Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. * Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-95).

Firman Allah SWT:
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى اْلأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا {47}
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka. (QS. Al-Kahfi: 47).

. Sifat Karakteristik) Padang Mahsyar:
Firman Allah SWT:
يَوْمَ تُبَدَّلُ اْلأَرْضُ غَيْرَ اْلأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارَ {48}
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (QS. Ibrahim : 48).

Sahl bin Sa'ad r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat di atas bumi putih berdebu seperti selembar roti yang bersih, tidak ada padanya tanda/bendera bagi seseorang.” (Muttafaqun 'alaih).[84]

. Sifat (Karakteristik) pengumpulan manusia pada hari kiamat:
Aisyah radhiyAllahu'anha berkata bahwa ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Manusia dibangkitkan pada hari kiamat dalam kondisi tidak beralas kaki, bertelanjang, tidak dikhitan.” Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, wanita dan laki-laki semuanya, satu sama lain saling memandang?' Beliau SAW menjawab: “Hai Aisyah, perkaranya lebih berat dari (kesempatan) saling melihat satu sama lain." (Muttafaqun 'alaih).[85]

Orang-orang beriman dikumpulkan sebagai putusan yang terhormat lagi dimuliakan, sebagaimana firman Allah SWT:
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا {85}
(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang taqwa kepada Yang Maha Pemurah sebagai putusan yang terhormat. (QS. Maryam: 85).

Orang-orang kafir dikumpulkan diseret atas wajah mereka dalam kondisi buta, tuli, bisu, haus, dan biru buram, yang pertama dari mereka ditahan atas yang terakhir, lalu mereka dihalau ke neraka secara bersama-sama.

Firman Allah SWT:
وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا مَّأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا {97} ذَلِكَ جَزَآؤُهُم بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا بِئَايَاتِنَا
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahanam. Tiap-tiap kali nyala api jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. Itulah balasan bagi mereka, karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami …" (QS. Al-Isra: 97-98).

Firman Allah SWT:
وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا {86}
…dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga. (QS. Maryam: 86).

Firman Allah SWT:
يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا {102}
(yaitu) pada hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru buram; (QS. Thaha: 102).

Firman Allah SWT:
وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَآءُ اللهِ إِلَّى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ {19}
Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya). (QS. Fushshilat: 19).

Firman Allah SWT:
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَاكَانُوا يَعْبُدُونَ {22} مِن دُونِ اللهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ {23}
(kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim bersama teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, * selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. (QS. Ash-Shaffat: 22-23).

Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya, 'Hai Rasulullah SAW, bagaimana digiring orang kafir di atas mukanya pada hari kiamat?' Beliau menjawab: “Bukankah Allah SWT Yang menjalankannya di atas kedua kakinya di dunia Maha Kuasa menjalankannya di di atas mukanya pada hari kiamat?” (Muttafaqun 'alaih).[86]

Pada hari kiamat, Allah SWT mengumpulkan dan menggiring binatang melata, binatang berkaki empat, binatang liar, dan burung. Kemudian terjadi qishash di antara mereka. Lalu diqishash untuk kambing yang tidak bertanduk dari yang bertanduk yang dulu telah menanduknya. Apabila Allah SWT telah selesai melakukan qishash di antara binatang, Dia berfirman baginya: 'Jadilah tanah.' Firman Allah SWT:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَطاَئِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلآَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّافَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَىْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan. (QS. Al-An'aam: 38).

HURU HARA HARI KIAMAT

. Hari kiamat adalah hari yang besar perkaranya dan berat huru haranya. Pada hari itu, hamba-hamba dihantui rasa takut dan terkejut, dan terangkat padanya pandangan-pandangan gelap. Allah SWT menjadikannya atas orang-orang beriman seperti sedakar waktu di antara Zhuhur dan Ashar, dan terhadap orang-orang kafir sedakar (50.000) lima puluh ribu tahun. Di antara huru haranya:

Firman Allah SWT:
فَإِذَا نُفِخَ فيِ الصُّورِ نَفْخَةً وَاحِدَةً {13} وَحُمِلَتِ اْلأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً {14} فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ {15} وَانشَقَّتِ السَّمَآءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ {16}
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, * dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. * Maka pada hari itu terjadilah kiamat, * dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (QS. Al-Haaqqah: 13-16).

Firman Allah SWT:
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ {1} وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ {2} وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ {3} وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ {4} وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ {5} وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ {6}
Apabila matahari digulung * dan apabila bintang-bintang berjatuhan, * dan apabila gunung-gunung dihancurkan, * dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), * dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, * dan apabila lautan dipanaskan. (QS. At-Takwiir: 1-6).

Firman Allah SWT:
إِذَا السَّمَآءُ انفَطَرَتْ {1} وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انتَثَرَتْ {2} وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ {3} وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ {4}
Apabila langit terbelah, *  dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,* dan apabila lautan dijadikan meluap, * dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, (QS. Al-Infithar: 1-4).

Firman Allah SWT:
إِذَا السَّمَآءُ انشَقَّتْ {1} وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ {2} وَإِذَا اْلأَرْضُ مُدَّتْ {3} وَأَلْقَتْ ماَفِيهَا وَتَخَلَّتْ {4} وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ {5}
Apabila langit terbelah, * dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya langit itu patuh, * apabila bumi diratakan, * dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, * dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya). (QS. Al-Insyiqaaq: 1-5).

Firman Allah SWT:
إِذَاوَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ {1} لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ {2} خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ {3} إِذَا رُجَّتِ اْلأَرْضُ رَجًّا {4} وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا {5} فَكَانَتْ هَبَآءً مُّنبَثًّا {6}
Apabila terjadi hari kiamat, * terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal)* (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),* apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dasyatnya * dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya, * maka jadilah ia debu yang beterbangan, (QS. Al-Waaqi'ah: 1-6).

Ibnu Umar r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin melihat hari kiamat seakan-akan melihat dengan pandangan mata telanjang, maka hendaklah ia membaca:  Apabila matahari digulung * (QS. At-Takwiir: 1). Apabila langit terbelah, (QS. Al-Infithar :1), Apabila langit terbelah,. (QS. Al-Insyiqaaq: 1).” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).[87]

. Pergantian Bumi dan Langit pada Hari Kiamat:
Firman Allah SWT:
يَوْمَ تُبَدَّلُ اْلأَرْضُ غَيْرَ اْلأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارَ {48}
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (QS. Ibrahim: 48).

Firman Allah SWT:
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَآءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَآ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ {104}
(Yaitu) pada hari Kami menggulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya. (QS. Al-Anbiyaa: 104).

Manusia berada di mana saat pergantian langit dan bumi?
          Dari Tsauban r.a maula Rasulullah SAW, ia berkata, 'Aku berdiri di sisi Rasulullah SAW, lalu datang salah seorang dari pendeta Yahudi …  Orang Yahudi itu berkata, 'Manusia berada di mana saat terjadi pergantian langit dan bumi?' Rasulullah SAW bersabda: “Mereka di dalam kegelapan sebelum jembatan.' Dalam satu riwayat: 'di atas titian'." (HR. Muslim).[88]

. Tempat Berhenti yang sangat panas dan huru haranya:
          Allah SWT mengumpulkan semua makhluk setelah membangkitkan mereka dalam satu tanah terbuka di halaman depan hari kiamat dalam kondisi tidak beralas kaki, tidak berpakaian, lagi tidak dikhitan. Dan hal itu untuk memberi keputusan, dan manusia berkeringat menurut ukuran amal perbuatan mereka (semasa hidup di dunia).

Al-Miqdad bin Al-Aswad r.a berkata bahwa 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Matahari berada di dekat semua makhluk pada hari kiamat, sampai ada yang berada di dekat mereka seperti ukuran mil. Dalam berkeringat, manusia juga menurut amal ibadah mereka. Di antara mereka ada yang sampai dua mata kakinya, ada yang sampai dua lututnya, ada yang sampai dua pinggangnya, dan ada yang dikekang (digenangi) oleh keringat. Al-Miqdad bin al-Aswad r.a berkata: 'Dan Rasulullah SAW mengisyaratkan ke mulutnya.” (HR. Muslim).[89]

Dari Abu Hurairah r.a,  Nabi SAW bersabda: “Pada hari kiamat, Allah SWT memegang bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia SWT berfirman: Aku adalah Sang Raja, di manakah raja-raja di bumi?" (Muttafaqun 'alaih).[90]

. Allah SWT Datang untuk Memberi Keputusan:
          Allah SWT akan datang pada hari kiamat untuk memberi keputusan, lalu bumi bersinar dengan cahaya-Nya dan semua makhluk pingsan karena pengaruh, keagungan dan kebesaran-Nya.

Firman Allah SWT:
كَلآَّ إِذَا دُكَّتِ اْلأَرْضُ دَكاًّ دَكًّا {21} وَجَآءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا {22}
Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut, * dan datanglah Rabbmu; sedang malaikat berbaris-baris. (QS. Al-Fajr: 21-22).

Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Janganlah kamu mengutamakan aku atas Musa a.s. Sesungguhnya semua manusia pingsan pada hari kiamat, aku pingsan bersama mereka. Lalu aku adalah orang pertama yang sadar/siuman, ternyata Musa a.s bergantung dengan kuat di samping arasy. Aku tidak tahu, apakah dia (Musa a.s) termasuk orang yang pingsan, lalu siuman lebih dahulu dariku, atau Musa a.s termasuk orang yang dikecualikan oleh Allah SWT." (Muttafaqun 'alaih).[91]

KEPUTUSAN PEMISAH

. Apabila manusia digiring dan dikumpulkan kepada Rabb mereka pada hari kiamat, dan kepayahan sudah mencapai puncaknya karena beratnya huru-hara dan susahnya mauqif, mereka berharap kepada Rabb agar memberi keputusan pada mereka dan memisahkan di antara mereka. Apabila mereka sudah lama berdiri dan berat kesusahan mereka, mereka pergi kepada para nabi agar memberi syafaat untuk mereka di sisi Rabb agar Dia SWT memberi keputusan di antara mereka

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
هَذَا يَوْمُ لاَيَنطِقُونَ {35} وَلاَيُؤْذَنٌ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ {36} وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ {37} هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي جَمَعْنَاكُمْ وَاْلأَوَّلِينَ {38} فَإِن كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيدُونِ {39}
Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu),* dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur. * Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.* Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. *  Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku. (QS. Al-Mursalaat: 35-39).

Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Aku adalah pemimpin anak cucu Adam a.s pada hari kiamat. Tahukah kamu, dengan apa?' Pada hari kiamat Allah SWT mengumpulkan generasi pertama dan generasi terakhir (dari umat manusia) di satu tanah lapang. Maka pemanggil memperdengarkan mereka, pandangan menembuskan mereka, matahari dekat, duka cita dan kesusahan sampai kepada manusia, apa yang tidak tertahankan lagi dan mereka tidak bisa memikulnya lagi. Sebagian manusia berkata kepada sebagian yang lain: 'Apakah kamu tidak melihat apa yang kamu padanya? Apakah kamu tidak melihat apa yang telah sampai kepadamu? Apakah kamu tidak memperhatikan siapa yang bisa memberi syafaat untuk kamu kepada Rabbmu.

          Sebagian manusia berkata kepada yang lain: 'Datanglah kepada Adam. Lalu mereka datang kepada Adam a.s. Mereka berkata: 'Hai Adam, engkau adalah bapak umat manusia. Allah SWT telah menciptakanmu dengan Tangan-Nya, meniup padamu dari ruh (yang berasal dari)Nya. Dia SWT menyuruh malaikat (agar sujud kepadamu), lalu mereka sujud kepadamu. Mintalah syafaat untuk kami kepada Rabbmu. Apakah engkau tidak melihat musibah apa yang menimpa kami?. Apakah kamu tidak melihat kepada apa yang telah sampai kepada kami.' Adam berkata, 'Sesungguhnya Rabb-ku sangat marah pada hari ini yang Dia SWT belum pernah marah sebelumnya dengan kemarahan serupa, dan tidak akan marah sesudahnya dengan kemarahan serupa. Dia SWT telah melarang aku dari mendekati pohon, lalu aku melanggarnya. Diriku-diriku, pergilah kepada selain Aku. Lalu mereka pergi kepada Nuh a.s, Ibrahim a.s, Musa a.s, dan Isa a.s. Maka setiap orang meminta maaf dan semuanya berkata: 'Sesungguhnya Rabb-ku sangat marah pada hari ini yang Dia SWT belum pernah marah sebelumnya dengan kemarahan serupa, dan tidak akan marah sesudahnya dengan kemarahan serupa… Diriku diriku.

          Kemudian Isa a.s berkata: 'Pergilah kepada selain aku, pergilah kepada Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Lalu mereka datang kepadaku seraya berkata: 'Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah SWT dan penutup para Nabi. Allah SWT telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang. Mintakanlah syafaat untuk kami kepada Rabbmu. Apakah engkau tidak melihat apa-apa yang kami berada di dalamnya. Apakah engkau tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?

          Lalu aku pergi, lalu aku datang di bawah arys. Aku tersungkur sujud kepada Rabb-ku. Kemudian Allah SWT membuka atasku dan memberi ilham kepadaku dari segala pujiannya. Memberi pujian dengan baik kepada-Nya sesuatu yang belum pernah dibukakan kepada seseorang sebelum aku. Kemudian dikatakan: 'Hai Muhammad, angkatlah kepadamu, mintalah niscaya engkau akan diberi, mintalah syafaat niscaya engkau diberi syafaat.' Lalu aku mengangkat kepalaku, aku berkata: 'Wahai Rabbku, umatku-umatku.'

          Dikatakan: 'Hai Muhammad, masukkanlah ke dalam surga dari umatmu, orang yang tidak ada hisab atasnya dari pintu kanan dari pintu-pintu surga. Dan mereka bersama-sama manusia pada pintu-pintu lainnya. Demi (Allah) yang diri Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya jarak di antara dua daun pintunya dari daun-daun pintu surga sebagaimana jarak di antara Makkah dan Hajar, atau seperti jarak di antara Makkah dan Bushra."[92]

. Kemudian Allah SWT memisahkan di antara manusia, lalu diberikan buku-buku (catatan amal), diletakkan timbangan, dan manusia dihisab. Maka, ada yang mengambil buku catatan amalnya dengan tangan kanannya ke surga dan ada yang mengambil catatan amalnya dengan tangan kirinya ke neraka:

Firman Allah SWT:
وَتَرَى الْمَلاَئِكَةَ حَآفِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رِبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُم بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ {75}
Dan kamu (Muhammad) akan melihat melaikat-malaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji Rabb-nya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". (QS. Az-Zumar: 75).

Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a, ia berkata, 'Kami bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah kami akan melihat Rabb kami pada hari kiamat?' Beliau menjawab: “Apakah kamu disamarkan dalam melihat matahari dan bulan bila cuaca cerah.' Kami menjawab, 'Tidak.' Beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian tidak disamarkan dalam melihat Rabb kalian pada hari itu melainkan sebagaimana kamu disamarkan dalam melihat keduanya.' Kemudian beliau bersabda, 'Kemudian munadi (penyeru) memanggil, 'Hendaklah setiap kaum pergi kepada apa yang mereka sembah. Maka penyembah salib pergi bersama salibnya, penyembah berhala pergi bersama berhalanya,  dan penyembah setiap tuhan bersama tuhanya. Sehingga tersisa orang yang menyembah Allah, dari yang baik dan yang fasik, dan sisa-sisa ahli kitab.

          Kemudian didatangkan neraka Jahannam yang dipaparkan seakan-akan fatamorgana, dikatakan kepada kaum Yahudi: 'Apakah yang kamu sembah?' Mereka menjawab, 'Kami menyembah Uzair anak Allah.' Dikatakan: 'Kamu berdusta, Allah SWT tidak mempunyai istri dan anak, apa yang kamu inginkan?' Mereka menjawab, 'Kami ingin Engkau memberi minum kepada kami.' Dikatakan: 'Minumlah, lalu mereka berjatuhan di Neraka Jahanam.'

          Kemudian dikatakan kepada kaum Kristen: 'Apakah yang kamu sembah?' Mereka menjawab: 'Kami menyembah al-Masih anak Allah? Dikatakan: 'Kamu berdusta, Allah SWT tidak mempunyai istri dan anak, apa yang kamu inginkan?' Mereka menjawab: 'Kami ingin Engkau memberi minum kepada kami.' dikatakan: 'Minumlah, lalu mereka berjatuhan di Neraka Jahanam.'

          Sehingga tersisa orang yang menyembah Allah SWT dari yang shalih dan fasik. Dikatakan kepada mereka: 'Apakah yang kamu butuhkan, dan sementara manusia telah pergi?' Mereka menjawab: 'Kami telah berpisah dengan mereka, dan kami lebih membutuhkan air pada hari ini, dan sesungguhnya kami mendengar orang yang memanggil: 'Hendaklah setiap kaum menemui apa yang mereka sembah.' Dan kami menunggu Rabb kami.' Beliau bersabda, 'Lalu datanglah al-Jabbar (Allah SWT) bukan dalam bentuk yang mereka lihat pertama kali. Dia SWT berfirman: 'Aku adalah Rabbmu.' Mereka berkata: 'Engkau adalah Rabb kami.' Maka tidak ada yang berbicara kepada-Nya selain para Nabi‘alaihimusssalam.'

          Ia berkata: 'Adakah di antaramu dan di antara-Nya tanda yang kamu kenal?' Mereka menjawab: 'Betis.' Lalu Dia SWT membuka betis-Nya, maka sujudlah setiap orang yang beriman, dan tersisalah orang yang sujud kepada Allah SWT karena riya dan sum'ah, lalu ia sujud seperti apa yang ia sujud, lalu belakangnya kembali satu lapisan.

          Kemudian didatangkan jembatan, lalu dijadikan di antara dua punggung (di atas) neraka Jahannam.' Kami bertanya: 'Apakah jisr (jembatan) itu?' Beliau menjawab: 'Tempat yang licin, di atasnya ada besi pengait, dan duri keras yang diratakan, baginya ada duri yang melinggar, ia ada di Najd. Dinamakan baginya: as-Sa'daan. Orang beriman di atasnya (jembatan) seperti kedipan mata, seperti kilat, seperti angin, seperti kuda dan tunggangan yang baik/terlatih. Ada yang selamat diselamatkan, yang selamat tapi tergores, dan yang didorong di Neraka Jahannam. Hingga yang terakhir dari mereka diseret satu seretan. Kamu tidaklah berharap melebihi aku dalam kebenaran. Sudah jelas orang yang beriman pada hari itu bagi al-Jabbar (Allah).

          Apabila mereka telah melihat bahwa mereka telah selamat pada saudara-saudara mereka, mereka berkata: 'Rabb kami, saudara-saudara kami. Mereka shalat dan puasa serta beramal bersama kami.' Allah SWT berfirman: 'Pergilah, siapa yang kamu dapatkan di hatinya ada iman seberat dinar, maka keluarkanlah ia, dan Allah SWT mengharamkan rupa/wajah mereka atas api neraka.

          Lalu mereka datang, dan sebagian mereka telah hilang di neraka hingga tumit/kakinya, sampai pertengahan kedua betisnya. Lalu mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal.

          Kemudian mereka kembali, lalu Dia berfirman: "Pergilah, siapa yang kamu temukan iman di hatinya seberat atom, maka keluarkanlah. Lalu mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal.'

          Abu Said r.a berkata: 'Jika kamu tidak membenarkan saya, bacalah: "Sesungguhnya Allah SWT tidak berbuat aniaya seberat biji sawipun, dan jika amal perbuatan itu baik niscaya Dia SWT akan melipatgandakannya".

          Lalu para Nabi, malaikat dan kaum mukminin memberi syafaat. Al-Jabbar berfirman: 'Tersisa syafaat-Ku.' Lalu Dia SWT mengambil satu genggam dari neraka, lalu mengeluarkan beberapa kaum yang telah dibakar. Maka dilemparkan di sungai di tepi surga yang dinamakan air kehidupan. Tumbuhlah mereka di dua tepinya sebagaimana tumbuhnya biji-bijian yang hanyut dibawa banjir. Kamu telah melihatnya di tepi batu besar, ke tepi pohon. Apa (tumbuhan) yang mengarah ke matahari darinya, ia lebih hijau dan apa (tumbuhan) yang darinya lebih teduh, ia lebih putih.

          Lalu mereka keluar bagaikan mutiara, di leher mereka diberikan tanda, maka mereka masuk surga. Para penghuni surga berkata: 'Mereka adalah orang-orang yang dibebaskan oleh ar-Rahman (Allah SWT). Dia SWT memasukkan mereka di dalam surga tanpa amalan yang mereka lakukan, dan tidak pula kebaikan yang mereka upayakan.' Dikatakan kepada mereka: 'Bagimu apa yang kamu lihat dan seumpamanya bersamanya.' Muttafaqun alaih.[93]

HISAB (PERHITUNGAN AMAL) DAN MIZAN (TIMBANGAN)

. Hisab: Yaitu Allah SWT menahan hamba-hamba-Nya di hadapan-Nya dan memperlihatkan pada mereka amal perbuatan yang telah mereka lakukan. Kemudian membalas mereka menurut kadar amal perbuatan mereka. Satu kebaikan dengan balasan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat hingga kelipatan yang banyak, dan kejahatan dengan balasan seumpamanya.

. Mengambil catatan amal:
          Setiap orang yang berada di mauqif diberikan kitab catatan amalnya. Di antara mereka ada yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, dan mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dan di antara mereka ada yang diberi kitabnya dengan tangan kiri dari belakang punggungnya, dan mereka adalah orang-orang yang celaka.

Firman Allah SWT:
يَاأَيُّهاَ اْلإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلىَ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلاَقِيهِ {6} فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ {7} فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا {8} وَيَنقَلِبُ إِلىَ أَهْلِهِ مَسْرُورًا {9} وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَآءَ ظَهْرِهِ {10} فَسَوْفَ يَدْعُوا ثُبُورًا {11} وَيَصْلَى سَعِيرًا {12}
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja sungguh-sungguh menuju Rabbmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. * Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, * maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, * dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. * Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, *maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". * Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. Al-Insyiqaaq: 6-12).

Firman Allah SWT:
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَالَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ {25} وَلَمْ أَدْرِ مَاحِسَابِيَهْ {26} يَالَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ {27}
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), * Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, * Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu, (QS. Al-Haaqqah: 25-27).

. Meletakkan Timbangan:
          Diletakkan timbangan pada hari kiamat untuk menghisab semua makhluk. Manusia maju satu persatu untuk dihisab. Lalu Rabb mereka menghisab mereka dan bertanya kepada mereka tentang amal perbuatan mereka. Apabila hisab telah sempurna, sesudahnya adalah timbangan amal perbuatan.

Firman Allah SWT:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَاحَاسِبِينَ {47}
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiyaa: 47).

Dan firman Allah SWT:
فَأَمَّامَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهُ {6} فَهُوَ فِي عِيْشَتٍ رَّاضِيَةٍ {7} وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهُ {8} فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ {9} وَمَاأَدْرَاكَ مَاهِيَهْ {10} نَارٌحَامِيَةُ {11}.
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, * maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. * dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, * maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. * Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu * (yaitu) api yang sangat panas. (QS. Al-Qaari’ah: 6-11).

Ibnu Umar r.a berkata bahwa 'Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Orang beriman didekatkan dari Rabb-nya pada hari kiamat sehingga Dia meletakkan atasnya perlindungan-Nya, lalu mengikrarkan kepadanya dosa-dosanya. Dia bertanya: 'Apakah kamu mengetahuinya?' Ia menjawab: 'Benar, wahai Rabb, aku mengetahuinya.' Allah SWT berfirman: 'Sesungguhnya Aku telah menutupinya semasa di dunia dan sungguh Aku mengampuninya untukmu pada hari ini.' Lalu diberilah catatan amal kebaikannya. Adapun orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka Allah SWT menyeru mereka di hadapan semua makhluk, mereka adalah orang-orang yang berdusta kepada Allah.' (Muttafaqun 'alaih).[94]

. Pertanyaan yang diajukan kepada manusia pada hari kiamat:
Firman Allah SWT:
وَلاَتَقْفُ مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً {36}
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Israa: 36).

Firman Allah SWT:
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ الَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ {62}
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?" (QS. Al-Qashash: 62).

Firman Allah SWT:
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَآ أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ {65}
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata:"Apakah jawabanmu kepada para rasul?" (QS. Al-Qashash: 65).

Firman Allah SWT:
فَوَرَبِّكَ لَنَسْئَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ {92} عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ {93}
Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, * tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (QS. Al-Hijr: 92-93).

Firman Allah SWT:
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْؤُولاً {34}
…dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra: 34).

Firman Allah SWT:
ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ {8}
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At-Takatsur: 8)

Firman Allah SWT
فَلَنَسْئَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْئَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ {6} فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَمَاكُنَّا غَآئِبِينَ {7}
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami), * Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka). (QS. Al-A'raaf: 6-7).

Abu Barzah al-Aslami r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya kemana ia menghabiskannya, tentang ilmunya apa yang dia lakukan, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan kemana ia belanjakan, dan tentang tubuhnya kemana ia hancurkan." (HR. At-Tirmidzi dan ad-Darimi).[95]

. Tata cara Hisab:
Orang-orang yang dihisab pada hari kiamat ada dua golongan:
1. Di antara mereka ada yang dihisab dengan hisab yang mudah, yaitu dilewatkan saja.
          Dari Aisyah radhiyAllahu 'anha, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada seseorang yang dihisab pada hari kiamat kecuali binasa.' Saya katakan: 'Wahai Rasulullah, bukankah Allah SWT berfirman:
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ {7} فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا {8}
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, * maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.
Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya hal itu hanyalah sekedar lewat, dan tidak ada seseorang yang dihisab pada kiamat kecuali disiksa." (Muttafaqun 'alaih).[96]

2. Di antara mereka ada yang dihisab dengan hisab yang susah dan ditanya tentang segala yang kecil dan besar. Jika ia benar, maka alangkah baiknya. Dan jika ia berusaha bohong atau menyembunyikan, maka sesungguhnya ditutup  mulutnya dan anggota tubuhnya yang berbicara, sebagaimana firman Allah SWT:
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ {65}
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yasiin: 65).

. Umat-umat yang dihisab:
          Hisab pada hari kiamat berlaku umum kepada semua umat kecuali mereka yang dikecualikan oleh Nabi SAW. Mereka adalah 70.000 orang dari umat ini, mereka masuk surga tanpa hisab dan tidak ada siksa.
. Orang-orang kafir akan dihisab dan diperlihatkan amal perbuatan mereka  pada hari kiamat sebagai celaan bagi mereka. Mereka berbeda-beda dalam siksaan. Siksaan orang yang banyak kejahatannya lebih besar dari pada siksaan orang yang memiliki kesalahan sedikit. Barangsiapa yang memiliki kebaikan-kebaikan niscaya diringankan siksaan darinya, akan tetapi dia tidak masuk surga.

. Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Muhammad SAW, dan amal perbuatan yang pertama kali dihisab adalah shalat. Jika shalatnya baik niscaya baiklah semua amalnya dan jika rusak niscaya rusaklah semua amalnya. Dan yang pertama kali diputuskan di antara manusia adalah persoalan darah.

. Tata Cara Timbangan:
          Amal perbuatan hamba akan ditimbang pada hari kiamat berupa kebaikan atau keburukan. Barangsiapa yang kebaikannya lebih banyak niscaya ia beruntung dan barangsiapa yang kejahatannya lebih banyak niscaya ia binasa. Ditimbang pelakunya, amalnya, dan daun timbangannya; untuk menampakkan keadilan-Nya di antara semua hamba-Nya. Dan (amal ibadah) yang paling berat yang diletakkan dalam timbangan hamba pada hari kiamat adalah akhlak yang baik.

Firman Allah SWT:
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ {8} وَمَن خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ بِمَاكَانُوا بِئَايَاتِنَا يَظْلِمُونَ {9}
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. * Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS.al-A'raaf: 8-9).

Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya akan datang seorang laki-laki pada Hari Kiamat yang tidak ada timbangannya (nilainya) di sisi Allah SWT seberat sayap lalatpun. Dan Beliau berkata: “Bacalah jika kamu menghendaki (maka tidak tegakkan sedikitpun timbangan untuk mereka pada hari kiamat).” (Muttafaqun 'alaih).[97]

. Hukum amal perbuatan orang-orang kafir:
          Orang-orang kafir dan kaum munafik, tidak diterima amal ibadah dan taat mereka karena tidak terpenuhi syaratnya, yaitu iman. Dan amal ibadah mereka bagaikan abu yang ditiup angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka dipanggil di hadapan semua makhluk pada hari kiamat dan mereka adalah orang-orang berdusta kepada Rabb mereka.

Firman Allah SWT:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أُوْلَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ يَقُولُ اْلأَشْهَادُ هَؤُلآءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلاَلَعْنَهُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِينَ {18}
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah. Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka, dan para saksi akan berkata:"Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. (QS. Hud: 18).

Firman Allah SWT:
مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لاَّيَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلاَلُ الْبَعِيدُ {18}
Orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia).Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (QS. Ibrahim: 18).

Firman Allah SWT:
يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلاَئِكَةَ لاَبُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِّلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَّحْجُورًا {22} وَقَدِمْنَآ إِلَى مَاعَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَآءً مَّنثُورًا {23}
Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa." * Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (QS. Al-Furqaan: 22-23).

. Melihat Amal Perbuatan:
          Semua amal perbuatan hamba akan dihadapkan kepada mereka pada hari kiamat. Seseorang melihat amal perbuatannya, dia melihatnya secara langsung, kecil atau besar, baik atau pun buruk, sebagaimana firman Allah SWT:
يَوْ مَئِذٍ يَصْدُرُالنَّاسُ أَشْتَا تًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ {6} فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ {7} وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شّرًّا يَرَهُ {8}.
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. * Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. * Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Az-Zalzalah: 6-8).

. Balasan amal perbuatan di dunia dan akhirat:
          Anas r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melakukan aniaya satu kebaikan pun kepada orang yang beriman, ia diberi (segala nikmat)  dengannya di dunia dan ia diberi balasan (pahala) dengannya di akhirat. Adapun orang kafir, maka ia diberi makan di dunia dengan sebab kebaikan yang dilakukannya karena Allah. Hingga bila ia membawa ke akhirat, tidak ada lagi satu kebaikanpun miliknya yang ia diberi balasan dengannya." (HR. Muslim).[98]

. Hukum anak-anak pada hari kiamat:
          Anak-anak kaum mukminin akan masuk surga pada hari kiamat, sebagaimana masuknya orang-orang sudah baligh menurut rupa ayah mereka Adam a.s. Demikian pula anak-anak orang musyrik. Mereka menikah sebagaimana menikahnya orang-orang dewasa. Barangsiapa yang meninggal dunia dan belum sempat menikah, baik perempuan maupun laki-laki, sesungguhnya ia akan menikah di akhirat karena tidak yang membujang di surga.

TELAGA

. Allah SWT menciptakan telaga bagi setiap Nabi, dan telaga Nabi kita SAW yang terbesar, paling manis dan yang paling banyak didatangi pada hari kiamat.

. Gambaran Telaga Nabi SAW:
Abdullah bin 'Amar r.a berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Telagaku (panjangnya) perjalanan satu bulan, airnya lebih putih dari susu, wanginya lebih wangi dari misk (minyak kesturi), cahayanya seperti bintang-bintang di langit. Barangsiapa yang minum darinya niscaya ia tidak akan pernah merasa haus selama-lamanya." (Muttafaqun 'alaih).[99]

Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesesungguhnya kadar (ukuran) telagaku adalah seperti jarak di antara Ailah dan Shan'a dari Yaman. Dan sesungguhnya di dalamnya ada teko-teko sejumlah bintang di langit." (Muttafaqun 'alaih).[100]

.Orang yang Terusir dari Telaga:
          Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Segolongan sahabatku datang kepadaku pada hari kiamat, lalu mereka terusir dari telaga. Aku bertanya: 'Ya Rabb, sahabat-sahabatku.' Lalu Allah SWT berfirman: 'Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka ciptakan (perbuatan-perbuatan bid'ah) setelah (kematian)mu. Sesungguhnya mereka kembali di atas pantat mereka (murtad)."  (Muttafaqun 'alaih).[101]

Shirat (JEMBATAN)
. Shirath: ia adalah jembatan/titian yang dipasang di atas neraka Jahanam, orang-orang beriman melewatinya ke surga.

. Orang yang melewati shirath:
          Yang dapat melewati jembatan itu adalah orang-orang beriman. Adapun orang-orang kafir dan kaum musyrik, maka setiap golongan dari mereka mengikuti apa yang disembahnya di dunia, yaitu berhala, syetan, dan semisal keduanya dari tuhan-tuhan yang batil, lalu ia mendatangi neraka bersama sesembahannya yang pertama.

          Kemudian setelah itu, tersisalah orang yang hanya menyembah Allah SWT pada zahir, sama saja ia benar atau munafik. Mereka itulah yang ditegakkan jembatan untuk mereka. Kemudian berbedalah kaum munafik dari orang-orang beriman dengan terhalangnya mereka melakukan sujud, dan cahaya yang meliputi orang-orang beriman. Maka kembalilah kaum munafik ke belakang, ke neraka, dan orang-orang beriman melewati titian menuju surga.

. Lewat di atas titian adalah setelah dihisab, timbangan amal perbuatan, dan selesai darinya. kemudian manusia dipaksa lewat di atas jembatan, sebagaimana firman Allah SWT:
وَإِن مِّنكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا {71} ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرَ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا {72}
Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. * Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (QS. Maryam: 71-72).

. Gambaran titian dan melewatinya:
          Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a dalam hadits melihat dan gambaran titian… dan padanya ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, apakah titian itu?’ Beliau menjawab: “Tempat yang licin, di atasnya ada besi pengait, dan duri keras yang diratakan, baginya ada duri yang melinggar, ia ada di Najd. Dinamakan baginya: as-Sa'daan. Orang beriman di atasnya (jembatan) seperti kedipan mata, seperti kilat, seperti angin, seperti kuda dan tunggangan yang baik/terlatih. Ada yang selamat diselamatkan, yang selamat tapi tergores, dan yang didorong di Neraka Jahannam.” (Muttafaqun 'alaih).[102]

. Orang yang pertama kali melewati titian:
          Orang yang pertama kali melewati titian adalah Muhammad SAW dan umatnya, dan tidak bisa melewati titian selain orang-orang yang beriman. Mereka diberi cahaya menurut kadar iman dan amal perbuatan mereka. Kemudian mereka melewati titian menurut hal tersebut. Dan diutus amanah dan silaturrahimm lalu keduanya berdiri di dua tepi titian, di kanan dan di kiri. Doa para rasul pada hari itu adalah: Ya Allah, selamatkan-selamatkan.

          Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda dalam hadits melihat Allah SWT: 'Kemudian dipancangkan titian di atas neraka Jahanam. Aku dan umatnya adalah yang pertama lewat, tidak ada yang berbicara pada hari itu selaian para rasul. Dan doa para rasul pada hari itu: Ya Allah, selamatkan, selamatkan.' Muttafaqun 'alaih.[103]

. Apakah yang diterima orang-orang beriman setelah melewati titian:
          Dari Abu Sa'id al-Khudri, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Orang-orang beriman selamat dari neraka, lalu mereka ditahan di atas titian di antara surga dan nereka. Maka dilakukan qisas untuk sebagian mereka dari yang lain, yaitu kezaliman yang terjadi di antara mereka di dunia. Sehingga apabila mereka telah dibersihkan, mereka mendapat izin masuk surga. Demi diri Muhammad yang berada di tangan-Nya, sungguh salah seorang dari mereka lebih mengenali tempatnya di surga  melebihi tempatnya di dunia." (HR. Bukhari).[104]

SYAFA'AT

. Syafaat adalah mohon pertolongan untuk orang lain.

. Bagian-bagian syafaat:
Syafaat pada hari kiamat terbagi dua:
1. Syafaat istimewa bagi Nabi SAW, ada beberapa macam:

 a. Yang terbesar adalah syafaat Nabi Muhammad SAW yang besar pada semua manusia agar diberi keputusan di antara mereka. Lalu beliau SAW memberi syafaat pada mereka dan Allah SWT memberi keputusan di antara mereka. Ini adalah kedudukan terpuji bagi Rasulullah SAW.

 b. Di antaranya, syafaat Rasulullah SAW untuk segolongan dari umat beliau. Mereka masuk surga tanpa hisab. Mereka berjumlah 70.000 orang. Di mana Allah SWT berfirman kepadanya: "Masukkan ke dalam surga dari umat engkau, orang yang tidak ada hisab atasnya dari pintu kanan, seperti yang telah dijelaskan.

 c. Syafaat Rasulullah SAW kepada beberapa golongan, yang sama berat kebaikan dan keburukan mereka. Beliau memberi syafaat kepada  mereka agar mereka masuk surga.

 d. Syafaat Rasulullah SAW dalam mengangkat derajat orang yang masuk surga melebihi kadar pahala amal mereka.

 e. Syafaat Rasulullah SAW kepada pamannya Abu Thalib agar diringankan siksanya.

 f. Di antaranya syafaat beliau SAW agar diberi izin untuk seluruh orang-orang yang beriman untuk masuk surga.

2. Syafaat umum untuk Nabi SAW dan para nabi  lainnya, para  malaikat, dan orang-orang yang beriman. Yaitu syafaat kepada orang yang masuk neraka agar ia tidak memasukinya, dan kepada orang yang memasukinya agar jangan keluar darinya.

Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Bagi setiap nabi ada doa yang dikabulkan. Setiap nabi sudah mengajukan doanya. Dan sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat. Ia akan tercapai insya Allah yaitu orang yang meninggal dunia dari umatku, yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT."

Firman Allah SWT tentang malaikat:
وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لاَتُغْنِى شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلاَّ مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللهُ لِمَن يَشَآءُ وَيَرْضَى {26}
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya). (QS. An-Najm: 26).

Dari Abu ad-Darda` r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW berdabda, 'Syahid (orang yang mati di medan perang melawan orang kafir) diizinkan memberi syafaat 70 (tujuh puluh) orang dari keluarganya." (HR. Abu Daud).[105]

. Untuk syafaat ini disyaratkan dua perkara:
1. Ijin Allah SWT dalam memberi syafaat, sebagaimana firman Allah SWT:
مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah SWT tanpa izin-Nya (QS. Al-Baqarah: 255).

2. Ridha Allah SWT kepada pemberi dan penerima syafaat, sebagaimana firman Allah SWT:
وَلاَيَشْفَعُونَ إِلاَّ لِمَنِ ارْتَضَى
dan mereka tidak memberi syafa'at melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah SWT,. (QS. Al-Anbiyaa: 28).

. Tidak ada syafaat untuk orang kafir, dia kekal di neraka, tidak akan masuk surga. Andaikan ada yang seseorang yang memberi syafaat untuknya, niscaya syafaatnya tidak berguna, sebagaimana firman Allah SWT:
فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ {48}
Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at. (QS. Al-Muddatsir: 48).

. Meminta syafa'at Nabi SAW:
          Barangsiapa yang ingin mendapat syafaat Nabi SAW hendaklah ia memintanya dari Allah SWT, seperti ia berkata: 'Ya Allah, berilah rizqi syafaat Nabi Engkau kepadaku.' Dan hal itu diikuti dengan melaksanakan amal shalih yang mengharuskan hal itu seperti ikhlas dalam ibadah hanya karena Allah SWT saja, mengucap shalawat kepada Nabi SAW, dan memohon wasilah untuknya.

          Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, 'Manusia yang paling bahagia dengan mendapat syafa'atku pada hari kiamat adalah yang mengucap 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah murni dari hati atau dirinya." (HR. Bukhari).[106]

. Negeri Balasan:
          Dunia adalah negeri beramal dan bekerja dan akhirat adalah negeri balasan. Akan tetapi tidak berhenti beramal dan meminta kecuali setelah masuk negeri yang tetap (di surga atau neraka). Adapun di alam barzakh dan padang hari kiamat, maka hal itu (amal dan minta) tidak terhenti, seperti pertanyaan dua orang  malaikat kepada jenazah di dalam kuburnya, ajakan semua makhluk untuk sujud kepada Allah SWT pada hari kiamat, ujian kepada orang-orang gila, orang yang mati di masa tidak ada rasul. Kemudian Allah SWT memutuskan di antara semua hamba menurut iman dan amal perbuatan mereka. Satu golongan di surga dan yang lain di neraka.

Firman Allah SWT:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لاَرَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ {7}
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya.Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. (QS. Asy-Syura: 7).

Firman Allah SWT:
الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ {56} وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِئَايَاتِنَا فَأُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ {57}
 Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga yang penuh kenikmatan. * Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan. (QS. Al-Hajj: 56-57).

Firman Allah SWT:
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ {14} فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَهُمْ فِي رَوْضَةٍ يُحْبَرُونَ {15} وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا بِئَايَاتِنَا وَلِقَآئِ اْلأَخِرَةِ فَأُوْلَئِكَ فِي الْعَذَابِ مُحْضَرُونَ {16}
Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. * Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. * Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al-Qur'an) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka). (QS. Ar-Rum: 14-16).

GAMBARAN SURGA

. Surga adalah negeri kesejahteraan yang disediakan Allah SWT bagi kaum mukminin dan mukminat di akhirat.

. Pembicaraan tentang surga –insya Allah- bersumber dari Kitab Dzat Yang menciptakan surga (Al-Qur`an), menciptakan kenikmatan dan penghuninya, Dialah Allah SWT. Dan dari berita orang yang telah memasukinya dan menginjakkan kakinya di buminya, yaitu Muhammad SAW, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur`an dan sunnah yang shahih.

. Nama-nama Surga yang Paling Terkenal
          Surga itu pada dasarnya adalah satu, sifat-sifatnya macam-macam, namanya yang paling terkenal di antaranya adalah:

1. Jannah (surga): firman Allah SWT:
وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {13}
(Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. An-Nisaa: 13).

2. Surga Firdaus: firman Allah SWT:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً {107}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (QS. Al-Kahf: 107).

3. Surga 'Adn: firman Allah SWT:

هَذَا ذِكْرٌ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَئَابٍ {49} جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَّهُمُ اْلأَبْوَابُ {50}

Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, * (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, (QS. Shaad: 49-50).

4. Surga Khuld (yang kekal): firman Allah SWT:
قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَآءً وَمَصِيرًا {15}
Katakanlah:"Apakah (azab) yang demikian itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?" Surga itu menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka. (QS. Al-Furqaan: 15).

5. Surga An-Na'im (penuh kenikmatan): Firman Allah SWT:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ {8}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan, (QS. Luqman: 8).

6. Surga Al-Ma`wa (tempat kediaman): Firman Allah SWT:
أَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلاً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {19}
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah: 19).

7. Darussalam (negeri kesejahteraan): Firman Allah SWT:
لَهُمْ دَارُ السَّلاَمِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {127}
Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. (QS. Al-An'aam: 127).

.Tempat Surga:
Firman Allah SWT:
وَفِي السَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَاتُوعَدُونَ {22}
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rizkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. (QS. Adz-Dzariyaat: 22).

Firman Allah SWT:
وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَى {13} عِندَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى {14} عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى {15}
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, * (yaitu) di Sidratil Muntaha. * Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (QS. An-Najm: 13-15).

Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, 'Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya, mendirikan shalat dan puasa bulan Ramadhan, niscaya Allah memasukkannya di dalam surga. Berhijrah di jalan Allah atau menetap di buminya yang ia dilahirkan padanya. ' Mereka bertanya: 'Ya Rasulullah, bolehkah kami memberitahukan manusia dengan hal tersebut?' Beliau bersabda: “Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat yang disediakan oleh Allah bagi para mujahid fi sabilillah. Jarak di antara setiap dua derajat adalah seperti jarak di antara bumi dan langit. Bila kamu memohon kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus, sesungguhnya ia berada di tengah-tengah surga dan yang tertinggi. Di atasnya adalah 'arsy Ar-Rahman, dan darinya terpancar sungai-sungai surga.” (HR. al-Bukhari).[107]

Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin, apabila tiba ajalnya, malaikat rahmat datang kepadanya. Apabila jiwanya/ruhnya telah diambil, ia (ruh/jiwa) dijadikan di sutra putih, lalu diangkat ke pintu langit. Mereka berkata: 'Kami tidak menemukan aroma yang lebih wangi dari ini…” (HR. al-Hakim dan Ibnu Hibban).[108]

.Nama-nama Pintu Surga:
          Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang memberi nafkah kepada suami istri fi sabilillah niscaya ia dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat, niscaya ia dipanggil dari pintu shalat. Dan barangsiapa yang termasuk ahli jihad niscaya ia dipanggil dari pintu jihad. Dan barangsiapa yang termasuk ahli puasa niscaya ia dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Dan barangsiapa yang termasuk ahli sedekah niscaya ia panggil dari pintu sedekah.' Lalu Abu Bakar r.a bertanya, 'Demi Allah, bapak dan ibuku sebagai tebusan engkau ya Rasulullah, apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?' beliau menjawab, 'Benar, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.'[109]

. Luasnya Pintu-pintu Surga:
Dari 'Utbah dan Gazwan r.a, ia berkata, 'Disebutkan kepada kami bahwa jarak di antara dua daun pintu dari daun-daun pintu surga adalah seperti perjalanan empat puluh tahun, dan sungguh akan datang kepadanya satu hari dan ia penuh karena berdesakan.' (HR. Muslim).[110]

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, 'Pada suatu hari, Rasulullah SAW dibawakan daging … dan di akhirnya beliau bersabda, 'Demi Allah yang diri Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya jarak di antara dua daun pintu surga adalah seperti jarak di antara Makkah dan Hajar atau seperti jarak di antara Makkah dan Bushra.' (Muttafaqun 'alaih).[111]

. Jumlah Pintu-pintu Surga:
Firman Allah SWT:
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ {73}
Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." (QS. Az-Zumar: 73).

Dari Sahl bin Sa'ad r.a, dari Nabi SAW bersabda: “Di surga itu ada delapan pintu. Di antaranya ada satu pintu yang dinamakan ar-Rayyan, tidak bisa memasukinya kecuali orang-orang yang puasa.” (Muttafaqun 'alaih).[112]

. Pintu-pintu surga dibukakan untuk calon penghuninya:
Firman Allah SWT:
هَذَا ذِكْرٌ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَئَابٍ {49} جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَّهُمُ اْلأَبْوَابُ {50}
Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, * (yaitu) Surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, (QS. Shaad: 49-50).

. Waktu-waktu yang dibukakan pintu-pintu surga di dunia:
Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, maka setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah diberi ampunan, kecuali seorang laki-laki yang ada permusuhan di antaranya dan saudaranya. Dikatakan: berilah waktu kepada dua orang ini sampai keduanya berdamai. –tiga kali-.”  (HR. Muslim).[113]

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila telah tiba bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka Jahannam serta syetan-syetan dibelenggu.”  (Muttafaqun 'alaih).[114]

Umar bin Khaththab r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seseorang dari kami yang berwudhu, lalu ia menyempurnakan wudhunya, kemudian ia membaca: 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya, kecuali dibukakan pintu-pintu surga yang delapan, ia bisa masuk dari pintu yang dikehendakinya." (HR. Muslim).[115]

. Orang yang Pertama-tama Masuk Surga:
          Anas bin Malik r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat, lalu meminta dibuka pintu. Penjaga bertanya, 'Siapakah engkau? Aku menjawab, 'Muhammad.' Ia berkata, 'Denganmu aku diperintah agar aku tidak membuka (pintu surga) untuk seseorang sebelum engkau.” (HR. Muslim).[116]

. Umat yang pertama-tama masuk surga:
          Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kita adalah umat terakhir dan yang pertama pada hari kiamat. Dan kita adalah umat yang pertama-tama masuk surga." (Muttafaqun 'alaih).[117]

. Kelompok / golongan yang pertama-tama masuk surga:
Dari Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya golongan yang pertama-tama masuk surga seperti rupa bulan pada malam purnama. Kemudian yang mengikuti mereka  seperti bintang berkilau yang paling terang di atas langit. Mereka tidak kencing, tidak berak, tidak meludah, dan tidak beringus. Sisir mereka adalah emas, keringat mereka adalah minyak kesturi, tempat pemanggangan mereka adalah kayu gaharu, istri-istri mereka adalah bidadari, rupa mereka seperti rupa seorang laki-laki, seperti rupa bapak mereka Adam a.s, yaitu enam puluh hasta di langit.'[118]

Dari Sahl bin Sa'd r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tujuh puluh ribu (70.000) atau tujuh ratus ribu (700.000) dari umatku sungguh akan masuk surga saling berpegangan, sebagian mereka memegang yang lain. Yang pertama dari mereka tidak masuk (ke surga) kecuali masuk yang terakhir. Wajah mereka seperti bulan di malam purnama.” (Muttafaqun 'alaih).[119]

Dari Abdullah bin 'Amr r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang fakir kalangan Muhajirin mendahului orang-orang kaya pada hari kiamat ke surga dengan empat puluh  tahun.” (HR. Muslim).[120]

. Usia Para Penghuni Surga:
          Dari Mu'azd bin Jabal r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Para penghuni surga masuk surga dalam keadaan tubuh berseri, bercelak, berusia tiga puluh tahun atau tiga puluh tiga tahun.” (HR. Ahmad).[121]

. Sifat Wajah-wajah Para Penghuni Surga:
Firman Allah SWT:
إِنَّ اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {22} عَلَى اْلأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ {23} تَعْرِفُ فيِ وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ {24}
Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar benar-benar dalam kenikmatan yang besar (surga), * mereka (duduk) diatas dipan-dipan sambil memandang. * Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. (QS. Al-Muthaffifin: 22-24).

Firman Allah SWT:
وُجُوهُُ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ {22} إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ {23}
Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. (QS. Al-Qiyamah: 22-23).

Firman Allah SWT:
وُجُوهُُيَوْمَئِذٍ نَّاعِمَةٌ {8} لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ {9} فيِ جَنَّةٍ عَالِيَةٍ {10}
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, * merasa senang karena usahanya, * dalam surga yang tinggi, (QS. Al-Ghasyiyah: 8-10).

Firman Allah SWT:
وُجُوهُُيَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ {38} ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ {39}
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, * tertawa dan gembira ria, (QS. 'Abasa: 38-39).

Firman Allah SWT:
وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ {107}
Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. (QS. Ali 'Imran : 107).

Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya golongan yang pertama-tama masuk surga seperti rupa bulan pada malam purnama. Kemudian yang mengikuti mereka  seperti bintang berkilau yang paling terang di langit. Hati mereka seperti hati seorang laki-laki, tidak saling membenci dan mendengki di antara mereka." (Muttafaqun 'Alaih).[122]

. Sifat penyambutan penghuni surga:
Firman Allah SWT:
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ {73}
Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahtera (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." (QS. Az-Zumar: 73).

Firman Allah SWT:
وَالْمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ {23} سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ {24}
Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; * (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Ra'd: 23-24).

Firman Allah SWT:
لاَيَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ اْلأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلاَئِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ {103}
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu." (QS. Al-Anbiyaa: 103).

. Orang yang masuk surga tanpa dihisab dan tanpa disiksa:
Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata, 'Nabi SAW bersabda: “Diperlihatkan semua umat kepadaku, aku menemukan seorang Nabi lewat disertai umat, seorang Nabi lewat disertai rombongan, seorang Nabi lewat disertai sepuluh orang, seorang Nabi lewat disertai lima orang, seorang Nabi lewat sendirian. Lalu aku melihat rombongan besar. Aku bertanya: 'Hai Jibril, apakah mereka umatku?' Ia (Jibril menjawab): 'Bukan.' Akan tetapi lihatlah ke ufuk.' Lalu aku melihat, ternyata rombongan besar. Ia berkata: 'Mereka adalah umatmu. Dan mereka tujuh puluh (70.000) orang di depan mereka yang tidak ada hisab dan siksa terhadap mereka.' Aku bertanya, 'Kenapa?' Ia menjawab, 'Mereka tidak berobat dengan kayy, tidak meminta ruqyah, tidak menganggap sial, dan hanya kepada Rabb mereka (Allah), mereka bertawakkal.”  (Muttafaqun 'alaih).[123]

Dari Abu Umamah r.a, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Rabb-ku Yang Maha Suci memberi janji kepadaku akan memasukkan ke dalam surga dari umatku sebanyak tujuh puluh ribu (70.000) orang yang tidak ada hisab atas mereka dan tanpa azab. Bersama setiap seribu (1.000) orang ada tujuh puluh ribu (70.000) orang. Tiga genggaman dari genggaman Rabb-ku 'Azza wa Jalla." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).[124]


.Gambaran bumi surga dan bangunannya:
Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya tatkala Nabi SAW dinaikkan ke langit, Beliau SAW bersabda: “…kemudian dia (Jibril a.s) datang denganku ke Sidratul Muntaha, ia diliputi warna-warna, aku tidak tahu apakah dia? Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya ada kubah mutiara dan tanahnya adalah misk (minyak kesturi)." (Muttafaqun 'alaih).[125]

Abu Hurairah r.a berkata, 'Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, …surga, apakah bangunannya?' Beliau menjawab: “Bata dari perak dan bata dari emas, tanah liatnya adalah minyak kesturi adzfar, kerikilnya adalah mutiara dan yaqut, tanahnya adalah za'faran, barangsiapa yang memasukinya akan merasakan nikmat dan tidak sengsara, kekal dan tidak mati, tidak hancur pakaiannya dan tidak sirna masa mudanya." (HR. At-Tirmidzi dan ad-Darimi).[126]

Dari Abu Sa'id r.a, sesungguhnya Abu Shayyad bertanya kepada Nabi SAW tentang tanah surga? Beliau menjawab: “(Seperti) gandum putih dan minyak kesturi murni.” (HR. Muslim).[127]

. Gambaran kemah-kemah penghuni surga:
Firman Allah SWT:
حُورٌ مَّقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ {72}
(Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah/kemah. (QS. Ar-Rahman: 72).

Dari Abdullah bin Qais r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin di dalam surga mempunyai kemah dari satu mutiara yang berlobang. Panjangnya enam puluh (60) hasta. Bagi seorang mukmin di dalamnya mempunyai keluarga. Seorang mukmin berkeliling kepada mereka. Sebagian mereka tidak melihat kepada yang lain.” (Muttafaqun 'alaih).[128]

. Pasar Surga:
          Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga itu ada pasar yang mereka datangi setiap hari Jum'at. Lalu bertiup angin utara, maka angin itu menerpa wajah dan pakaian mereka, maka mereka bertambah elok dan indah. Mereka pun kembali kepada keluarga mereka, dan mereka telah bertambah elok dan indah. Keluarga mereka berkata kepada mereka, 'Demi Allah, setelah (meninggalkan) kami kamu telah bertambah elok dan indah. Mereka pun berkata, 'Dan kamu, demi Allah, setelah kami (tinggalkan), bertambah elok dan indah.” (HR. Muslim).[129]

. Istana-istana surga:
          Allah SWT menciptakan di dalam tempat tinggal dan istana-istana surga segala sesuatu yang disenangi jiwa dan dinikmati pandangan mata.

Firman Allah SWT:
وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانُُ مِّنَ اللهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {72}
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah: 72).

. Perbedaan tingkatan istana- istana para penghuni surga:
Firman Allah SWT:
وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا {20}
Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. (QS. Al-Insaan: 20).

Dari Abu Sa'id r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya para penghuni surga saling memandang kepada penghuni kamar dari atas mereka, sebagaimana bintang berkilau saling memandang dari atas ufuk dari arah timur atau barat karena perbedaan tingkat di antara mereka.' Mereka berkata, 'Ya Rasulullah, itu adalah tempat para Nabi yang tidak bisa mencapainya selain mereka.' Beliau menjawab, 'Ya, demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul.” (Muttafaqun 'alaih).[130]

. Gambaran kamar-kamar surga:
Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ {58}
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal didalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (QS. Al-'Ankabut: 58).

Firman Allah SWT:
لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ وَعْدَ اللهِ لاَ يُخْلِفُ اللهُ الْمِيعَادَ {20}
Tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya. (QS. Az-Zumar: 20).

Dari Ali r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga ada kamar-kamar yang bisa dilihat belakangnya dari dalamnya dan dalamnya dari belakangnya.' Seorang arab badawi berdiri seraya bertanya, 'Untuk siapakah ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Bagi orang yang baik ucapan, memberi jamuan makan, selalu berpuasa, dan melaksanakan shalat di malam hari saat manusia sedang terlelap tidur.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).[131]

. Gambaran kasur-kasur penghuni surga:
Firman Allah SWT:
مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَآئِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ
Mereka bersandar di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra…. (QS. Ar-Rahman:  54).

. Gambaran permadani dan sandaran-sandaran:
Firman Allah SWT:
وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ {15} وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ {16}
…dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, * dan permadani-permadani yang terhampar. (QS. Al-Ghasyiyah: 15-16).

Firman Allah SWT:
مُتَّكِئِينَ عَلَى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ {76}
Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah. (QS. Ar-Rahman: 76).

. Sandaran-sandaran/dipan-dipan Surga:
Firman Allah SWT:
إِنَّ اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {22} عَلَى اْلأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ {23}
Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar dalam kenikmatan yang besar (surga), * mereka (duduk) diatas dipan-dipan sambil memandang. (QS. Al-Muthaffifiin: 22-23).

Firman Allah SWT:
مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى اْلأَرَائِكِ لاَيَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلاَزَمْهَرِيرًا {13}
di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. (QS. Al-Insaan: 13).

Firman Allah SWT:
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ {55} هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلاَلٍ عَلَى اْلأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ {56}
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). * Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. (QS. Yaasiin: 55-56).

. Gambaran kasur-kasur/dipan-dipan penghuni surga:
Firman Allah SWT:
وَنَزَعْنَا مَافِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ {47}
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (QS. Al-Hijr: 47).

Firman Allah SWT:
مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ {20}
Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS. Ath-Thuur: 20).

Firman Allah SWT:
عَلَى سُرُرٍ مَّوْضُونَةٍ {15} مُّتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ {16}
Mereka berada diatas dipan yang bertahtahkan emas dan permata, * seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan. (QS. Al-Waaqi'ah: 15-16).

Firman Allah SWT:
فِيهَا سُرُرُُمَّرْفُوعَةٌ {13}
Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, (QS. Al-Ghasyiyah: 13).

.Gambaran bejana-bejana penghuni surga:
Firman Allah SWT:
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ {17} بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ {18}
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, * Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, (QS. Al-Waqi'ah: 17-18).

Firman Allah SWT:
يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَاتَشْتَهِيهِ اْلأَنفُسُ وَتَلَذُّ اْلأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ {71}
Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya." (QS. Az-Zukhruf: 71).

Firman Allah SWT:
وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِئَانِيَةٍ مِّن فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا {15} قَوَارِيرَا مِن فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا {16}
Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang bening laksana kaca, * (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Insaan: 15-16).

Dari Abdullah bin Qais r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Dua kebun, dari perak bejana keduanya dan apa yang ada padanya. Dan dua kebun. dari emas bejana keduanya dan apa yang ada padanya. Dan tidak ada di antara kaum dan di antara mereka memandang kepada Rabb mereka selain selendang kebesaran di atas wajah-Nya di surga 'adn." (Muttafaqun 'alaih).[132]

. Gambaran perhiasan dan pakaian penghuni surga:
Firman Allah SWT:
إِنَّ اللهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ {23}
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. (QS. Al-Hajj: 23).

Firman Allah SWT:
يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى اْلأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا {31}
…dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; (QS. Al-Kahf: 31).

Firman Allah SWT:
عَالِيَهُمْ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضْرٌ وَإِسْتَبْرَقٌ وَحُلُّوا أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍ وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُورًا {21}
Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Rabb memberikan kepada mereka minuman yang bersih. (QS. Al-Insaan: 21).

. Yang pertama-tama diberi pakaian di surga:
          Dari Ibnu Abbas r.a, dari Nabi SAW, Beliau bersabda: “… dan sesungguhnya makhluk yang pertama-tama diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim al-Khalil a.s.” (HR. Al-Bukhari).[133]

. Gambaran pelayan-pelayan surga:
Firman Allah SWT :
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ {17} بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ {18}
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, * Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, (QS. Al-Waqi'ah: 17-18).

Firman Allah SWT:
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَّنثُورًا {19}
Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. (QS. Al-Insaan: 19).

وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ غِلْمَانٌ لَّهُمْ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَّكْنُونٍ {24}
Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu seperti mutiara yang tersimpan. (QS. Ath-Thuur: 24).

. Makanan pertama yang dicicipi penghuni surga:
Dari Anas bin Malik r.a, sesungguhnya Abdullah bin Salam r.a, bertanya kepada Nabi SAW, apakah makanan pertama yang dicicipi penghuni surga? Beliau menjawab: “kelenjar hati / liver ikan paus.” (HR. Bukhari).[134]

Dari Tsauban r.a, ia berkata, 'Aku berdiri di sisi Rasulullah SAW, lalu datang seorang ulama Yahudi… lalu  bertanya: 'Siapakah manusia yang pertama-tama lewat?' Beliau menjawab: “Kaum Muhajirin yang fakir.” Orang Yahudi itu berkata, 'Apakah simpanan berharga mereka saat memasuki surga?' Beliau SAW menjawab: “Kelenjar hati / liver ikan paus.” Ia bertanya lagi: Apakah makanan mereka selanjutnya?' Beliau menjawab: “Sapi surga disembelih untuk mereka yang memakan dari tepi-tepinya.” Ia bertanya lagi: 'Apakah minuman mereka atasnya?' Beliau menjawab: “Dari mata air yang dinamakan salsabil.” (HR. Muslim).[135]

. Gambaran makanan penghuni surga:
Firman Allah SWT:
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ {70} يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَاتَشْتَهِيهِ اْلأَنفُسُ وَتَلَذُّ اْلأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ {71}
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". * Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (QS. Az-Zukhruf : 71).

Firman Allah SWT:
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).. (QS. Ar-Ra'd: 35).

Firman Allah SWT:
وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ {20} وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ {21}
dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, * dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. Al-Waqi'ah: 20-21).

Firman Allah SWT:
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَآأَسْلَفْتُمْ فِي اْلأَيَّامِ الْخَالِيَةِ {24}
(kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu." (QS. Al-Haqqah: 24).

Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a, ia berkata bahwa Nabi SAW  bersabda: “Bumi pada hari kiamat bagaikan satu roti, Al-Jabbar (Allah) SWT membalik-balikkan dengan tangan-Nya, sebagaimana seseorang dari kamu membalikkan (maksudnya dikecilkan) rotinya dalam perjalanan sebagai jamuan bagi penghuni surga.' Dan di dalamnya: datanglah seorang laki-laki dari Yahudi… ia berkata, 'Maukah aku mengabarkan kepadamu tentang lauknya?' Beliau menjawab: “Lauk mereka adalah sapi dan ikan paus.” Mereka bertanya, 'Apakah ini?' Beliau menjawab: “Sapi dan ikan paus, tujuh puluh ribu (70.000) orang makan dari kelenjer hati/liver keduanya."[136]

Dari Jabir r.a, ia berkata bahwa ‘Saya mendengar Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya penghuni surga makan dan minum di dalam surga, tidak meludah, tidak kencing, tidak berak dan tidak beringus.' Mereka bertanya, 'Bagaimana dengan makanan?' Beliau menjawab, "Sendawa dan keringat seperti minyak kesturi, mereka diberi ilham bertasbih dan bertahmid sebagaimana mereka diberi  ilham bernafas." (HR. Muslim).[137]

Dari 'Utbah bin as-Salami r.a berkata bahwa 'Aku duduk bersama Rasulullah SAW, lalu datang seorang Arab Badawi berkata, 'Hai Rasulullah, aku mendengarmu menyebut pohon di surga, sejauh  yang aku ketahui tidak ada pohon yang lebih banyak duri darinya, maksudnya pohon akasia. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT menjadikan di setiap tempat duri seperti biji kambing yang dikebiri. Padanya ada tujuh puluh (70) warna makanan yang warnanya tidak menyerupai warna yang lain.” (HR.Ath-Thabrani dalam al-Kabir dan dalam Musnad asy-Syamiyyin).[138]

.Gambaran minuman penghuni surga:
Firman Allah SWT:
إِنَّ اْلأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا {5}
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (QS. Al-Insan: 5).

Firman Allah SWT:
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلاً {17}
Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (QS. Al-Insaan: 17).

Firman Allah SWT:
يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَخْتُومٍ {25} خِتَامُهُ مِسْكُُوَفيِ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ {26} وَمِزَاجُهُ مِن تَسْنِيمٍ {27} عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ {28}
Mereka minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), * laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. * Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, * (yaitu) mata air yang minum dari padanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. (QS. Muthaffifin: 25-28).

Ibnu Umar r.a berkata bahwa 'Rasulullah SAW bersabda: “Kautsar adalah sungai di surga, dua tepinya dari emas, salurannya di atas permata dan yaqut, tanahnya lebih wangi dari pada minyak kesturi, airnya lebih manis dari pada madu dan lebih putih dari pada salju." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).[139]

. Gambaran pohon-pohon dan buah-buah surga:
Firman Allah SWT:
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلاَلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلاً {14}
Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (QS. Al-Insaan: 14).

Firman Allah SWT:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلاَلٍ وَعُيُونٍ {41} وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ {42}
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. * Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (QS. Al-Mursalaat: 41-42).

Firman Allah SWT:
مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ {51}
didalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. (QS. Shaad: 51).

Firman Allah SWT:
وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ
dan mereka di dalamnya memperoleh segala macam buah-buahan (QS. Muhammad:15)

Firman Allah SWT:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا {31} حَدَآئِقَ وَأَعْنَابًا {32}
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, * (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur. (QS. An-Nabaa: 31-32).

Firman Allah SWT:
فِيهِمَا مِن كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ {52}
Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. (QS. Ar-Rahman: 52).

فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ {68}
Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (QS. Ar-Rahman: 68).

Firman Allah SWT:
يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ ءَامِنِينَ {55}
Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran),, (QS. Ad-Dukhan: 55).

Firman Allah SWT:
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَآأَصْحَابُ الْيَمِينِ {27} فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ {28} وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ {29} وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ {30} وَمَآءٍ مَّسْكُوبٍ {31} وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ {32} لاَّمَقْطُوعَةٍ وَلاَمَمْنُوعَةٍ {33}
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. * Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, * dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), * dan naungan yang terbentang luas, * dan air yang tercurah, * dan buah-buahan yang banyak, * Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, (QS. Al-Waqi'ah: 27-33).

Firman Allah SWT:
فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ {22} قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ {23} كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَآأَسْلَفْتُمْ فِي اْلأَيَّامِ الْخَالِيَةِ {24}
dalam surga yang tinggi, * Buah-buahannya dekat, * (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS. Al-Haaqqah: 22-24).

Dari Malik bin Sha'sha'ah r.a dalam cerita Mi'raj mengatakan bahwa 'Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Diangkat kepadaku Sidratul Muntaha, ternyata buah-buahnya seperti qulah Hajar, daun-daunnya seperti telinga gajah. Di dasarnya ada empat sungai: dua sungai batin dan dua sungai zahir/nampak. Aku bertanya kepada Jibril a.s, ia menjawab: Adapun dua yang batin ada di surga dan dua yang nampak adalah sungai Nil dan sungai Furat." (Muttafaqun 'alaih).[140]

Dari Abu Sa'id r.a, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon, yang jika dikelilingi penunggang kuda yang cepat selama seratus tahun, niscaya ia masih belum bisa mengitarinya." (Muttafaqun 'alaih).[141]

Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada pohon di dalam surga kecuali batangnya dari emas." (HR. At-Tirmidzi).[142]

. Gambaran sungai-sungai surga:
Firman Allah SWT:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُُتَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ {11}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. (QS. Al-Buruj: 11).

Firman Allah SWT:
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَآ أَنْهَارٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِّنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِّلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفَّى وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَآءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ {15}
(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka di dalamnya memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya (QS. Muhammad : 15).

Firman Allah SWT:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ {54} فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِندَ مَلِيكٍ مُّقْتَدِرٍ {55}
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi (Rabb) Yang Maha Berkuasa. (QS. Al-Qamar: 54-55).

Dari Anas bin Malik r.a, dari Nabi SAW bersabda: “Tatkala aku sedang berjalan-jalan di surga, tiba-tiba aku sampai di sungai yang dua tepinya ada kubah permata yang cekung/lekuk. Aku bertanya, 'Apakah ini wahai Jibril? Ia menjawab, 'Ini adalah Kautsar yang diberikan Rabb-mu kepadamu. Ternyata wanginya, atau tanahnya adalah minyak kesturi azdfar." (HR. al-Bukhari).[143]

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Saihan, Jaihan, Furat, dan Nil, semuanya berasal dari sungai-sungai surga." (HR. Muslim).[144]

. Gambaran mata air surga:
Firman Allah SWT:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ {45}
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (QS. Al-Hijr: 45).

Firman Allah SWT:
إِنَّ اْلأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا {5} عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا {6}
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, * (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah SWT minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Insaan: 5-6).

Firman Allah SWT:
وَمِزَاجُهُ مِن تَسْنِيمٍ {27} عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ {28}
Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, * (yaitu) mata air yang minum dari padanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. (QS. Al-Muthaffifin: 27-28).

Firman Allah SWT:
فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ {50}
Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. (QS. Ar-Rahman: 50).

فِيهِمَا عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ {66}
Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. (QS. Ar-Rahman: 66).

Firman Allah SWT:
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلاً {17} عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلاً {18}*
Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. * (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. (QS. Al-Insaan: 17-18).

. Gambaran/Karasteristik wanita penghuni surga:
Firman Allah SWT:
لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُُ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجُُ مُّطَهُّرَةُُ وَرِضْوَانُُ مِّنَ اللهِ وَاللهُ بَصِيرُُ بِالْعِبَادِ {15}
Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali 'Imran: 15).

Firman Allah SWT:
إِنَّآ أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَآءً {35} فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا {36} عُرُبًا أَتْرَابًا {37} لأَصْحَابِ الْيَمِينِ {38} ثُلَّةٌ مِّنَ اْلأَوَّلِينَ {39} وَثُلَّةٌ مِّنَ اْلأَخِرِينَ {40}
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, *  dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, * penuh cinta lagi sebaya umurnya, * (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, * (yaitu) segolongan besar dari orang-orang terdahulu, * (dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.). (QS. Al-Waqi'ah: 35-40).

Firman Allah SWT:
وَعِندَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ {48} كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ {49}
Di sisi-sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya. * seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. (QS. Ash-Shaaffat: 48-49).

Firman Allah SWT:
وَحُورٌ عِينٌ {22} كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ {23} جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {24}
Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jelita, * laksana mutiara yang tersimpan baik. * Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Waqi'ah: 22-24).

Firman Allah SWT:
فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلاَجَآنٌّ {56} فَبِأَيِّ ءَالآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ {57} كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ {58}
Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan. Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan. (QS. Ar-Rahman: 56-58).

Firman Allah SWT:
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ {70} فَبِأَيِّ ءَالآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ {71} حُورٌ مَّقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ {72}
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. * Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan * (Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. (QS. Ar-Rahman: 70-72).

Dari Anas bin Malik r.a dari Nabi SAW, Beliau bersabda:  “Berangkat perang fi sabilillah di sore hari atau di pagi hari lebih baik dari dunia dan segala isinya. Sungguh sekadar busur panah seseorang kamu dari surga atau tempat cemetinya lebih baik dari dunia dan segala isinya. Jikalau seorang wanita dari penghuni surga menampakkan diri kepada penghuni bumi niscaya ia menerangi apa yang ada di antara keduanya dan wanginya memenuhinya. Sungguhnya tutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan segala isinya." (Muttafaqun 'alaih).[145]

Dari Abu Hurairah r.a, dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda: “Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk surga seperti rupa bulan di malam purnama, dan yang mengikutinya seperti cahaya bintang berkilau di langit. Bagi setiap orang dari mereka mempunyai dua istri, sumsum betis keduanya bisa dilihat dari belakang daging, dan tidak ada (penghuni) surga yang tidak kawin." (Muttafaqun 'alaih).[146]

. Wangi-wangian surga:
Hal itu sangat bervariasi menurut perbedaan setiap orang dan perbedaan kedudukan dan derajat mereka.

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya golongan yang pertama-tama masuk surga seperti rupa bulan pada malam purnama. Kemudian yang mengikuti mereka seperti bintang berkilau yang paling terang di atas langit. Mereka tidak kencing, tidak berak, tidak meludah, dan tidak beringus. Sisir mereka adalah emas, keringat mereka adalah minyak kesturi, tempat pemanggangan mereka adalah kayu garu, istri-istri mereka adalah bidadari, seperti rupa seorang laki-laki, seperti rupa bapak mereka Adam a.s, yaitu enam puluh hasta di langit.” (Muttafaqun 'alaih).[147]

Dari Abdullah bin 'Amar r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang membunuh kafir Mu'ahad (non muslim yang masih berada dalam perjanjian damai dengan kaum muslimin) niscaya ia tidak bisa mencium aroma surga, dan sesungguhnya aroma surga bisa tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun." (HR. Bukhari).[148]

Dan dalam satu lafazh: "Dan sesungguhnya aromanya tercium dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).[149]

. Senandung nyanyian istri-istri penghuni surga:
Dari Ibnu Umar r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:  “Sesungguhnya istri-istri penghuni surga melantunkan nyanyian kepada suami-suami mereka dengan suara terbaik yang pernah didengar seseorang. Sesungguhnya di antara nyanyian mereka: 'Kami adalah (istri-istri) yang baik lagi cantik, istri-istri orang-orang yang mulia, memandang dengan mata yang jelita.' Dan sungguh di antara senandung nyanyian mereka adalah: 'Kami adalah wanita-wanita kekal yang tidak pernah mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak pernah takut. Kami adalah wanita-wanita selalu berada di tempat, tidak pernah safar/bepergian." (HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath).[150]

. Jima' penghuni surga:
Firman Allah SWT:
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ {55} هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلاَلٍ عَلَى اْلأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ {56}
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). * Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. (QS. Yasiin: 55-56).

Dari Zaid bin Arqam r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang laki-laki dari penghuni surga diberi kekuatan seratus (100) orang laki-laki dalam makan, minum, syahwat dan jima'. Seorang laki-laki dari kaum Yahudi berkata, 'Sesungguhnya yang makan dan minum pasti ingin buang hajat (buang air).' Rasulullah SAW bersabda, 'Hajat mereka adalah keringat yang mengucur dari kulitnya. (kalau sudah keluar keringat) ternyata perutnya telah mengecil." (HR. ath-Thabrani dan ad-Darimi).[151]

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya, 'Apakah kami bisa sampai kepada istri-istri kami di surga (maksudnya: hubungan badan, jima')?' Beliau menjawab: “Sesungguhnya seorang laki-laki bisa sampai dalam satu hari kepada seratus wanita perawan.' (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Abu Nu'aim dalam sifat surga).[152]

. Anak di dalam surga:
          Abu Sa'id al-Khudri r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang mukmin ingin mendapatkan anak di surga, jadilah kandungan, melahirkan dan usianya dalam satu waktu seperti yang diinginkannya." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).[153]

. Kekalnya kenikmatan dalam surga:
          Apabila penghuni surga masuk ke dalam surga, malaikat menyambutnya dan memberi kabar gembira dengan kenikmatan dan tidak pernah berakhir yang ada di surga sebagai kabar gembira untuk mereka yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.

Firman Allah SWT:
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارَ {35}
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang yang kafir ialah neraka. (QS. Ar-Ra'd: 35).

Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW bersabda: “Memanggil seorang pemanggil/penyeru: 'Sesungguhnya bagimu agar kamu sehat, maka tidak akan sakit selama-lamanya. Kamu hidup, maka tidak akan mati selama-lamanya. Kamu tetap muda, maka kamu tidak pernah tua selama-lamanya. Dan kamu merasakan nikmat, maka kamu tidak pernah menderita selama-lamanya.' Itulah firman Allah SWT: (Dan kamu dipanggil bahwa itulah surga yang diberikan kepadamu sebagai balasan (amal ibadah) yang telah kamu lakukan)." (HR. Muslim).[154]

Dari Jabir r.a, ia berkata, 'Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah penghuni surga itu tidur? Beliau menjawab: “Tidak, tidur adalah saudaranya mati.” (HR. al-Bazzar).[155]


. Tingkatan-tingkatan (tempat-tempat) di surga:
Firman Allah SWT:
انظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلأَخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلاً {21}
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaanya. (QS. Al-Israa: 21).

Firman Allah SWT:
وَمَن يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى {75} جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَآءُ مَن تَزَكَّى {76}
Dan barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), * (yaitu) Surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan). (QS. Thaha: 75-76).

Firman Allah SWT:
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ {10} أُوْلَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ {11} فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ {12} ثُلَّةٌ مِّنَ اْلأَوَّلِينَ {13} وَقَلِيلٌ مِّنَ اْلأَخِرِينَ {14}
Dan orang-orang yang paling dahulu beriman * Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). * Berada dalam surga-surga kenikmatan * Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, * dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. (QS. Al-Waqi'ah: 10-14).

Abu Hurairah r.a berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, mendirikan shalat dan puasa Ramadhan, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga. Ia berjihad fi sabilillah atau duduk di buminya yang dia dilahirkan padanya.' Mereka bertanya, 'Bolehkah kami memberi kabar gembira kepada manusia?' Beliau menjawab: “Sesungguhnya di surga ada seratus derajat/tingkat yang disediakan Allah SWT untuk para mujahid fi sabilillah. Jarak di antara dua derajat seperti jarak di antara langit dan bumi. Maka, apabila kamu memohon kepada Allah SWT, mintalah surga Firdaus karena ia adalah pertengahan surga dan yang tertinggi.' Aku meyakini beliau bersabda, 'Dan di atasnya ada arsy ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan darinya terpancar sungai-sungai surga." (HR. Bukhari).[156]

. Diangkat derajat keturunan orang yang beriman, sekalipun mereka berada di bawahnya dalam beramal:

Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآأَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ {21}
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Ath-Thuur: 21),

. Gambaran naungan surga:
Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآأَبَدًا لَّهُمْ فِيهَآأَزْوَاجُُ مُّطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلاًّ ظَلِيلاً {57}
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (QS. An-Nisaa: 57).

Firman Allah SWT:
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَآأَصْحَابُ الْيَمِينِ {27} فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ {28} وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ {29} وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ {30}
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. * Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, * dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), * dan naungan yang terbentang luas, (QS. Al-Waqi'ah: 27-30).

Firman Allah SWT:
مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى اْلأَرَائِكِ لاَيَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلاَزَمْهَرِيرًا {13} وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلاَلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلاً {14}
di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. * Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (QS. Al-Insaan: 13-14).

Firman Allah SWT:
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارَ {35}
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang yang kafir ialah neraka. (QS. Ar-Ra'd: 35).

. Tinggi dan luasnya surga:
Firman Allah SWT:
وُجُوهُُيَوْمَئِذٍ نَّاعِمَةٌ {8} لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ {9} فيِ جَنَّةٍ عَالِيَةٍ {10} لاَتَسْمَعُ فِيهَا لاَغِيَةً {11}
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, * merasa senang karena usahanya, * dalam surga yang tinggi, * tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. (QS. Al-Ghasyiyah: 8-11).

Firman Allah SWT:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ { 133}
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. Ali Imran: 133).

Firman Allah SWT:
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ {21}
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Hadid: 21).

. Kedudukan tertinggi di surga:
          Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash r.a, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kamu mendengar seseorang mengumandangkan azan maka ucapkanlah seperti apa yang dia katakan, kemudian ucapkan shalawat kepadaku, sesungguhnya barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku sekali niscaya Allah memberi rahmat kepadanya sebanyak sepuluh kali. Kemudian mohonkan wasilah untukku, karena ia adalah kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap akulah orangnya. Maka barangsiapa yang memohon wasilah untukku niscaya ia mendapat syafaatku." (HR. Muslim).[157]

. Penghuni surga yang mendapat kedudukan tertinggi dan terendah:
          Dari Al-Mughirah bin Syu'bah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Musa a.s bertanya kepada Rabb-nya, 'Seperti apakah kedudukan penghuni surga yang terendah?' Dia SWT menjawab, 'Dia adalah seseorang yang datang setelah semua penghuni surga memasuki surga. Dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga.' Ia menjawab, 'Wahai Rabb, bagaimana? Sedangkan semua manusia telah menempati tempat dan mengambil jatah mereka. Dikatakan kepadanya, 'Apakah kamu ridha/senang mendapatkan seperti kerajaan seorang raja dari raja-raja dunia?' Ia menjawab, 'Aku senang, Wahai Rabb-ku.' Dia (Allah SWT) berfirman, 'Itu untukmu dan seumpamanya, seumpamanya, seumpamanya, dan seumpamanya. Maka ia berkata pada yang kelima, 'Aku senang, wahai Rabb.' Dia (Allah SWT) berfirman, 'Ini untukmu dan sepuluh seumpamanya, dan untukmu apa yang diinginkan hatimu dan disenangi matamu.' Ia menjawab, 'Aku senang, wahai Rabb.' Dia (Musa a.s) bertanya, 'Rabb, seperti apakah yang tertinggi kedudukan?' Dia (Allah SWT) berfirman, 'Mereka adalah orang-orang yang Aku inginkan, Aku tanamkan kemuliaan mereka dengan tangan-Ku, dan Aku tutup atasnya. Yang belum pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dibenak manusia." Dia (Nabi SAW) bersabda: “Dan kebenarannya dalam firman Allah SWT: (Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata)." (HR. Muslim).[158]

Dan dalam satu lafazh dalam penjelasan penghuni surga yang terendah: "Sesungguhnya untukmu seperti dunia dan sepuluh kali seumpamanya." (Muttafaqun 'alaih).[159]

.Kenikmatan terbesar penghuni surga:
Firman Allah SWT:
وُجُوهُُ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ {22} إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ {23}
Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. * Kepada Rabbnyalah mereka melihat. (QS. Al-Qiyamah: 22-23).

Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya manusia (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Ya Rasulullah, apakah kami bisa melihat Rabb kami pada hari kiamat?' Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kamu kesulitan dalam melihat bulan di malam purnama?' Mereka menjawab, 'Tidak, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apakah kamu kesulitan (melihat) matahari yang tidak ada awan?' Mereka menjawab, 'Tidak, wahai Rasulullah.' Beliau SAW bersabda, 'Sesungguhnya kamu melihat-Nya seperti itu." (Muttafaqun 'alaih).[160]

Shuhaib r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “Apabila penghuni surga telah memasuki surga. Beliau SAW bersabda, 'Allah SWT berfirman, 'Apakah kamu menghendaki sesuatu yang Ku-tambah untukmu?' Mereka menjawab, 'Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan mengeluarkan kami dari neraka?' Dia (Nabi SAW) bersabda, 'Lalu Dia (Allah SWT) membuka hijab. Maka tidaklah mereka diberi sesuatu yang lebih mereka senangi selain memandang Rabb (Allah SWT).' (HR. Muslim).[161]

GAMBARAN KENIKMATAN SURGA:

. Ini adalah sebagian dari gambaran kenikmatan surga, kenikmatan abadi yang ada padanya. Semoga Allah SWT menjadikan kami, Anda dan semua kaum muslimin termasuk dari penghuninya. Sesungguhnya Dia SWT Maha Pemberi lagi Maha Pemurah.

Firman Allah SWT:
الَّذِينَ ءَامَنُوا بِئَايَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ {69} ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ {70} يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَاتَشْتَهِيهِ اْلأَنفُسُ وَتَلَذُّ اْلأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ {71} وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِى أُوْرِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ {72} لَكُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِّنْهَا تَأْكُلُونَ {73}
(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. * Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". * Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". * Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. * Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan. (QS. Az-Zukhruf: 69-73).

Firman Allah SWT:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ {51} فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ {52} يَلْبَسُونَ مِن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَقَابِلِينَ {53} كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ {54} يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ ءَامِنِينَ {55} لاَيَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلاَّ الْمَوْتَهَ اْلأُولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ {56}
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman, * (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air;, * mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal,(duduk) berhadap-hadapan, * demikianlah.Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.* Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran),, * mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia.Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,, (QS. Ad-Dukhaan: 51-56).

Firman Allah SWT:
وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا {12} مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى اْلأَرَائِكِ لاَيَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلاَزَمْهَرِيرًا {13} وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلاَلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلاً {14} وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِئَانِيَةٍ مِّن فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا {15} قَوَارِيرَا مِن فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا {16} وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلاً {17} عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلاً {18}* وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَّنثُورًا {19} وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا {20} عَالِيَهُمْ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضْرٌ وَإِسْتَبْرَقٌ وَحُلُّوا أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٍ وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُورًا {21} إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَآءً وَكَانَ سَعْيُكُم مَّشْكُورًا {22}
Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, * di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. * Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. * Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang bening laksana kaca, * (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. * Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. * (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. * Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. * Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. * Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Rabb memberikan kepada mereka minuman yang bersih. * Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan). (QS. Al-Insaan: 12-22).

Firman Allah SWT:
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ {10} أُوْلَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ {11} فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ {12} ثُلَّةٌ مِّنَ اْلأَوَّلِينَ {13} وَقَلِيلٌ مِّنَ اْلأَخِرِينَ {14} عَلَى سُرُرٍ مَّوْضُونَةٍ {15} مُّتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ {16} يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ {17} بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ {18} لاَّيُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلاَيُنزِفُونَ {19} وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ {20} وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ {21} وَحُورٌ عِينٌ {22} كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ {23} جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {24} لاَيَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلاَتَأْثِيمًا {25} إِلاَّ قِيلاً سَلاَمًا سَلاَمًا {26}
Dan orang-orang yang paling dahulu beriman * Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). *Berada dalam surga-surga kenikmatan * Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, * dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. * Mereka berada diatas dipan yang bertahtahkan emas dan permata, * seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan. * Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, * Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, * mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, * dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, * dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. * Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, * laksana mutiara yang tersimpan baik. * Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. * Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa * akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (QS. Al-Waqi'ah: 10-26).

Firman Allah SWT:
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَآأَصْحَابُ الْيَمِينِ {27} فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ {28} وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ {29} وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ {30} وَمَآءٍ مَّسْكُوبٍ {31} وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ {32} لاَّمَقْطُوعَةٍ وَلاَمَمْنُوعَةٍ {33} وَفُرُشٍ مَّرْفُوعَةٍ {34} إِنَّآ أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَآءً {35} فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا {36} عُرُبًا أَتْرَابًا {37} لأَصْحَابِ الْيَمِينِ {38} ثُلَّةٌ مِّنَ اْلأَوَّلِينَ {39} وَثُلَّةٌ مِّنَ اْلأَخِرِينَ {40}
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. * Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, * dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), * dan naungan yang terbentang luas, * dan air yang tercurah, * dan buah-buahan yang banyak, * Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, * dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. * Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, * dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, * penuh cinta lagi sebaya umurnya, * (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, * (yaitu) segolongan besar dari orang-orang terdahulu, * (dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.). (QS. Al-Waqi'ah: 27-40).

Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah SWT berfirman, 'Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia. Kebenaran hal itu dalam firman Allah SWT:
فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّاأُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {17}
Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah: 17).
(Muttafaqun 'alaih).[162]

. Sebutan dan pembicaraan penghuni surga:
Firman Allah SWT:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا اْلأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَآءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ {74}
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki". Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (QS. 39: 74).

Firman Allah SWT:
دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلاَمٌ وَءَاخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ {10
Do'a mereka di dalamnya ialah: "SubhanakAllahumma" dan salam penghormatan mereka ialah: "Salaam". Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulillaahi Rabbil'aalamin". (QS. Yunus: 10).

Firman Allah SWT:
لاَيَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلاَتَأْثِيمًا {25} إِلاَّ قِيلاً سَلاَمًا سَلاَمًا {26}
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa * akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (QS. Al-Waqi'ah: 25-26).

. Salam Rabb (Allah) kepada para penghuni surga:
Firman Allah SWT:
تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلاَمٌ وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا {44}
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mu'min itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: "Salam"; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (QS. Al-Ahzab: 44).

Firman Allah SWT:
سَلاَمٌ قَوْلاً مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ {58}
(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Rabb Yang Maha Penyayang. (QS. 36: 58).

. Bertemu Keridhaan:
          Dari Abu Sa'id al-Khudri r,a, sesungguhnya Nabi SAW  bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman kepada penghuni surga, 'Wahai penghuni surga.' Mereka menjawab, '(Kami) memenuhi panggilan-Mu wahai Rabb kami, kebaikan ada di Tangan-Mu. Dia SWT berfirman, 'Apakah kamu ridha?' Mereka menjawab, 'Bagaimana kami tidak ridha wahai Rabb kami, Engkau telah memberikan kepada kami apa-apa yang tidak pernah Engkau berikan kepada seseorang dari makhluk Engkau.' Allah SWT berfirman, 'Maukah Engkau Ku-berikan yang lebih utama dari semua itu?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb, apakah yang lebih utama dari semua itu?' Allah SWT berfirman, 'Aku tempatkan kepadamu ridha-Ku, maka Aku tidak akan marah kepadamu selama-lamanya sesudahnya." (Muttafaqun 'alaih).[163]

          Ya Allah, ridhailah kami, kedua orang tua kami, keluarga kami dan semua kaum muslimin, dan masukkanlah kami dengan rahmat-Mu di dalam surga yang penuh kenikmatan.

. Barisan penghuni surga:
          Burairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Penghuni surga terdiri dari seratus dua puluh (120) shaf (baris). Delapan puluh (80) darinya berasal dari umat ini dan empat puluh (40) dari semua umat." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).[164]

. Ukuran umat Muhammad SAW di dalam surga:
          Abdullah bin Mas'ud r.a berkata, 'Kami bersama Nabi SAW di dalam kubah, Beliau bersabda: “Apakah kamu senang menjadi seperempat (1/4) penghuni surga? Kami menjawab, 'Ya.' Beliau SAW bersabda: “Apakah kamu senang menjadi sepertiga (1/3) penghuni surga?' Kami menjawab, 'Ya.' Beliau SAW bersabda: “Apakah kamu senang menjadi setengah (1/2) penghuni surga?' Kami menjawab, 'Ya.' Beliau SAW bersabda: “Sungguh aku berharap agar kamu menjadi setengah (1/2) penghuni surga. Hal itu sesungguhnya tidak bisa memasuki surga selain jiwa yang muslim (berserah diri). Tiadalah kalian dibandingkan kaum musyrik kecuali bagaikan rambut putih di kulit sapi yang hitam, atau seperti rambut/bulu yang hitam di kulit sapi yang merah." (Muttafaqun 'alaih).[165]

. Penghuni surga:
Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ {82}
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 82).

Dari 'Iyadh bin Himar r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Penghuni surga ada tiga: (1)Pemilik kekuasaan yang adil, bersedekah, lagi diberi taufik, (2)laki-laki yang penyayang, berhati lembut bagi setiap kerabat dan setiap muslim, (3)orang yang suci, menjaga diri, lagi memiliki keluarga…" (HR. Muslim).[166]

Dari Haritsah bin Wahb r.a, sesungguhnya dia mendengar Nabi SAW bersabda: “Maukah kamu kukabarkan tentang penghuni surga?' Mereka menjawab, 'Tentu.' Beliau bersabda: “Yaitu setiap orang yang lemah lagi dipandang lemah, yang jika bersumpah kepada Allah SWT niscaya Dia mengabulkannya…” (Muttafaqun 'alaih).[167]

. Kebanyakan penghuni surga:
          Dari 'Imran bin Hushain r.a, dari Nabi SAW, Beliau bersabda: “Aku menengok dalam surga, maka aku melihat mayoritas penghuninya adalah orang-orang fakir, dan aku menengok neraka, maka aku melihat mayoritas penghuninya adalah wanita."[168]

. Orang terakhir yang memasuki surga:
          Dari Abdullah bin Mas'ud r.a, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya penghuni surga yang terakhir masuk surga dan penghuni neraka yang terakhir keluar dari neraka adalah seorang laki-laki yang keluar merangkak, Rabb-nya berfirman kepadanya: 'Masuklah ke surga.' Ia menjawab, 'Rabb, surga sudah penuh.' Allah SWT mengatakan hal itu kepadanya sebanyak tiga kali. Semua itu ia mengulangi ucapannya: Surga sudah penuh. Allah SWT berfirman, 'Sesungguhnya bagimu seperti dunia sepuluh kali lipat." (Muttafaqun 'alaih).[169]

Sifat Neraka

·         Neraka adalah tempat penyiksaan yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala di akhirat untuk orang-orang kafir, orang-orang munafik, dan orang-orang yang durhaka.

·         Di sini, kita akan membicarakan tentang neraka sebagai tempat kebinasaan dan berbagai macam jenis siksaan yang terdapat di dalamnya, agar hal itu membangkitkan kita untuk takut dan berlari dari neraka. Beruntung dengan mendapatkan surga dan selamat dari neraka hanya bisa diperoleh dengan beriman dan beramal shalih serta menjauhi perbuatan syirik dan menghindari tindakan maksiat. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar beruntung mendapatkan surga dan selamat dari neraka. Dan pembicaraan tentang neraka hanya berdasarkan al-Qur`an dan as-Sunnah yang shahih.

Nama-nama neraka yang terkenal:
·         Neraka itu satu, memiliki bermacam-macam sifat. Dan di antara nama-namanya yang paling terkenal:

1.     An-Naar (api neraka): firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan". QS. Al-Nisa: 14
2.     Jahannam: firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam". QS. Al-Nisa': 140


3.     Al-Jahiim. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu adalah penghuni neraka". QS. Al-ma'idah: 10

4.     As-Saa'ir: firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya Allah mela'nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)". QS.Al-Ahzab: 64


5.     Saqar: Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka!". QS. Al-Qomar: 48
6. Al-Huthamah: Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"4. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. 5.  Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? 6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan", QS. Al-Humazah: 4-6
7. Lazha: Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"15.  Sekali-kali tidak dapat, Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, 16.  Yang mengelupas kulit kepala, 17.  Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama)". QS. Al-Ma'arij:15-17
8. Darul-Bawar: Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"28.  Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang Telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, 29. Yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan Itulah seburuk-buruk tempat kediaman". QS. Ibrahim:28-29.
· Nama tempat di neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sekali-kali jangan curang, Karena Sesungguhnya Kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin". QS. Al-Muthaffifiin:7
Dari Abu Hurairah t sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
وَأَمَّا الْكَافِرُ فَإِذَا قُبِضَتْ نَفْسُهُ وَذُهِبَ بِهِ إِلَى بَابِ اْلأَرْضِ يَقُوْلُ خَزَنَةُ اْلأَرْضِ: مَا وَجَدْنَا رِيْحًا أَنْتَنَ مِنْ هذِهِ, فَتَبْلُغُ بِهَا إِلَى اْلأَرْضِ السُّفْلى
"…Dan adapun orang kafir, apabila telah diambil ruhnya dan dibawa ke pintu bumi, penjaga bumi berkata: "Kami tidak menemukan bau yang lebih busuk dari bau ini, maka bau itu menembus sampai ke bagian bumi yang paling bawah.' HR. Hakim dan Ibnu Hibban.[170]

· Kekalnya penghuni neraka:
Orang-orang kafir, kaum musyrikin dan golongan munafik kekal di dalam neraka. Adapun orang-orang beriman yang berbuat dosa, maka mereka berada di bawah kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala. Jika Dia menghendaki, Dia mengampuni mereka. Dan jika Dia menghendaki, Dia menyiksa sejumlah dosa-dosa mereka kerjakan.

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal". QS. At-Taubah: 68
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya". QS. An-Nisaa: 48
· Sifat wajah-wajah para penghuni neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?". QS. Az-Zumar :60
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"40. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, 41.  Dan ditutup lagi oleh kegelapan. 42.  Mereka Itulah orang-orang kafir lagi durhaka". QS. 'Abasa: 40-42

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"24. Dan Wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, 25.  Mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat". QS. Al-Qiyamah :24-25
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"2. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, 3. Bekerja keras lagi kepayahan, 4.  Memasuki api yang sangat panas (neraka)". QS. Al-Ghasyiyah: 2-4
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. QS. Al-Mukminin:104
· Jumlah pintu-pintu neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"43. Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang Telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. 44.  Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka". QS. Al-Hijr: 43-44

· Pintu-pintu neraka ditutup atas penghuninya:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"8. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, 9. (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang". QS. Al-Humazah:8-9
· Kedatangan api di padang hari kiamat:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat". QS. Asy-Syu'ara`:91.
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"21. Jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut, 22. Dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris. 23. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya". QS. Al-Fajr: 21-23
Dari Abdullah bin Mas'ud t berkata: Rasulullah r bersabda:
يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُوْنَ أَلْفَ زِمَامٍ, مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّوْنَهَا
"Neraja jahannam didatangkan pada hari itu, dia memiliki tujuhpuluh tali kekang, bersama setiap tali kekang terdapat tujuhpuluh malaikat yang menariknya." HR. Muslim.[171]

· Mendatangi neraka dan orang yang pertama kali melewati titian:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"71. Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. 72. Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut". QS. Maryam: 71-72
Dari Abu Hurairah t, sesungguhnya manusia berkata: Ya Rasulullah, apakah kami bisa melihat Rabb kami di hari kiamat… dan di dalam hadits tersebut disebutkan:
وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُوْنُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيْزُ
"Dan dibentangkan titian di antara dua punggung neraka jahanam, maka aku dan umatkulah yang pertama-tama melewatinya." Muttafaqun 'alaih.[172]

·  Dasar neraka:
Dari Abu Hurairah t berkata: Kami bersama Rasulullah r, ketika terdengar ada suara yang terjatuh. Maka Nabi r bersabda: 'Apakah kalian mengetahui suara apakah ini? Ia (Abu Hurairah t) berkata: "Kami berkata: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui"' Beliau bersabda:
هذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِى النَّارِ مُنْذُ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا فَهُوَ يَهْوِي فِى النَّارِ اْلآنَ حَتىَّ انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا.
"Ini adalah batu yang dilemparkan di nereka sejak tujuh puluh tahun yang silam, ia terjatuh saat ini di neraka hingga mencapai dasarnya". HR. Muslim.[173]

Dari Samurah bin Jundub t, sesungguhnya ia mendengar Nabi r bersabda:
إِنَّ مِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى كَعْبَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى حُجْزَتِهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى عُنُقِهِ.
"Sesungguhnya di antara mereka ada yang diambil (dibakar) oleh api neraka hingga dua mata kakinya, ada yang mencapai pinggangnya, dan ada yang mencapai lehernya." HR. Muslim.

· Ukuran bagi besarnya bentuk penghuni neraka:
Dari Abu Hurairah tberkataRasulullah r bersabda:
ضِرْسُ الْكَافِرِ أَوْ نَابُ الْكَافِرِ مِثْلُ أُحُدٍ وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيْرَةُُُ ثَلاَثٍ
"Gigi geraham atau gigi taring orang kafir seperti bukit Uhud dan kekasaran kulitnya mencapai  perjalanan tiga hari." HR. Muslim.[174]

Dari Abu Hurairah t sesungguhnya Nabi r bersabda:
مَا بَيْنَ مَنْكِبَيِ الْكَافِرِ فِى النَّارِ مَسِيْرَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ للِرَّاكِبِ الْمُسْرِعِ
"Jarak antara dua punggung orang kafir di neraka seperti perjalanan tiga hari bagi yang berkendaraan dengan cepat." Muttafaqun 'alaih.[175]

Dari Abu Hurairah t, dari Nabi r, beliau bersabda:
ضِرْسُ الْكَافِرِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِثْلُ أُحُدٍ وَعَرْضُ جِلْدِهِ سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا وَعَضُدُهُ مِثْلُ الْبَيْضَاءِ وَفَخِذُهُ مِثْلُ وَرْقَانٍ وَمَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ مَا بَيْنِي وَبَيْنَ الرَّبَذَةِ.
"Gigi geraham orang kafir di hari kiamat seperti bukit Uhud, lebar kulitnya sepanjang tujuh puluh hasta, lengannya seperti bukit Baidhaa`, pahanya seperti bukit Warqaan,[176] dan tempat duduknya di neraka jarak di antara aku dan Rabadzah." HR. Ahmad dan al-Hakim.[177]


· Kekuatan panas api neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"97. Dan kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. 98.  Itulah balasan bagi mereka, Karena Sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami". (QS. Al-Israa`:97-98)
Dari Abu Hurairah t, sesungguhnya Nabi r bersabda:
نَارُكُمْ هذِهِ الَّتِي يُوْقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِيْنَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ. قَالُوْا: وَاللهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيُةً يَارَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: فَإِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّيْنَ جُزْءًَا كُلُّهَا مِثْلُ حَرِّهَا.
"Api kamu ini, yang anak cucu Adam menyalakannya adalah satu bagian dari tujuhpuluh bagian dari panasnya neraka Jahanam. "Mereka bertanya: "Demi Allah, sesungguhnya sudah cukup panas, wahai Rasulullah. "Beliau menjawab: "Sesungguhnya dilebihkan atasnya dengan enampuluh sembilan bagian, semuanya sama seperti panasnya". Muttafaqun 'alaih.[178]

Dari Abu Hurairah t ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:
اِشْتَكَتِ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا فَقَالَتْ: رَبِّ أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا, فَإِذَنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ نَفَسٍ فِى الشِّتَاءِ وَنَفَسٍ فِى الصَّيْفِ, فَأَشَدُّ مَا تَجِدُوْنَ فِى الْحَرِّ, وَأَشَدُّ مَا تَجِدُوْنَ مِنَ الزَّمْهَرِيْرِ. متفق عليه
"Api neraka mengadu kepada Rabb-nya, ia berkata: "Ya Rabb, sebagian kami memakan sebagian yang lain. Maka Dia memberikan izin kepadanya dengan dua napas, satu napas di musim dingin dan satu napas di musim panas, maka panas yang sangat kuat yang kami dapatkan, dan dingin yang sangat kuat yang kamu temukan". Muttafaqun 'alaih.[179]

· Bahan bakar api neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". QS. At-Tahriim: 6
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir". QS. Al-Baqarah:24

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya". QS. Al-Anbiyaa`: 98
· Lapisan- lapisan neraka:
Neraka terdiri dari beberapa lapisan, sebagiannya berada di bawah yang lain, dan orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari api neraka, karena beratnya kekafiran mereka dan karena mereka menyakiti kaum muslim, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka". QS. An-Nisaa`:145

·  Sifat naungan di neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"41. Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? 42.  Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, 43. Dan dalam naungan asap yang hitam". QS. Al-Waqi`ah: 41-43
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku". QS. Az-Zumar:16

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"31. Yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka". 32.  Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana". QS. Al-Mursalaat: 31-32

· Para penjaga neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"26. Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. 27.  Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? 28.  Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. 29.  (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. 30.  Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). 31. Dan tiada kami jadikan Penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir". QS. Al-Muddatstsir: 26-31
Dan malaikat Malik adalah malaikat penjaga neraka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala.
Mereka berseru: "Hai Malik Biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". QS. Az-Zukhruf: 77
· Makhluk yang dimasukkan ke neraka:
Dari Abu Sa'id al-Khudri t, dari Nabi r, beliau bersabda:
يقول الله تعالى: يا آدم, فيقول: لبيك وسعديك والخير فى يديك. فيقول تعالى: أخرج بعث النار. قال: وما بعث النار؟ قال: من كل ألف تسعمائة وتسعة وتسعين. فعنده يشيب الصغير( وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَاهُم بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيدٌ ) قالو: يارسول الله وأينا ذلك الواحد؟ قال: أبشروا فإن منكم رجلا ومن يأجوج ومأجوج ألف.
"Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Wahai Adam!, ia menjawab: "Ya, aku memenuhi penggilan-Mu, dan kebaikan ada di tangan-Mu. Dia Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Keluarkanlah ba'tsun nar!: Ia bertanya: "Apakah ba'tsun nar itu?. Dia berfirman: "Dari setiap seribu orang sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang sebagai Bi'tsun nar (penghuni neraka). Saat itulah anak kecil menjadi tua, (Dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras". QS. Al-Hajj: 2
Mereka bertanya: "Siapakah di antara kami yang termasuk satu orang (yang satu) itu?. Beliau bersabda: "Bergembiralah! Sesungguhnya dari kalian satu orang dan dari Ya`juj dan Ma`juj seribu orang". Muttafaqun 'alaih.[180]

· Digiringnya penghuni neraka ke dalam neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"71. Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" mereka menjawab: "Benar (telah datang)". tetapi Telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. 72.  Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri". QS. Az-Zumar: 71-72
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"11.  Dan kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. 12.  Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. 13. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. 14. (Akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak". QS. Al-Furqan: 11-14
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"13. Pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat- kuatnya. 14.  (Dikatakan kepada mereka): "Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya". QS. Ath-Thuut: 13-14
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"49. Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. 50. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka". QS. Ibrahim: 49- 50
Dari Abu Hurairah t berkata: Rasulullah r bersabda:
تَخْرُجُ عُنُقٌ مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, لَهَا عَيْنَانِ تُبْصِرَانِ وَأُذُنَانِ تَسْمَعَانِ وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُوْلُ: إِنِّي وُكِلْتُ بِثَلاَثَةٍ: بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ,  وَبِكُلِّ مَنْ دَعَا مَعَ اللهِ إِلهًا آخَرَ, وَبِالْمُصَوِّرِيْنَ.
"Keluar suatu makhluk berbentuk seperti leher dari neraka di hari kiamat, dia memiliki dua mata yang melihat, dua telinga yang mendengar, lisan yang bertutur. Dia berkata: "Sesungguhnya aku diserahkan untuk (menyiksa) tiga orang: "Setiap orang yang sangat ingkar lagi keras kepala, setiap orang yang menyembah bersama Allah sesembahan yang lain, dan orang-orang yang bekerja sebagai pelukis (makhluk hidup)." HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.[181]

· Orang pertama yang menjadi sasaran  dinyalakan api neraka:
Dari Abu Hurairah t berkata: "Aku mendengar Rasulullah r bersabda: "Sesungguhnya orang pertama yang akan ditanya oleh Allah di hari kiamat adalah seorang yang mati syahid. Dia dihadapkan kepada Allah, lalu Allah Subhanahu wa ta'ala menyebutkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya, maka orang itupun mengetahui nikmat tersebut. Allah bertanya kepadanya: "Apakah yang kamu perbuat dengan nikmat tersebut? Ia menjawab: "Aku berperang karena Engkau sehingga diriku mati syahid. Allah 'Aza wa jalla berfirman: "Engkau dusta, engkau berperang supaya dikatakan sebagai pemberani, dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan untuk dibawa ke neraka, lalu dia diseret hingga dilemparkan ke dalam neraka. (Selain itu) seorang laki-laki yang menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca al-Qur`an. Dia dibawa menghadap Allah, Dia mengingatkan akan nikmat-nikmat-Nya, maka orang itupun mengingatnya. Allah bertanya kepadanya: "Apakah yang kamu perbuat dengan nikmat tersebut?. Orang itu menjawab: "Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta membaca al-Qur`an karena Engkau". Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Engkau dusta, akan tetapi engkau menuntut ilmu supaya dikatakan 'alim, dan engkau membaca al-Qur`an supaya dikatakan qari` (pembaca yang pandai) dan itu sudah dikatakan. Kemudian Allah memerintahkan untuk dibawa ke neraka, lalu ia diseret hingga dilemparkan ke dalam neraka". Juga, seorang lelaki yang diberi keluasan rizqi, dan Allah memberikan kepadanya semua jenis harta. Dia dibawa (menghadap Allah) maka Allah mengingatkan nikmat-nikmat-Nya, maka diapun mengingatnya. Allah bertanya: "Apakah yang kamu perbuat dengan nikmat itu?. Ia menjawab: "Aku tidak meninggalkan satu jalan yang Engkau suka diinfakkan padanya, kecuali aku berinfak padanya karena Engkau. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan hal itu agar dikatakan dermawan, maka hal itu sudah dikatakan. Kemudian ia diperintahkan untuk dibawa ke neraka, lalu ia diseret hingga dilemparkan di neraka. HR. Muslim.[182]

· Penghuni neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". QS. Al-Baqarah: 39
Dari 'Iyadh bin Himar t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda:
وَأَهْلُ النَّارِ خَمْسَةٌ: الضَّعِيْفُ الَّذِي لاَ زَبْرَ لَهُ, الَّذِيْنَ هُمْ فِيْكُمْ تَبَعًا لاَ يَتْبَعُوْنَ مَالاً وَلاَ أَهْلاً. وَالْخَائِنُ الَّذِي لاَ يَخْفَى لَهُ طَمْعٌ وَإِنْ دَقَّ إِلاَّ خَانَهُ. وَرَجُلٌ لاَ يُصْبِحُ وَلاَ يُمْسِي إِلاَّ وَهُوَ يُخَادِعُكَ عَنْ أَهْلِكَ وَمَالِكَ" وَذَكَرَ الْبُخْلَ أَوِ الْكَذِبَ "وَالشِّنْظِيْر الفَحَّاشُ".
"…Penghuni neraka ada lima macam: Orang lemah yang tidak memiliki akal (yang mencegahnya berbuat keji), mereka adalah orang yang mengikutimu, orang yang tidak memiliki keluarga dan harta (sebagai penopang), dan pengkhianat yang tidak samar baginya sifat rakus, sekalipun kecil melainkan ia berkhianat padanya, dan seseorang yang tidak berlalu pagi dan sore kecuali ia menipumu terhadap keluarga dan hartamu,  dan ia juga menyebutkan seorang yang bakhil atau pendusta, dan orang yang berakhlak yang buruk." HR. Muslim.[183]

· Yang paling banyak menjadi penghuni neraka:
Dari Ibnu Abbas t ia berkata: Nabi r bersabda:
وَرَأَيْتُ النَّارَ, فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ. قِيْلَ أَيَكْفُرْنَ باِللهِ؟ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ. لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأْتَ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ.
"Dan aku telah melihat neraka, ternyata sebagian besar penghuninya adalah para wanita disebabkan mereka kafir. Beliau ditanya: "Apakah mereka kafir kepada Allah? "Beliau menjawab: "Mereka ingkar terahadap suami dan mengingkari perbuatan baik orang lain. Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, kemudian dia melihat sesuatu (yang buruk) darimu, maka dia berkata: 'Aku belum pernah melihat kebaikan apapun darimu." Muttafaqun 'alaih.[184]

· Penghuni neraka yang paling berat siksanya:
"24. Allah berfirman: "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, 25. Yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, 26. Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah Maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat ". QS. Qaaf: 24-26
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"45…dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. 46. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". QS. Ghafiir: 45-46

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"88. Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan". An-Nahl: 88
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka". QS. An-Nisaa`:145
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"68. Demi Tuhanmu, Sesungguhnya akan kami bangkitkan mereka bersama syaitan, Kemudian akan kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut. 69. Kemudian pasti akan kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. 70. Dan Kemudian kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka". QS. Maryam: 68-70
Dari Abu Hurairah tberkata: Rasulullah r bersabda:
تَخْرُجُ عُنُقٌ مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, لَهَا عَيْنَانِ تُبْصِرَانِ وَأُذُنَانِ تَسْمَعَانِ وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُوْلُ: إِنِّي وُكِلْتُ بِثَلاَثَةٍ: بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ,  وَبِكُلِّ مَنْ دَعَا مَعَ اللهِ إِلهًا آخَرَ, وَبِالْمُصَوِّرِيْنَ.
"Akan keluar suatu makhluk berbentuk leher dari neraka di hari kiamat, dia memiliki dua mata yang melihat, dua telinga yang mendengar, lisan yang bertutur. Dia berkata: "Sesungguhnya aku diserahkan untuk (menyiksa) tiga macam orang: setiap orang yang sangat ingkar lagi keras kepala, setiap orang yang menyembah bersama Allah I sesembahan yang lain, dan orang-orang berkerja sebagai pelukis (makluk hidup)." HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.[185]

Dari Abdullah bin Mas'ud t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ المُصَوِّرُوْنَ
"Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya di hari kiamat adalah para pelukis (makhlik hidup)."[186]

Dari Abdullah bin Mas'ud t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda, '
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ قَتَلَهُ نَبِيٌّ أَوْ قَتَلَ نَبِيًّا, وَإِمَامُ ضَلاَلَةٍ وَمُمَثِّلٌ مِنَ الْمُمَثِّلِيْنَ.
"Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya di hari kiamat adalah laki-laki yang dibunuh oleh nabi atau membunuh nabi, pemimpin kesesatan, dan seorang yang bekerja sebagai pembuat patung". HR. Ahmad dan ath-Thabrani.[187]

· Penghuni neraka yang paling ringan siksanya:
Dari an-Nu'man bin Basyir t berkata: Aku mendengar Rasulullah r bersabda:
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ عَلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي الْمِرْجَلُ بِالْقُمْقُمِ.
"Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya di hari kiamat adalah seorang yang di antara kedua telapak kakinya diberikan dua bara api yang dengannya mendidih otaknya, seperti mendidihnya bejana dengan air yang ada padanya." Muttafaqun 'alaih.[188]

Dari Ibnu Abbas t sesungguhnya Rasulullah r bersabda:
أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُوْ طَالِبٍ. وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ.
"Penghuni neraka yang paling ringan siksaannya adalah Abu Thalib. Dia memakai dua sendal yang denganya otaknya mendidih disebabkan keduanya". HR. Muslim.[189]

Dari Abu Sa'id al-Khudri t, sesungguhnya ia mendengar Nabi r bersabda- dan disebutkan di sisi beliau tentang pamannya Abu Thalib, beliau bersabda:
لَعَلَّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ, فَيُجْعَلُ فِى ضَحْضَاحٍ مِنَ النَّارِ يَبْلُغُ كَعْبَيْهِ يَغْلِي مِنْهُ أُمُّ دِمَاغِهِ
"Semoga syafaatku bermanfaat untuknya di hari kiamat. Maka dia diletakkan di bagian paling ringan dari neraka yang mencapai kedua tumitnya, yang dengannya otaknya mendidih (karena siksaan tersebut)." Muttafaqun 'alaih.[190]

· Sapaan terhadap penghuni neraka yang paling ringan siksanya:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi Ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih". QS. Al-Ma`idah:36

Dari Anas bin Malik t, dari Nabi r, beliau bersabda:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى ِلأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ: لَوْ أَنَّ لَكَ مَا فِى اْلأَرْضِ مِنْ شَيْئٍ أَكُنْتَ تَفْتَدِي بِهِ؟ فَيَقُوْلُ: نَعَمْ. فَيَقُوْلُ: أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ هَذَا وَأَنْتَ فِى صُلْبِ آدَمَ: أَنْ لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئًا فَأَبَيْتَ إِلاَّ أَنْ تُشْرِكَ بِي.
"Allah I berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: "Jika engkau memiliki semua yang ada di muka bumi, apakah engkau mau menebus dirimu dengannya?" Ia menjawab: "Ya". Allah I berfirman: "Aku menghendaki darimu yang lebih mudah dari ini, sedang engkau masih berada di sulbi Adam, bahwa engkau jangan menyekutukan-Ku  dengan sesuatu, namun dirimu enggan kecuali menyekutukanKu.' Muttafaqun 'alaih.[191]

· Rantai dan belenggu neraka Jahanam:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Sesungguhnya kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala". QS. Al-Insaan: 4
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"70. (yaitu) orang-orang yang mendustakan Al Kitab (Al Quran) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul kami yang Telah kami utus. kelak mereka akan mengetahui, 71.  Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, 72. Ke dalam air yang sangat panas, Kemudian mereka dibakar dalam api".QS. Al-Mu'min: 70-72
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"12. Karena Sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. 13. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih". QS. Al-Muzammil 12-13
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"30. (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. 31.  Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. 32.  Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. 33.  Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha besar. 34.  Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. QS. Al-Haaqqah: 30-34
· Sifat makanan penghuni neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"43. Sesungguhnya pohon zaqqum itu 44. Makanan orang yang banyak berdosa. 45. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, 46.  Seperti mendidihnya air yang amat panas". QS. Ad-Dukhaan:43-46
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"62. (Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. 63.  Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. 64.  Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dan dasar neraka yang menyala. 65.  Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. 66.  Maka Sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. 67.  Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. 68.  Kemudian Sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim". QS. Ash-Shaaffaat:62-68

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"6. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri" 7. Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar". QS. Al-Ghasyiyah:6-7
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"35. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari Ini di sini. 36. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. 37. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa". QS. Al-Haaqqah: 35-37
· Sifat minuman penghuni neraka:

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"15. Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, 16.  Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, 17.  Diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat". QS. Ibrahim: 15-17
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?". QS. Muhammad: 15



Firman Allah Subhanahu wa ta'ala

"Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek". QS. Al-Kahfi:29
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"55. Beginilah (keadaan mereka). dan Sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk, 56. (yaitu) neraka Jahannam, yang mereka masuk ke dalamnya; Maka amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat tinggal. 57. Inilah (azab neraka), Biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. 58. Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam". QS. Shaaf: 55-58)
· Sifat pakaian penghuni neraka:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka". QS. Al-Hajj: 19
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"49. "Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. 50. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka ".  QS. Ibrahim: 49-50
· Tikar-tikar penghuni surga:
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
"Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).  Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim". QS. Al-A'raaf: 41
· Kerugian penghuni neraka:

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala
" Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka". QS. Al-Baqarah: 167
Dari Abu Hurairah t berkata: Nabi r bersabda:
لاَ يَدْخُلُ أَحَدٌ الْجَنَّةَ إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ لَوْ أَسَاءَ, لِيَزْدَادُوْا شُكْرًا. وَلاَ يَدْخُلُ أَحَدٌ النَّارَ إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ لَوْ أَحْسَنَ لِيَكُوْنَ عَلَيْهِ حَسْرَةً.
"Tidak ada seorangpun yang masuk surga kecuali diperlihatkan tempatnya di nereka, jika ia berbuat jahat, supaya dia bertambah syukur. Dan tidak ada seorangpun yang masuk neraka kecuali diperlihatkan tempatnya di surga, jika ia berbuat baik, agar menjadi penyesalan atas dirinya." HR. al-Bukhari.[192]

Dari Anas bin Malik t, sesungguhnya Nabi r bersabda:
إِِنَّ اللهُ يَقُوْلُ ِلأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ: لَوْ أَنَّ لَكَ مَا فِى اْلأَرْضِ مِنْ شَيْئٍ أَكُنْتَ تَفْتَدِي بِهِ؟ فَيَقُوْلُ: نَعَمْ. فَيَقُوْلُ: أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ هَذَا وَأَنْتَ فِى صُلْبِ آدَمَ: أَنْ لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئًا فَأَبَيْتَ إِلاَّ الشِّرْكَ.
"Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: "Jika engkau memiliki semua yang ada di muka bumi, apakah engkau mau menebus dirimu dengannya?. Ia menjawab: "Ya". Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Aku menghendaki darimu yang lebih mudah dari ini, sedang engkau masih berada di sulbi Adam, untuk tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu, namun engkau enggan kecuali berbuat syirik.' Muttafaqun 'alaih.[193]

· Dialog antara penghuni neraka:

1.        Firman Allah I:

tA$s% (#qè=äz÷Š$# þ’Îû 5OtBé& ô‰s% ôMn=yz `ÏB Nà6Î=ö6s% z`ÏiB Çd`Éfø9$# ħRM}$#ur ’Îû Í‘$¨Z9$# ( $yJ¯=ä. ôMn=yzyŠ ×p¨Bé& ôMuZyè©9 $pktJ÷zé& ( #Ó¨Lym #sŒÎ) (#qà2u‘#¨Š$# $pkŽÏù $YèŠÏHsd ôMs9$s% óOßg1t÷zé& öNßg9s9rT{ $oY­/u‘ ÏäIwàs¯»yd $tRq=|Êr& öNÍkÌE$t«sù $\/#x‹tã $Zÿ÷èÅÊ z`ÏiB Í‘$¨Z9$# ( tA$s% 9e@ä3Ï9 ×#÷èÅÊ `Å3»s9ur žw tbqßJn=÷ès? ÇÌÑÈ ôMs9$s%ur óOßg9s9ré& óOßg1t÷zT{ $yJsù šc%x. ö/ä3s9 $uZøŠn=tã `ÏB 9@ôÒsù (#qè%rä‹sù z>#x‹yèø9$# $yJÎ/ óOçGYä. tbqç7Å¡õ3s? ÇÌÒÈ

38.  Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang Telah terdahulu sebelum kamu. setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk Kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian[538] di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu[539]: "Ya Tuhan kami, mereka Telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak Mengetahui". 39.  Dan Berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian: "Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, Maka rasakanlah siksaan Karena perbuatan yang Telah kamu lakukan". QS. Al-A'raaf:38-39

2.        Firman Allah I:

( ¢OèO uQöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ãàÿõ3tƒ Nà6àÒ÷èt/ <Ù÷èt7Î/ ÚÆyèù=tƒur Nà6àÒ÷èt/ $VÒ÷èt/ ãNä31urù'tBur â‘$¨Y9$# $tBur Nà6s9 `ÏiB šúïÎŽÅÇ»¯R

25.  "Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun". QS. Al-'Ankabuut: 25

3.        Firman Allah I:

žw (#qããô‰s? tPöqu‹ø9$# #Y‘qç6èO #Y‰Ïnºur (#qãã÷Š$#ur #Y‘qç6èO #ZŽÏVŸ2 ÇÊÍÈ

14. "(akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak". QS. Al-Furqaan: 14



·         Gambaran tentang orang-orang yang disiksa di dalam neraka:

1.    Orang-orang kafir dan kaum munafik:

Firman Allah I:

y‰tãur ª!$# šúüÉ)Ïÿ»oYßJø9$# ÏM»s)Ïÿ»oYßJø9$#ur u‘$¤ÿä3ø9$#ur u‘$tR tL©èygy_ tûïÏ$Î#»yz $pkŽÏù 4 }‘Ïd óOßgç6ó¡ym 4 ÞOßguZyès9ur ª!$# ( óOßgs9ur Ò>#x‹tã ×LìÉ)•B ÇÏÑÈ

68.      "Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal". QS. At-Taubah: 68



2.    Orang yang membunuh jiwa yang dihormati secara sengaja:

a.           Firman Allah I:

`tBur ö@çFø)tƒ $YYÏB÷sãB #Y‰ÏdJyètG•B ¼çnät!#t“yfsù ÞO¨Yygy_ #V$Î#»yz $pkŽÏù |=ÅÒxîur ª!$# Ïmø‹n=tã ¼çmuZyès9ur £‰tãr&ur ¼çms9 $¹/#x‹tã $VJŠÏàtã ÇÒÌÈ

93. "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya". QS. An-Nisaa: 93

b.     Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash t, dari Nabi r beliau bersabda:

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرُحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةَ وَإِنَّ رِيْحَهَا يُوْجَدُ مَنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا

"Barangsiapa yang membunuh kafir mu'ahad (yang berada dalam perjanjian), maka ia tidak mendapatkan bau surga, dan sesungguhnya baunya bisa diperoleh dari perjalan empatpuluh tahun." HR. al-Bukhari.[194]



3.    Siksa bagi para pelaku zina laki-laki dan perempuan:

Dari Samurah bin Jundub t berkata: "Di antara hal yang sering ditanyakan oleh Rasulullah r kepada para sahabatnya adalah "Apakah di antara kalian ada yang melihat sesuatu di dalam bermimpinya?. "Pada suatu hari beliau bersabda: "Sesungguhnya tadi malam telah datang dua orang kepadaku. Keduanya diutus kepadaku dan mengajakku: Marilah kita pergi…Lalu kami pergi dan melihat sesuatu seperti tungku. Tiba-tiba dari tempat itu terdengar pekikan dan teriakan. Ia berkata: "Maka kami melihat kepadanya. "Ternyata di dalamnya ada laki-laki dan perempuan yang telanjang. Nyala api datang kepada mereka dari arah bawah tungku. Apabila nyala api itu membakar mereka, merekapun berteriak. Beliau berkata: "Aku bertanya: "Siapakah mereka itu? "...dan disebutkan padanya: "..mereka berdua berkata: "Adapun laki-laki dan perempuan yang telanjang, yang berada pada tempat seperti tungku itu adalah para pezina, laki-laki dan perempuan…' HR. al-Bukhari.[195]



4.    Siksa bagi para pemakan riba:

Dalam hadits Samurah bin Jundub t yang terdahulu disebutkan bahwa Nabi r bersabda: "Lalu kami pergi hingga kami mendatangi sungai dari darah, di dalamnya ada seorang laki-laki yang berdiri di tengah sungai, dan di tepi sungai ada laki-laki yang di hadapannya ada batu besar. Lalu laki-laki yang ada di sungai itu menepi,  dan setiap kali hendak keluar laki-laki itu melemparnya dengan batu di mulutnya, sehingga mengembalikannya ke tempatnya yang semula. Maka setiap kali dia menepi untuk keluar, ia melempar orang itu pada mulutnya dengan batu, lalu ia kembali seperti semua. Maka aku bertanya: "Apakah yang terjadi ini? "… ia berkata, 'Dan orang yang engkau lihat di sungai itu adalah pemakan riba.'HR. al-Bukhari.[196]



5.    Pelukis (gambar yang bernyawa):

a.     Dari Ibnu Abbas t berkata: Aku mendengar Rasulullah r bersabda:

كُلُّ مُصَوِّرٍ فىِ النَّارِ يجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِى جَهَنَّمَ

"Setiap pelukis (makhluk hidup) di dalam neraka, dijadikan baginya untuk setiap lukisan (makhluk hidup) yang digambarnya satu jiwa, lalu dia menyiksanya di neraka Jahanam". HR. Muslim.[197]

b.     Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah r masuk ke dalam rumahku, dan aku telah menutup rumahku dengan tirai yang tipis di mana padanya terdapat lukisan (makhluk hidup). Lalu tatkala melihatnya, beliau menyobeknya dan raut wajahnya berubah seraya bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَذينَ يُضَاهُوْنَ بِخَلْقِ اللهِ

 "Manusia yang paling berat siksaannya di sisi Allah I di hari kiamat adalah orang yang menandingi rupa makhluk Allah I. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Maka kami memotongnya dan menjadikannya satu bantal atau dua bantal." Muttafaqun 'alaih.[198]

c.         Dari Ibnu Abbas t berkata:  Aku mendengar Rasulullah r bersabda:

مَنْ صَوَّرَ صُوْرَةً فِى الدُّنْيَا كُلِّفَ أَنْ يَنْفُخَ فِيْهَا الرُّوْحَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ.

"Barangsiapa yang melukis satu lukisan (makhluk hidup) di dunia, maka ia dibebani untuk meniup ruh padanya di hari kiamat, dan pasti dia tidak mampu meniupnya." Muttafaqun 'alaih.[199]



6.   Memakan harta anak yatim

¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbqè=à2ù'tƒ tAºuqøBr& 4’yJ»tGuŠø9$# $¸Jù=àß $yJ¯RÎ) tbqè=à2ù'tƒ ’Îû öNÎgÏRqäÜç/ #Y‘$tR ( šcöqn=óÁu‹y™ur #ZŽÏèy™ ÇÊÉÈ

10. " Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". QS. An-Nisaa`:10



7.  Pendusta, pengumpat dan tukang adu domba:

a. Firman Allah I:

!$¨Br&ur bÎ) tb%x. z`ÏB tûüÎ/Éj‹s3ßJø9$# tû,Îk!!$žÒ9$# ÇÒËÈ ×Aã”ã\sù ô`ÏiB 5OŠÏHxq ÇÒÌÈ èpu‹Î=óÁs?ur AOŠÏtrb ÇÒÍÈ

92.  "Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, 93.  Maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, 94.  Dan dibakar di dalam jahannam". QS. Al-Waqi`ah: 92-94)



b. Dari Mu'adz bin Jabal t, ia berkata, 'Aku bersama Rasulullah r dalam suatu perjalanan-dan disebutkan padanya- maka aku bertanya: "Wahai Nabiyullah, apakah kami disiksa karena ucapan kami? Beliau r bersabda:

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَامُعَاذُ, وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.

"Ibumu kehilangan dirimu wahai Mu'azd, tidakkah yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka di atas wajah mereka atau di atas hidung mereka kecuali karena ucapan lisan mereka." HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.[200]



8.  Orang-orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan oleh Allah I:

Firman Allah I:

¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbqßJçFõ3tƒ !$tB tAt“Rr& ª!$# z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# šcrçŽtIô±o„ur ¾ÏmÎ/ $YYoÿsS ¸x‹Î=s%   y7Í´¯»s9'ré& $tB šcqè=ä.ù'tƒ ’Îû óOÎgÏRqäÜç/ žwÎ) u‘$¨Z9$# Ÿwur ÞOßgßJÏk=x6ムª!$# tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# Ÿwur ÷LÏi‹Åe2t“ムóOßgs9ur ë>#x‹tã íOŠÏ9r& ÇÊÐÍÈ

174. "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu Sebenarnya tidak memakan (Tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api  dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih". QS. Al-Baqarah: 174



·         Pertengkaran antara para penghuni neraka:

Tatkala orang-orang kafir melihat siksaan yang telah disediakan Allah I kepada mereka, maka merekapun membenci diri mereka sendiri, kekasih-kekasih dan teman-teman mereka di dunia. Berbaliklah segala kasih sayang di antara mereka menjadi permusuhan. Saat itulah para penghuni neraka saling bertengkar satu sama lain dan saling berdebat. Hal ini terjadi menurut perbedaan tingkatan mereka:



1.       Pertengkaran para penyembah terhadap sesembahan mereka:

(#qä9$s% öNèdur $pkŽÏù tbqßJÅÁtFøƒs† ÇÒÏÈ «!$$s? bÎ) $¨Zä. ’Å"s9 9@»n=|Ê AûüÎ7•B ÇÒÐÈ øŒÎ) Nä3ƒÈhq|¡èS Éb>tÎ/ tûüÏJn=»yèø9$# ÇÒÑÈ !$tBur !$uZ¯=|Êr& žwÎ) tbqãB̍ôfãKø9$# ÇÒÒÈ

96.                        "Mereka Berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka: 97.  "Demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, 98. "Karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam". 99.  "Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa". QS. Asy-Su'araa`: 96-99



2.       Pertengkaran orang-orang yang lemah terhadap para pemimpin yang sombong:

øŒÎ)ur šcq•_!$ystFtƒ ’Îû Í‘$¨Z9$# ãAqà)u‹sù (#às¯»xÿyè‘Ò9$# šúïÏ%©#Ï9 (#ÿrçŽy9ò6tFó™$# $¯RÎ) $¨Zä. öNä3s9 $Yèt7s? ö@ygsù OçFRr& šcqãYøó•B $¨Ztã $Y7ŠÅÁtR šÆÏiB Í‘$¨Z9$# ÇÍÐÈ tA$s% šúïÏ%©!$# (#ÿrçŽy9ò6tFó™$# $¯RÎ) @@ä. !$ygŠÏù žcÎ) ©!$# ô‰s% zNs3ym šú÷üt/ ÏŠ$t6Ïèø9$# ÇÍÑÈ

47. Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, Maka orang-orang yang lemah Berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, Maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?" 48. Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka Karena Sesungguhnya Allah Telah menetapkan Keputusan antara hamba-hamba-(Nya)". QS. Ghafir: 47-48



3.       Pertengkaran para pengikut terhadap para pemimpin mereka yang sesat:

Ÿ@t7ø%r&ur öNßgàÒ÷èt/ 4’n?tã <Ù÷èt/ tbqä9uä!$|¡tFtƒ ÇËÐÈ (#þqä9$s% öNä3¯RÎ) ÷LäêZä. $uZtRqè?ù's? Ç`tã ÈûüÏJu‹ø9$# ÇËÑÈ (#qä9$s% @t/ óO©9 (#qçRqä3s? tûüÏZÏB÷sãB ÇËÒÈ $tBur tb%x. $uZs9 /ä3ø‹n=tæ `ÏiB ¤`»sÜù=ß™ ( ö@t/ ÷LäêZä. $YBöqs% tûüÉó»sÛ ÇÌÉÈ ¨,yssù $oYø‹n=tã ãAöqs% !$uZÎn/u‘ ( $¯RÎ) tbqà)ͬ!#x‹s9 ÇÌÊÈ öNä3»uZ÷ƒuqøîr'sù $¯RÎ) $¨Zä. tûïÈq»xî ÇÌËÈ öNåk¨XÎ*sù 7‹Í´tBöqtƒ ’Îû É>#x‹yèø9$# tbqä.ÎŽtIô±ãB ÇÌÌÈ

27. "Sebahagian dan mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan. 28.  Pengikut-pengikut mereka Berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dan kanan. 29.  Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: "Sebenarnya kamulah yang tidak beriman". 30. Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. 31. Maka Pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; Sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu). 32. Maka kami Telah menyesatkan kamu, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. 33. Maka Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab". QS. Ash-Shaaffat:27-33



4.        Pertengkaran orang kafir terahdap rekannya, syetan:

* tA$s% ¼çmãZƒÌs% $uZ­/u‘ !$tB ¼çmçGøŠtóôÛr& `Å3»s9ur tb%x. ’Îû ¤@»n=|Ê 7‰ŠÏèt/ ÇËÐÈ tA$s% Ÿw (#qßJÅÁtGøƒrB £“t$s! ô‰s%ur àMøB£‰s% /ä3ø‹s9Î) ω‹Ïãuqø9$$Î/ ÇËÑÈ $tB ãA£‰t7ムãAöqs)ø9$# £“t$s! !$tBur O$tRr& 5O»¯=sàÎ/ ω‹Î7yèù=Ïj9 ÇËÒÈ

27. Yang menyertai dia Berkata (pula): "Ya Tuhan kami, Aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh". 28.  Allah berfirman: "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal Sesungguhnya Aku dahulu Telah memberikan ancaman kepadamu". 29. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku". QS. Qaaf :27-29



5.       Perkara memuncak sampai manusia bertengkar dengan anggota tubuhnya:

tPöqtƒur çŽ|³ósムâä!#y‰ôãr& «!$# ’n<Î) Í‘$¨Z9$# ôMßgsù tbqããy—qムÇÊÒÈ #Ó¨Lym #sŒÎ) $tB $ydrâä!%y` y‰Íky­ öNÍköŽn=tã öNßgãèôJy™ öNèd㍻|Áö/r&ur Nèdߊqè=ã_ur $yJÎ/ (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇËÉÈ (#qä9$s%ur öNÏdÏŠqè=ßÚÏ9 zNÏ9 öN›?‰Îgx© $oYø‹n=tã ( (#þqä9$s% $uZs)sÜRr& ª!$# ü“Ï%©!$# t,sÜRr& ¨@ä. &äóÓx« uqèdur öNä3s)n=s{ tA¨rr& ;o§tB Ïmø‹s9Î)ur tbqãèy_öè? ÇËÊÈ

19.                        "Dan (Ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya. 20.  Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang Telah mereka kerjakan. 21.  Dan mereka Berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai Berkata Telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan Hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". QS. Al-Fushshilat: 19-21.



·         Para penghuni neraka memohon kepada Allah agar bisa melihat orang-orang yang telah menyesatkan mereka dan melipat gandakan siksaan kepada mereka:

1.        Firman Allah I:

tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿŸ2 !$uZ­/u‘ $tRÍ‘r& Èûøïs%©!$# $tRžx|Êr& z`ÏB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur $yJßgù=yèøgwU |MøtrB $uZÏB#y‰ø%r& $tRqä3u‹Ï9 z`ÏB tûüÎ=xÿó™F{$#

29.  "Dan orang-orang kafir berkata: "Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang Telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina". QS. Al-Fushshilat: 29

2.        Firman Allah I:



tPöqtƒ Ü=¯=s)è? öNßgèdqã_ãr ’Îû Í‘$¨Z9$# tbqä9qà)tƒ !$uZoKø‹n=»tƒ $oY÷èsÛr& ©!$# $uZ÷èsÛr&ur hwqß™§9$# ÇÏÏÈ (#qä9$s%ur !$oY­/u‘ !$¯RÎ) $uZ÷èsÛr& $uZs?yŠ$y™ $tRuä!#uŽy9ä.ur $tRq=|Êr'sù gŸx‹Î6¡¡9$# ÇÏÐÈ !$oY­/u‘ öNÍkÌE#uä Èû÷üxÿ÷èÅÊ šÆÏB É>#x‹yèø9$# öNåk÷]yèø9$#ur $YZ÷ès9 #ZŽÎ7x. ÇÏÑÈ

66. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, Andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul".

67.  Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami Telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). 68. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". QS. Al-Ahzaab: 66-68



·         Pernyataan Iblis pada penghuni neraka:

Apabila Allah I telah memutuskan semua perkara dan menyelesaikan permasalahan antara para hamba, maka iblispun memberikan pernyataannya kepada penghuni nereka, sehingga dengan hal itu  bertambahlah kesusahan, penyesalan, dan kerugian mereka. Firman Allah I:

tA$s%ur ß`»sÜø‹¤±9$# $£Js9 zÓÅÓè% ãøBF{$# žcÎ) ©!$# öNà2y‰tãur y‰ôãur Èd,ptø:$# ö/ä3›?‰tãurur öNà6çFøÿn=÷zr'sù ( $tBur tb%x. u’Í< Nä3ø‹n=tæ `ÏiB ?`»sÜù=ß™ HwÎ) br& ÷Lälè?öqtãyŠ óOçGö6yftGó™$$sù ’Í< ( Ÿxsù ’ÎTqãBqè=s? (#þqãBqä9ur Nà6|¡àÿRr& ( !$¨B O$tRr& öNà6ÅzÎŽóÇßJÎ/ !$tBur OçFRr&  †ÅÎŽóÇßJÎ/ ( ’ÎoTÎ) ßNöxÿŸ2 !$yJÎ/ ÈbqßJçGò2uŽõ°r& `ÏB ã@ö7s% 3 ¨bÎ) šúüÏJÎ=»©à9$# öNßgs9 ë>#x‹tã ÒOŠÏ9r& ÇËËÈ

22. "Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) Telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah Telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun Telah menjanjikan kepadamu tetapi Aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) Aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca Aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya Aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan Aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih". QS. Ibrahim: 22



·         Permohonan neraka agar bertambah orang yang menjdi penghuninya:

1.        Firman Allah I:

tPöqtƒ ãAqà)tR tL©èygyfÏ9 È@yd ÏNh|tFøB$# ãAqà)s?ur ö@yd `ÏB 7‰ƒÌ“¨B ÇÌÉÈ

30.  (dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) kami bertanya kepada Jahannam: "Apakah kamu sudah penuh?" dia menjawab: "Masih ada tambahan?". QS. Qaaf: 30.

2.        Dari Anas bin Malik t dari Nabi r beliau bersabda:

لاَ تَزَالُ جَهَنَّمُ يُلْقَى فِيْهَا وَتَقُوْلُ: هَلْ مِنْ مَزِيْدٍ. حَتَّى يَضَعَ رَبُّ الْعِزَّةِ فِيْهَا قَدَمَهُ فَيَنْزَوِيْ بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ وَتَقُوْلُ قَطُّ قَطُّ بِعِزَّتِكَ وَكَرَمِكَ. وَلاَ يَزَالُ فِى الْجَنَّةِ فَضْلٌ حَتّى يُنْشِئَ اللهُ لَهَا خَلْقًا آخَرَ, فَيُسْكِنَهُمْ فَضْلَ الْجَنَّةِ.

"Senantiasa neraka Jahanam dilontarkan kepadanya (para penghuni neraka) dan ia  terus berkata: "Masih adakah tambahan". Sehingga Rabb Yang Perkasa meletakkan kaki-Nya, sehingga sebagiannya mengerut kepada bagian yang lain seraya berkata: "Cukup, cukup, demi keperkasaan dan kemurahan-Mu”. Dan senantiasa surga itu melebihi (jumlah penghuninya) sehingga Allah I menciptakan makhluk lain baginya, lalu menempatkan mereka pada surga yang lebih itu." Muttafaqun 'alaih.[201]



·         Gambaran tentang keadaan sebagian para penghuni neraka:

Firman Allah I:

¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. $uZÏG»tƒ$t«Î/ t$ôqy™ öNÍkŽÎ=óÁçR #Y‘$tR $yJ¯=ä. ôMpg¾ÖmW Nèdߊqè=ã_ öNßg»uZø9£‰t/ #·Šqè=ã_ $yduŽöxî (#qè%rä‹u‹Ï9 z>#x‹yèø9$# 3 žcÎ) ©!$# tb%x. #¹“ƒÍ•tã $VJŠÅ3ym ÇÎÏÈ

56. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka. setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". QS. An-Nisaa`: 56

Dan firman Allah I:

¨bÎ) tûüÏB̍ôfßJø9$# ’Îû É>#x‹tã tL©èygy_ tbrà$Î#»yz ÇÐÍÈ Ÿw 玩IxÿムóOßg÷Ztã öNèdur ÏmŠÏù tbqÝ¡Î=ö7ãB ÇÐÎÈ $tBur öNßg»oYôJn=sß `Å3»s9ur (#qçR%x. ãNèd tûüÏJÎ=»©à9$# ÇÐÏÈ

74.  "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka jahannam. 75.  Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.76.  Dan tidaklah kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri".(QS. Az-Zukhruf: 74-76)

Dan firman Allah I:

¨bÎ) ©!$# z`yès9 tûï͍Ïÿ»s3ø9$# £‰tãr&ur öNçlm; #·ŽÏèy™ ÇÏÍÈ tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Y‰t/r& ( žw tbr߉Ågs† $wŠÏ9ur Ÿwur #ZŽÅÁtR ÇÏÎÈ tPöqtƒ Ü=¯=s)è? öNßgèdqã_ãr ’Îû Í‘$¨Z9$# tbqä9qà)tƒ !$uZoKø‹n=»tƒ $oY÷èsÛr& ©!$# $uZ÷èsÛr&ur hwqß™§9$# ÇÏÏÈ

64. "Sesungguhnya Allah mela'nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka), 65. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong. 66. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, Andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". QS. Al-Ahzaab: 64-66.

Firman Allah I:

tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. óOßgs9 â‘$tR zO¨Yygy_ Ÿw 4Ó|Óø)ムöNÎgøŠn=tæ (#qè?qßJuŠsù Ÿwur ß#¤ÿsƒä† Oßg÷Ytã ô`ÏiB $ygÎ/#x‹tã 4 y7Ï9ºx‹x. “Ì“øgwU ¨@ä. 9‘qàÿŸ2 ÇÌÏÈ

36. "Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka jahannam. mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir". QS. Faathir: 36

Firman Allah I:

$¨Br'sù tûïÏ%©!$# (#qà)x© ’Å"sù Í‘$¨Z9$# öNçlm; $pkŽÏù ׎Ïùy— î,‹Îgx©ur ÇÊÉÏÈ šúïÏ$Î#»yz $pkŽÏù $tB ÏMtB#yŠ ÝVºuq»uK¡¡9$# ÞÚö‘F{$#ur žwÎ) $tB uä!$x© y7•/u‘ 4 ¨bÎ) y7­/u‘ ×A$¨èsù $yJÏj9 ߉ƒÌãƒ ÇÊÉÐÈ

106. "Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), 107.  Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi. ". QS. Huud: 106-107

Dan firman Allah I:

šÎn/u‘uqsù öNßg¯RuŽà³ósoYs9 tûüÏÜ»u‹¤±9$#ur ¢OèO óOßg¯RuŽÅØósãZs9 tAöqym tL©èygy_ $wŠÏWÅ_ ÇÏÑÈ §NèO  ÆtãÍ”\oYs9 `ÏB Èe@ä. >pyè‹Ï© öNåkš‰r& ‘‰x©r& ’n?tã Ç`»uH÷q§9$# $|‹ÏGÏã ÇÏÒÈ §NèO ß`ósuZs9 ãNn=÷ær& tûïÏ%©!$$Î/ öNèd 4’n<÷rr& $pkÍ5 $|‹Î=Ϲ ÇÐÉÈ

68. "Demi Tuhanmu, Sesungguhnya akan kami bangkitkan mereka bersama syaitan, Kemudian akan kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut. 69. Kemudian pasti akan kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. 70. Dan Kemudian kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka". QS. Maryam: 68-70

Dan firman Allah I:

¨bÎ) zO¨Yygy_ ôMtR%x. #YŠ$|¹óÉD ÇËÊÈ tûüÉó»©Ü=Ïj9 $\/$t«tB ÇËËÈ tûüÏVÎ7»©9 !$pkŽÏù $\/$s)ômr& ÇËÌÈ žw tbqè%rä‹tƒ $pkŽÏù #YŠöt/ Ÿwur $¹/#uŽŸ° ÇËÍÈ žwÎ) $VJŠÏHxq $]%$¡¡xîur ÇËÎÈ [ä!#t“y_ $»%$sùÍr ÇËÏÈ

21.  Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai. 22.  Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, 23.  Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, 24.  Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, 25.  Selain air yang mendidih dan nanah, 26.  Sebagai pambalasan yang setimpal". QS. An-Naba: 21-26)

Dan firman Allah I:

tûïÏ%©#Ï9ur (#rãxÿx. öNÍkÍh5tÎ/ Ü>#x‹tã zN¨Yygy_ ( }§ø©Î/ur 玍ÅÁyJø9$# ÇÏÈ !#sŒÎ) (#qà)ø9é& $pkŽÏù (#qãèÏÿxœ $olm; $Z)‹Íky­ }‘Édur â‘qàÿs? ÇÐÈ ßŠ%s3s? 㔨yJs? z`ÏB Åáø‹tóø9$# ( !$yJ¯=ä. u’Å+ø9é& $pkŽÏù Ólöqsù öNçlm;r'y™ !$pkçJtRt“yz óOs9r& ö/ä3Ï?ù'tƒ ֍ƒÉ‹tR ÇÑÈ (#qä9$s% 4’n?t/ ô‰s% $tRuä!%y` ֍ƒÉ‹tR $uZö/¤‹s3sù $uZù=è%ur $tB tA¨“tR ª!$# `ÏB >äóÓx« ÷bÎ) óOçFRr& žwÎ) ’Îû 9@»n=|Ê 9ŽÎ7x. ÇÒÈ

6. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab jahannam. dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali. 7. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, 8.  Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?".  9.  Mereka menjawab: "Benar ada", Sesungguhnya Telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, Maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".QS. Al-Mulk: 6-9

Dan firman Allah I:

¨bÎ) tûüÏB̍ôfßJø9$# ’Îû 9@»n=|Ê 9ãèß™ur ÇÍÐÈ tPöqtƒ tbqç7ysó¡ç„ ’Îû Í‘$¨Z9$# 4’n?tã öNÎgÏdqã_ãr (#qè%rèŒ ¡§tB ts)y™ ÇÍÑÈ

47.  Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. 48.  (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka!". QS. Al-Qamar: 47-48

Dan firman Allah I:

žxx. ( ¨bx‹t6.^ãŠs9 ’Îû ÏpyJsÜçtø:$# ÇÍÈ !$tBur y71u‘÷Šr& $tB èpyJsÜçtø:$# ÇÎÈ â‘$tR «!$# äoy‰s%qßJø9$# ÇÏÈ ÓÉL©9$# ßìÎ=©Üs? ’n?tã Íoy‰Ï«øùF{$# ÇÐÈ $pk¨XÎ) NÍköŽn=tã ×oy‰|¹÷s•B ÇÑÈ ’Îû 7‰uHxå ¥oyŠ£‰yJ•B ÇÒÈ

4. " Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. 5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? 6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, 7. Yang (membakar) sampai ke hati.8.  Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, 9.  (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang". QS. Al-Humazah: 4-9

. Dari Usamah bin Zaid t sesungguhnya ia berkata: Aku mendengar Rasulullah r bersabda:

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ. فَيَدُوْرُ كَمَا يَدُوْرُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا فُلاَنُ مَا شَأْنُكَ؟ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِاْلمُعْرُوْفِ وَتَنْهَانَا عَنِ الْمُنْكَرِ؟ قَالَ: كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمُعْرُوْفِ وَلاَ آتِيْهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيْهِ. متفق عليه.

"Didatangkan seorang laki-laki di hari kiamat, lalu dilemparkan ke neraka, maka keluarlah isi perutnya dari rongganya di dalam neraka. Lalu ia berputar seperti berputarnya keledai dengan pemutar gandumnya. Maka penghuni neraka berkumpul atasnya seraya bertanya: "Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu?. Bukankah engkau yang menyuruh kami berbuat ma'ruf dan melarang berbuat mungkar? Ia menjawab: "Aku menyuruh kalian berbuat yang ma'ruf namun aku sendiri tidak melakukannya, dan aku melarangmu dari perbuatan mungkar sementara aku sendiri melakukannya.' Muttafaqun 'alaih.[202]



·         Tangisan dan rintihan penghuni neraka:

1.        Firman Allah I:

yqä9$s%ur Ÿw (#rãÏÿZs? ’Îû Ìhptø:$# 3 ö@è% â‘$tR zO¨Zygy_ ‘‰x©r& #vym 4 öq©9 (#qçR%x. tbqßgs)øÿtƒ ÇÑÊÈ (#qä3ysôÒu‹ù=sù Wx‹Î=s% (#qä3ö7uŠø9ur #ZŽÏVx. Lä!#t“y_ $yJÎ/ (#qçR%x. tbqç7Å¡õ3tƒ ÇÑËÈ

81.  "…dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka Mengetahui. 82.  Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan". QS. At-Taubah: 81-82

2.        Firman Allah I:

öNèdur tbqäz̍sÜóÁtƒ $pkŽÏù !$uZ­/u‘ $oYô_̍÷zr& ö@yJ÷ètR $·sÎ=»|¹ uŽöxî “Ï%©!$# $¨Zà2 ã@yJ÷ètR 4 óOs9urr& Nä.öÏdJyèçR $¨B ㍞2x‹tGtƒ ÏmŠÏù `tB t©.x‹s? ãNä.uä!%y`ur ㍃ɋ¨Y9$# ( (#qè%rä‹sù $yJsù tûüÏJÎ=»©à=Ï9 `ÏB AŽÅÁ¯R ÇÌÐÈ

37. "Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang Telah kami kerjakan". dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun". QS. Faathir: 37

3.        Firman Allah I:



öNßgs9 $ygŠÏù ׎Ïùy— öNèdur $ygŠÏù Ÿw šcqãèyJó¡o„ ÇÊÉÉÈ

100.  "Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar". QS. Al-Anbiyaa`: 100.

4.        Firman Allah I:

!#sŒÎ)ur (#qà)ø9é& $pk÷]ÏB $ZR%s3tB $Z)Íh‹|Ê tûüÏR§s)•B (#öqtãyŠ šÏ9$uZèd #Y‘qç6èO ÇÊÌÈ žw (#qããô‰s? tPöqu‹ø9$# #Y‘qç6èO #Y‰Ïnºur (#qãã÷Š$#ur #Y‘qç6èO #ZŽÏVŸ2 ÇÊÍÈ

13. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. 14. (akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak". QS. Al-Furqaan: 13-14

Firman Allah I:

tPöqtƒur Ùyètƒ ãNÏ9$©à9$# 4’n?tã Ïm÷ƒy‰tƒ ãAqà)tƒ ÓÍ_tFø‹n=»tƒ ßNõ‹sƒªB$# yìtB ÉAqß™§9$# Wx‹Î6y™ ÇËÐÈ

27. Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) Aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". QS. Al-Furqaan: 27.

5.        Firman Allah I:

3 y7Ï9ºx‹x. ÞOÎgƒÌãƒ ª!$# öNßgn=»yJôãr& BNºuŽy£ym öNÍköŽn=tæ ( $tBur Nèd tûüÅ_̍»y‚Î/ z`ÏB Í‘$¨Y9$# ÇÊÏÐÈ

167.  Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka". QS. Al-Baqarah: 167

6.        Dari Abdullah bin Qais t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda:

إِنَّ أَهْلَ النَّارِ لَيَبْكُوْنَ حَتَّى لَوْ أُجْرِيَتِْ السُّفُنُ فِى دُمُوْعِهِمْ لَجَرَتْ, وَإِنَّهُمْ لَيَبْكُوْنَ الدَّمَ –يَعْنِي- مَكَانَ الدَّمْعِ.

"Sesungguhnya penghuni neraka terus menangis, sehingga seandainya kapal-kapal dilabuhkan pada air mata mereka, niscaya ia bisa berlabuh. Dan sesungguhnya meraka menangis darah –maksudnya- di tempat air mata." HR. Ibnu Majah dan al-Hakim.[203]



·         Teriakan para penghuni neraka:

Apabila para penghuni neraka sudah memasuki neraka dan merasakan siksaan berat, maka mereka meminta tolong dan berteriak barangkali mereka mendapatkan orang yang menolong dan memenuhi permintaan mereka. Maka mereka memanggil para penghuni surga, para penjaga neraka, dan Malik penjaga neraka. Dan mereka berseru kepada Rabb mereka. Maka mereka tidak mendapatkan jawaban kecuali apa yang menambah kerugian mereka. Samapai akhirnya mereka kehilangan harapan, dan terus berteriak dan merintih.

1.        Firman Allah I:

#“yŠ$tRur Ü=»ysô¹r& Í‘$¨Z9$# |=»ysô¹r& Ïp¨Ypgø:$# ÷br& (#qàÒŠÏùr& $uZøŠn=tã z`ÏB Ïä!$yJø9$# ÷rr& $£JÏB ãNà6s%y—u‘ ª!$# 4 (#þqä9$s% žcÎ) ©!$# $yJßgtB§ym ’n?tã šúï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÎÉÈ

50. "Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang Telah dirizkikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah Telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir". QS. Al-A'raaf:50

Firman Allah I:

tA$s%ur tûïÏ%©!$# ’Îû Í‘$¨Z9$# ÏptRt“y‚Ï9 zO¨Yygy_ (#qãã÷Š$# öNä3­/u‘ ô#Ïeÿsƒä† $¨Ztã $YBöqtƒ z`ÏiB É>#x‹yèø9$# ÇÍÒÈ (#þqä9$s% öNs9urr& ہs? öNä3ŠÏ?ù's? Nà6è=ߙ①ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ ( (#qä9$s% 4’n?t/ 4 (#qä9$s% (#qãã÷Š$$sù 3 $tBur (#às¯»tãߊ tûï͍Ïÿ»x6ø9$# žwÎ) ’Îû @@»n=|Ê

49.  "Dan orang-orang yang berada dalam neraka Berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia meringankan azab dari kami barang sehari". 50.  Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" mereka menjawab: "Benar, sudah datang". penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdoalah kamu". dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka". QS. Ghafiir: 49-50

2.        Firman Allah I:

(#÷ryŠ$tRur à7Î=»yJ»tƒ ÇÙø)u‹Ï9 $uZøŠn=tã y7•/u‘ ( tA$s% /ä3¯RÎ) šcqèWÅ3»¨B ÇÐÐÈ ô‰s)s9 /ä3»uZ÷¥Å_ Èd,ptø:$$Î/ £`Å3»s9ur öNä.uŽsYø.r& Èd,ysù=Ï9 tbqèd̍»x.

77.  Mereka berseru: "Hai Malik Biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". 78.  Sesungguhnya kami benar-benar Telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. QS. Az-Zukhruf: 77-78)

3.        Firman Allah I:

(#qä9$s% $uZ­/u‘ ôMt7n=xî $uZøŠn=tã $uZè?uqø)Ï© $¨Zà2ur $YBöqs% šúüÏj9!$|Ê ÇÊÉÏÈ !$oY­/u‘ $oYô_̍÷zr& $pk÷]ÏB ÷bÎ*sù $tRô‰ãã $¯RÎ*sù šcqßJÎ=»sß ÇÊÉÐÈ tA$s% (#qä«|¡÷z$# $pkŽÏù Ÿwur ÈbqßJÏk=s3è? ÇÊÉÑÈ

106.  "Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. 107. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." 108.  Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku". QS. Al-Mukminun: 106-108

4.       Maka apabila para penghuni neraka sungguh telah kehilangan harapana bisa keluar dari neraka dan merasa putus asa dari segala kebaikan, mulailah mereka berteriak dan merintih, seperti firman Allah I:

$¨Br'sù tûïÏ%©!$# (#qà)x© ’Å"sù Í‘$¨Z9$# öNçlm; $pkŽÏù ׎Ïùy— î,‹Îgx©ur ÇÊÉÏÈ šúïÏ$Î#»yz $pkŽÏù $tB ÏMtB#yŠ ÝVºuq»uK¡¡9$# ÞÚö‘F{$#ur žwÎ) $tB uä!$x© y7•/u‘ 4 ¨bÎ) y7­/u‘ ×A$¨èsù $yJÏj9 ߉ƒÌãƒ ÇÊÉÐÈ

106.  "Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), 107.  Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki". QS. Huud: 106-107



Kita berlindung kepada Allah I dari kemurkaan, kebencian, dan siksa-Nya. Ya Allah, berilah kami rizqi surga dan selamatkanlah kami dari siksa neraka. Engkau adalah pelindung kami. Sebaik-baik pelindung dan penolong.



·         Para penghuni surga mewarisi tempat tinggal para penghuni neraka (yang ada di surga):

Dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ لَهُ مَنْزِلاَنِ: مَنْزِلٌ فِى الْجَنَّةِ وَمَنْزِلٌ فِى النَّارِ. فَإِذَا مَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ وَرِثَ أَهْلُ الْجَنَّةِ مَنْزِلَهُ فَذلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: y7Í´¯»s9'ré& ãNèd tbqèOÍ‘ºuqø9$# ÇÊÉÈ šúïÏ%©!$# tbqèO̍tƒ }¨÷ryŠöÏÿø9$# öNèd $pkŽÏù tbrà$Î#»yz ÇÊÊÈ ). أخرجه ابن ماجه

"Tidak ada seorangpun di antara kalian kecuali dia mempunyai dua tempat: satu di surga dan satu tempat di neraka. Apabila seseorang meninggal dunia, lalu masuk ke dalam neraka, maka para penghuni surga mewarisi tempatnya. Maka itulah makna firman-Nya I:



 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd tbqèOÍ‘ºuqø9$# ÇÊÉÈ šúïÏ%©!$# tbqèO̍tƒ }¨÷ryŠöÏÿø9$# öNèd $pkŽÏù tbrà$Î#»yz ÇÊÊÈ )

10.  Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, 11.  (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya". HR. Ibnu Majah.[204]



·         Keluarnya orang-orang beriman pelaku maksiat dari neraka:

1.        Dari Jabir t, ia berkata, Rasulullah r bersabda:

يُعَذَّبُ ناسٌ مِنْ أَهْلِ التّوْحِيْدِ فِى النَّارِ حَتَّى يَكُوْنُوْا فِيْهَا حُمَمًا ثُمَّ تُدْرِكُهُمْ الرَّحْمَةُ فَيُخْرَجُوْنَ وَيُطْرَحُوْنَ عَلَى أَبْوَابِ الْجَنَّةِ. قَالَ: فَيَرُشُّ عَلَيْهِمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْمَاءِ فَيَنْبُتُوْنَ كَمَا يَنْبُتُ الْغِثاَءُ فِى حِمَالَةِ السَّيْلِ ثُمَّ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ.

"Segolongan manusia yang bertauhid disiksa di neraka sehingga mereka menjadi hitam di dalamnya. Akhirnya, mereka mendapat rahmat, lalu dikeluaran dari neraka dan dilemparkan di hadapan pintu-pintu surga. Rasulullah r bersabda: "Maka penghuni surga memercikkan air kepada mereka, lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya buih yang dibawa banjir, kemudian mereka masuk ke dalam surga".[205]

2.        Dari Anas bin Malik t, sesungguhnya Nabi r bersabda:

يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَكَانَ فِى قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّةً. ثُمَّ يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَكَانَ فِى قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ ذُرَّةً. متفق عليه.

"Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengatakan: laailaaha illallah (Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah I), dan dihatinya ada kebaikan sebarat biji gandum. Kemudian dikeluarkan dari neraka orang yang mengatakan: laailaaha illallah (Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah I) dan di hatinya ada kebaikan seberat biji sawi." Muttafaqun 'alaih.[206]



·         Penghuni neraka yang paling berat siksanya:

1.     Kenikmatan yang paling utama di dalam surga adalah kesenangan dan kebahagiaan mereka melihat Rabb mereka dan ridha-Nya terhadap mereka, sebagaimana firman Allah I:

×nqã_ãr 7‹Í´tBöqtƒ îouŽÅÑ$¯R ÇËËÈ 4’n<Î) $pkÍh5u‘ ×otÏß$tR ÇËÌÈ

22. "Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. 23. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat". QS. Al-Qiyamah: 22-23

2.     Dan siksaan di neraka yang paling berat adalah terhijabnya penghuni neraka dari melihat Rabb mereka I, sebagaimana firman Allah I:
"15. Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. 16. Kemudian, Sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka". Muthaffifiin: 15-16


·         Kekalnya penghuni neraka

1.        Firman Allah I:

"106.  Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), 107.  Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. 108. Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya". QS. Hud: 106-108


2.        Firman Allah I:

"36. Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi Ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. 37. Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal". QS. Al-Maidah: 36-37
3.        Dari Ibnu Umar t berkata, 'Rasulullah r bersabda:

إِذَا صَارَ أَهْلُ الْجَنَّةِ إِلَى الْجَنَّةِ وَأَهْلُ النَّارِ إِلَى النَّارِ جِيْءَ بِاْلمَوْتِ حَتَّى يُجْعَلَ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُذْبَحَ ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لاَ مَوْتَ وَياَ أَهْلَ النَّارِ لاَ مَوْتَ. فَيَزْدَادُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَرَحًا إِلَى فَرَحِهِمْ وَيَزْدَادُ أَهْلُ النَّارِ حُزْنًا إِلَى حُزْنِهِمْ.

"Apabila penghuni surga sudah berada di surga dan penghuni neraka sudah berada di neraka, didatangkanlah kematian sehingga dijadikan di antara surga dan neraka, kemudian disembelih. Lalu terdengarlah suara seruan: "Hai penghuni surga, tidak ada lagi kematian! wahai penghuni neraka tidak ada lagi kematian" Maka bertambahlah kesenangan para penghuni surga atas kesenangan yang telah mereka rasakan dan bertambah kesedihan para penghuni neraka di atas kesedihan yang telah mereka rasakan ."Muttafaqun 'alaih.[207]



·         Pemisah antara surga dan neraka:

Dari Abu Hurairah t sesungguhnya Rasulullah r bersabda:

حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتِ الْجَنَّةُ بِاْلمَكَارِهِ

"Neraka kelilingi oleh segala kenikmatan (hawa nafsu) dan surga dikelilingi oleh segala yang dibenci."[208]



·         Dekatnya jarak antara surga dan neraka:

Dari Abdullah bin Mas'ud t berkata: Nabi r bersabda:
الجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذلِكَ.

"Surga itu lebih dekat kepada seseorang dari kamu dari tali sendalnya, dan nerakapun seperti itu juga."[209]



·         Perdebatan antara surga dan neraka serta keputusan Allah I antara keduanya:
"Dari Abu Hurairah t dari Nabi r bahwa beliau bersabda:

تَحَاجَّتِ النَّارُ وَاْلجَنَّةُ فَقَالَتِ النَّارُ: أُوْثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِيْنَ وَالْمُتَجَبِّرِيْنَ. وَقاَلَتِ الْجَنَّةُ: فَمَالِي لاَ يَدْخُلُنِي إِلاَّ ضُعَفَاءُ النَّاسُ وَسَقَطُهُمْ وَعَجْزُهُمْ. فَقَالَ اللهُ لِلْجَنَّةِ: أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِك مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي. وَقَالَ لِلنَّارِ: أَنْت عَذَابِي أُعَذِّبُ بِك مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمْ مِلْؤُهَا...

"Surga dan neraka saling berdebat. Neraka berkata: "Aku diutamakan untuk orang-orang yang sombong dan orang-orang besar diri. Dan surga berkata: 'Tidak ada yang memasukiku kecuali manusia-manusia yang lemah, rendah dan lemah. Allah I berfirman kepada surga: "Engkau adalah rahmat-Ku. Aku memberi rahmat denganmu kepada hamba-hamba-Ku yang Kukehendaki. Dan Allah I berfirman kepada neraka: "Engkau adalah siksaan-Ku. Aku menyiksa denganmu hamba-hamba-Ku yang Kukehendaki. Dan untuk setiap kalian akan mendapat penghuninya masing-masing…"[210]



·         Berlindung dari neraka dan berdo’a meminta surga:

1.        Firman Allah I:

"131. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. 132.  Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat". QS. Ali Imrah: 131-132
2.     Dari 'Adi bin Hatim t sesungguhnya Nabi r menyebutkan tentang neraka, lalu beliau mengisyaratkan dengan wajahnya dan berlindung darinya. kemudian memalingkan wajahnya lalu berlindung darinya. kemudian beliau bersabda:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لمَ ْيَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

"Jagalah dirimu dari neraka sekalipun hanya dengan sebelah kurma, dan barangsiapa yang tidak mendapatkannya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik."[211]

3.        Dari Abu Hurairah t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. قَالُوْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ  وَمَنْ أبَى. قَالَ: َمنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

"Setiap umatku pasti masuk surga, kecuali orang yang enggan. Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan itu?' Beliau menjawab: "Barangsiapa yang taat kepadaku niscaya ia akan masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku, berarti ia berbuat durhaka".[212]

 Ya Allah, sesungguhnya kami memohon surga kepada Engkau dan apa yang mendekatkan kepada keduanya baik perkataan atau ucapan. Dan kami berlindung kepada-Mu dari api neraka dan apa-apa yang mendekatkan kepadanya baik perkataan dan perbuatan.

Percaya kepada Qadar Allah

·         Qadar: yaitu ilmu Allah I terhadap segala sesuatu, dan tentang apa saja yang dikehendakiNya ada atau dikehendaki terjadi dari setiap makhluk, alam semesta, segala sesuatu, dan Allah I mentaqdirkan hal itu, serta menulisnya di Lauhul Mahfudz. Al-Qadar adalah rahasia Allah I terpadap makhluk-Nya, yang tidak diketahui oleh malaikat yang dekat dan tidak pula nabi yang diutus.

·         Iman kepada qadar:

Yaitu meyakini dengan keyakinan yang pasti bahwa segala kebaikan, keburukan segala sesuatu yang terjadi, adalah dengan qadha dan qadar Allah I, sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". QS. Al-Qamar: 49
·         Beriman kepada qadar mencakup Empat perkara:

1.     Pertama: percaya bahwa Allah I mengetahui segala sesuatu secara umum dan terperinci. Baik yang berhubungan dengan perbuatan-Nya, seperti menciptakan, mengatur, menghidupkan, mematikan, dan semisal dengan yang demikian itu. Atau mengetahui perkara yang berhubungan dengan perbuatan makhluk, seperti semua ucapan, perbuatan dan keadaan manusia dan keadaan seluruh hewan, tumbuhan dan benda-benda padat serta segala sesuatu.  Allah I mengetahuinya, seperti firman Allah I:

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu".(QS. Ath-Thalaq: 12
2.     Kedua: percaya bahwa Allah I telah menulis taqdir (ketentuan) segala sesuatu di Lauhul Mahfuzh, yaitu ketentuan segala makhluk, keadaan, rizqi. Allah I menulis jumlahnya, tata caranya, waktunya dan tempatnya. Maka ketentuan itu tidak berubah dan tidak berganti. Tidak bertambah dan tidak berkurang, kecuali dengan perintah-Nya.

a.   Firman Allah I:
"Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah". QS. Al-Hajj: 70
b.     Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Amr t berkata: aku mendengar Rasulullah r bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضِ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ. قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ.

"Allah I telah menetapkan ketentuan-ketentuan makhluk limapuluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi." Rasulullah bersabda: Dan arsy-Nya berada di atas air."

3.     Ketiga: Percaya bahwa semua makhluk tidak ada kecuali dengan kehendak dan keinginan Allah I. Maka semua itu terjadi dengan kehendak Allah I, apapun yang dikehendaki oleh Allah I pasti terjadi, dan yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah terjadi., baik  yang berhubungan dengan perbuatan-Nya I, seperti menciptakan, mengatur, menghidupkan, mematikan dan semisal yang demikian itu, atau  yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan makhluk berupa tingakh lakunnya, ucapan, dan keadaannya.

a.     Firman Allah I:
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. QS. Al-Qashash: 68

b. Firman Allah I:
"..dan memperbuat apa yang dia kehendaki".(QS. Ibrahim: 27

c.      Firman Allah I:
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan". QS. Al-An'aam: 112



d.     Firman Allah I:

"28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. 29.  Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam". QS. At-Takwiir: 28-29
4.        Keempat: percaya bahwa Allah I menciptakan segala sesuatu, menciptakan semua alam dengan zat, sifat, dan geraknya. Tidak ada pencipta dan Rabb selain-Nya.

a.           Firman Allah I:
"Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu". QS. Az-Zumar: 62
b.           Firman Allah I:
"Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". QS. Al-Qamar: 49
c.            Firman Allah I:
"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". QS. Ash-Shaaffat: 96


·         Berhujjah (beralasan) dengan qadar

·         Apa yang telah ditentukan oleh Allah I bagi manusia terbagi menjdi dua:

Pertama: Sesuatu yang ditaqdirkan dan ditentukan oleh Allah I berupa perbuatan dan keadaan yang keluar dari kehendak manusia: baik seperti tinggi dan pendeknya seseorang, baik dan buruknya (dalam penampilan lahiriyahnya), hidup dan matinya, atau apa saja yang terjadi atas dirinya di luar kehendaknya, seperti terjadinya musibah, penyakit, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan musibah-musibah lainnya yang terkadang sebagai hukuman terhadap hamba, dan terkadang sebagai cobaan baginya, dan terkadang pula untuk mengangkat derajatnya.

Perbuatan-perbuatan ini atau yang terjadi atas dirinya tanpa kehendaknya, maka seseorang tidak akan ditanya dan dihisab atasnya. Ia harus beriman kepadanya bahwa semua itu terjadi dengan ketentuan dan taqdir Allah I. Ia harus sabar, ridha, dan berserah diri. Tidak ada satu peristiwa apapun yang terjadi di alam semesta melainkan ada hikmah yang telah ditentukan oleh Yang Maha Mengetahui padanya.

a.     Firman Allah I:
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. QS. Al-Hadid: 22.
b.     Dari Ibnu Abbas t, ia berkata, 'Aku berada di belakang Rasulullah r pada suatu hari, maka beliau r bersabda:

يَا غُلاَمُ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احَفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ. احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ. إِذَا سَأَلْتَ فاَسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. وَاْعلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ. وَلَوْ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ. رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ.

"Wahai gulam, sesungguhnya aku mengajarkanmu beberapa kalimah: jagalah Allah I niscaya Allah I menjagamu. Jagalah Allah I niscaya engkau mendapatkan-Nya di hadapanmu. Apabila engkau meminta maka memintalah kepada Allah I, dan apabila engkau memohon pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah I. Ketahuilah, sesungguhnya jika seluruh umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak bisa memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah I untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk membahayakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak bisa membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah I bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering. HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.[213]

c.      Dari Abu Hurairah t berkata: Rasulullah r bersabda:

قاَلَ اللهُ تعالى: يُؤْذِيْنِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ, بِيَدِي اْلأَمْرُ, أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ.

"Allah I berfirman: Manusia menyakiti-Ku, ia mencela masa, padahal Akulah masa itu. Ditangan-Ku semua perkara, Aku membalikkan malam dan siang." Muttafaqun 'alaih.[214]

2.     Kedua: Sesuatu yang ditentukan dan taqdirkan oleh Allah I berupa segala perbuatan yang mampu dan bisa dilakukan oleh manusia, dengan bekal yang telah diberikan oleh Allah I berupa akal, kemampuan dan kebebasan memilih, seperti memilih antara iman dan kafir, antara taat dan maksiat, juaga memilih antara perbuatan baik dan perbuatan buruk.

Maka hal ini dan semisalnya manusia dihisab atasnya, dan dengan hisab itulah diadakannya pahala dan hukuman, karena Allah I telah mengutus para rasul, menurunkan kitab-kitab untuk menjelaskan kebenaran dari kebatilan, mendorong kepada iman dan ketaatan dan memperingatkan dari perbuatan kafir dan maksiat. Allah I telah membekali manusia dengan akal dan memberikannya kemampuan untuk memilih dengannya. Maka ia sebenarnya menempuh jalan yang dikehendaki menurut pilihannya. Namun, pilihan apapun yang diambilnya, ia termasuk dalam kehendak dan taqdir Allah I, karena tidak ada sesuatu yang terjadi di dalam kerajaan Allah I tanpa pengetahuan dan kehendak Allah I.

a.           Firman Allah I:
Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir. QS. Al-Kahfi: 29
b.           Firman Allah I:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya". QS. Fushshilat: 46
c.            Firman Allah I:
"Barangsiapa yang kafir Maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh Maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). QS. Ar-Ruum: 44
d.     Firman Allah I:
"27.  Al Qur'aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta Alam, 28.  (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. 29.  Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. QS. At-Takwiir: 27-29)



·           Kapan boleh berhujjah dengan qadar:

1.   Manusia boleh berhujjah dengan qadar pada musibah (yang menimpanya), seperti yang dijelaskan pada bagian pertama. Apabila seseorang sakit, atau meninggal dunia, atau mendapat musibah di luar kehendaknya, maka ia boleh berhujjah dengan taqdir Allah I, Hendaklah dia mengucapkan: َقَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

"Allah I telah menentukannya  dan apa yang dikehendakiNya mesti terjadi". Maka dia harus bersabar dan ridha jika ia mampu, demi untuk mendapatkan pahala. Seperti firman Allah I:
"155... Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156.  (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101]. 157.  Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. Al-Baqarah: 155-157
2.   Manusia tidak boleh beralasan dengan taqdir atas kemaksiatan yang dilakukannya, sebab mengakibatkan seseorang meninggalkan kewajiban, atau melakukan apa yang diharamkan, karena Allah I menyuruh berbuat taat dan meninggalkan maksiat, menyuruh bekerja dan melarang berpegang kepada taqdir. Jika taqdir boleh menjadi hujjah bagi seseorang, tentu Allah I tidak menyiksa orang-orang yang mendustakan para rasul, seperti kaum nabi Nuh u, kaum 'Aad, kaum Tsamud, dan semisal mereka, dan tentu Allah I tidak memerintahkan untuk menegakkan hukum kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran.

Dan barangsiapa yang menganggap taqdir sebagai hujjah bagi pelaku maksiat, maka hal itu  berarti akan menghapuskan kebolehan mencela dan menghukum manusia (yang berbuat buruk). Sehingga seseorang tidak boleh mencela dan menghukum orang yang melakukan aniaya terhadap dirinya, dan tidak pula boleh membedakan di antara orang yang melakukan perbuatan baik atau perbuatan jahat. Dan ini jelas merupakan pendapat yang batil.

·         Sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Allah I bagi para hamba, berupa kebaikan atau keburukan, tergantung pada sebab-sebabnya. Suatu kebaikan memiliki sebab-sebabnya yaitu keimanan dan ketaatan, dan bagi keburukan ada sebab-sebabnya, yaitu kufur dan maksiat. Dan manusia beramal menurut kehendak yang telah ditentukan Allah I baginya, dan berhak memilih apa yang telah diberikan Allah I untuknya. Dan seorang hamba tidak bisa mencapai ketentuan Allah I yang telah ditaqdirkan baginya, baik berupa keberuntungan atau kecelakaan, kecuali setelah menjalani sebab-sebab yang telah dilakukannya dengan ikhtiar yang telah diberikan Allah I kepadanya. Oleh karenanya, untuk memasuki surga ada sebab-sebabnya dan untuk memasuki neraka ada sebab-sebabnya.

1.        Firman Allah I:
"Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun." demikian pulalah orang-orang sebelum mereka Telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada kami?" kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta". QS. Al-An'aam:148
2. Firman Allah I:
"Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat". QS. Ali 'Imraan: 132
    Dari Ali bin Abi Thalib t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda:

"Tidak ada satu jiwapun darimu kecuali telah diketahui tempatnya, surga atau neraka.' Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, kenapa kita mesti beramal?". Tidakkah kita berserah diri tanpa beramal?. Beliau menjawab: 'Tidak, beramallah, sebab setiap orang dimudahkan untuk sesuatu yang ia diciptakan untuknya. Kemudian Rasulullah r membaca:
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, 6.  Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), 7.  Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. 8.  Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, 9.  Serta mendustakan pahala terbaik, 10.  Maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar". QS. Al-Lail: 5-10


·         Disyari'atkan menolak taqdir dengan taqdir:

1.     Menolak taqdir yang sungguh tersimpul sebab-sebabnya dan belum terjadi dengan sebab-sebab lain dari taqdir yang berlawanan, seperti menolak musuh dengan memeranginya, menolak panas dan dingin serta semisal yang demikian itu.

2.     Menolak taqdir yang telah terjadi dengan sesuatu yang ditaqdirkan bisa mengangkat dan menghilangkannya, seperti menolak taqdir sakit dengan taqdir berobat, menolak taqdir dosa dengan taqdir bertaubat, menolak taqdir berbuat jahat dengan taqdir berbuat baik dan seterusnya.

3.     Perbuatan baik dan buruk yang muncul dari hamba tidak menafikan penyandarannya kepada Allah I dalam menciptakan dan mengadakan. Allah I menciptakan segala sesuatu, yaitu menciptakan manusia dan perbuatannya. Namun, adanya kehendak Allah I (pada sesuatu) bukan sebagai bukti atas keridhaan-Nya.

Kekafiran, perbuatan maksiat, dan kerusakan terjadi dengan kehendak Allah I, akan tetapi Allah I tidak menyukainya, tidak meridhainya, dan tidak pula memerintahkannya. Bahkan, Dia membenci dan melarangnya. Keadaan bahwa sesuatu hal dibenci dan tidak diredhai tidak mengeluarkannya dari kehendak Allah I yang meliputi penciptaan semua makhluk. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah I mengadung hikmah sesuai dengan apa yang diatur-Nya pada kerajaan dan ciptaan-Nya I.



·      Manusia yang paling sempurna dan paling utama adalah manusia yang mencintai apa-apa yang dicintai oleh Allah I dan Rasul-Nya r, membenci apa saja yang dibenci Allah I dan Rasul-Nya I. Mereka tidak mempunyai rasa cinta dan benci kepada selainnya.      Mereka menyuruh kepada apa yang diperintahkan oleh Allah I dan Rasul-Nya dan tidak memerintahkan kepada selain itu, begitulah seterusnya. Setiap saat, hamba selalu membutuhkan perintah Allah I yang mesti dijunjungnya dan larangan yang dijauhinya, serta taqdir yang diridhainya.



·         Ridha terhadap taqdir terbagi menjadi tiga:

1.        Ridha dalam  melaksanakan ketaatan. Hal ini diperintahkan.

2.     Ridha dengan musibah yang menimpa. Perkara dianjurkan.

3.     Kekafiran, kefasikan dan maksiat. Hal ini tidak diperintahkan untuk meridhainya. Bahkan diperintahkan membencinya, karena sesungguhnya Allah I tidak menyukai dan tidak meridhainya.  Sekalipun Allah I telah menciptakannya dan tidak menyukainya, namun sesungguhnya hal itu membawa kepada sesuatu yang Dia cintai, sebagaimana Dia telah menciptakan syetan. Maka kita redha dengan  apa yang telah diciptakan oleh Allah I. Adapun terhadap perbuatan yang tercela dan orang yang melakukannya, maka kita tidak ridha dan tidak menyukainya.

Oleh karenanya, suatu perkara, disukai dari satu sisi dan dibenci dari sisi yang lain, seperti obat yang tidak disukai, dia zat yang dibenci, akan tetapi membawa kepada hal yang disukai. Dan jalan kepada Allah I adalah dengan membuat Allah redha (kepada kita), dengan melaksanakan apa yang disukai dan diridhai, bukan ridha dengan segala yang terjadi dan terwujud. Kita tidak diperintahkan untuk meridhai setiap apa yang ditentukan dan ditaqdirkanNya. Akan tetapi kita diperintahkan untuk meridhai apa-apa yang diperintahkan oleh Allah I dan rasul-Nya untuk meridhainya.



·         Ketentuan Allah I yang baik dan buruk mempunyai dua sisi:

1.     Salah satunya: Hubungan dan penisbatannya kepada Allah. Dari sisi ini seorang hamba mesti ridha dengannya, sebab semua qadha Allah I adalah baik, adil, dan bijaksana.

2.     Kedua: Hubungan dan penisbatannya kepada hamba. Dalam hal ini, ada yang diridhai, seperti keimanan dan ketaatan, dan di antaranya ada yang tidak diridhai seperti kekafiran dan kemaksiatan. Demikian pula Allah I tidak meridhai, tidak menyukai, dan tidak pula memerintahkannya.

a.        Firman Allah I:
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). QS. Al-Qashash: 68
b.        Firman Allah I:

"Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu. QS. Al-Zumar: 7
c.         Firman Allah I:
"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". QS. Ash-Shaaffat: 96


·         Perbuatan hamba adalah makhluk:

Allah I menciptakan hamba dan menciptakan segala perbuatannya, Dia mengetahui hal itu, serta menulisnya sebelum terjadinya. Maka apabila hamba melakukan kebaikan atau keburukan, maka terbukalah bagi kita apa yang telah diketahui oleh Allah I, apa yang telah diciptakan dan ditulis-Nya. Pengetahuan Allah I terhadapperbuatan hamba adalah pengetahuan yang bersiafat menyeluruh. Ilmu Allah I meliputi segala sesuatu, tidak ada yang terlupakan dari-Nya seberat biji sawi di bumi dan tidak pula di langit.

1.        Firman Allah I:
"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". QS. Ash-Shaaffat: 96
2.        Firman Allah I:
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)".  QS. Al-An'aam: 59
3.        Firman Allah I:
"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). QS. Yunus: 61
4.     Dari Abdullah bin Mas'ud t, ia berkata, 'Rasulullah r menceritakan kepada kami, dan beliau adalah yang benar dan dibenarkan;

إَنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا, ثُمَّ يَكُوْنُ فِى ذلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذلِكَ, ثُمَّ يَكُوْنُ فِى ذلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذلِكَ. ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤمَرُ بِأَرْبَعُ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيْدٌ.   فَواَلَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا. وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ  حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا.

 "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal darah seperti itu. Kemudian menjadi segumpal daging seperti itu. Kemudian diutus kepadanya malaikat, lalu meniupkan padanya ruh dan dia disuruh dengan empat kalimat: menulis rizqinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau beruntung. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada di antaranya dan di antara surga kecuali satu hasta, namun catatan taqdir mendahuluinya lalu ia berbuat dengan perbuatan penghuni neraka, sehingga ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian berbuat dengan perbuatan penghuni neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan neraka kecuali satu hasta, namun catatan taqdir mendahuluinya lalu dia beramal dengan amalan penghuni surga, sehingga dia memasukinya." Muttafaqun 'alaih.[215]



·         Adil dan Ihsan:

Perbuatan Allah I beredar antara adil dan ihsan. Mustahil Allah I berbuat zalim kepada seseorang. Bisa jadi Allah I memperlakukan hamba-Nya dengan adil, dan bisa jadi Dia memperlakukan mereka dengan ihsan. Terhadap orang yang jahat, Dia perlakukan dengan keadilanNya, sebagaimana dalam firman-Nya:
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa". QS. Asy-Syura: 40

Sementara itu, Dia I memperlakukan orang yang baik dengan karunia dan sifat ihsan, sebagaimana firman Allah I:
"Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya". QS. Al-An'aam: 160


·         Perintah-perintah syar'iah dan kauniah:

Allah I mempunyai dua macam perintah: Perintah yang bersifat kauniyah dan perintah yang bersifat syari'iyah.

·         Perintah-perintah kauniayh terbagi menjadi tiga:

1.        Perintah untuk menciptakan dan mengadakan. Perintah ini berasal dari Allah I kepada semua makhluk, sebagaimana firman Allah I:
"Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu. QS. Az-Zumar: 62
2.        Perintah untuk tetap. Perintah ini berasal dari Allah I kepada semua makhluk untuk berada dalam kondisi tetap.

Firman Allah I:
"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. QS. Fathir: 41
Firman Allah I:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). QS. Ar-Ruum: 25
3.     Perkara manfaat dan mudharat, gerak dan diam, hidup dan mati, …dst, adalah perintah berasal  dari Allah I kepada semua makhluk.

a.           Firman Allah I:
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". QS. Al-A'raaf: 188
b.     Firman Allah I:

"Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka Telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, Pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur". QS. Yunus: 22
c.      Firman Allah I:
"Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia. QS. Ghafir: 68
Adapun perintah-perintah syari'iyah Ilahiyah, hanya berasal dari Allah I yang ditujukan kepada bangsa jin dan manusia, itulah (tuntunan) agama . Yaitu meliputi iman, ibadah, mu'amalah, pergaulan, dan akhlak. Setingkat tingginya keyakinan terhadap perintah-perintah Allah I yang bersifat kauniyah, setingkat itu pula akan tertanam sisi hamba rasa rindu, senang, dan nikmat dalam melaksanakan perintah-perintah Allah I yang bersifat syar'i. Orang paling beruntung dengan hal itu adalah orang yang paling besar ma'rifahnya kepada Rabb mereka. Mereka adalah para nabi, kemudian orang yang berjalan di atas petunjuk mereka. Dan dengan menjunjung perintah-perintah Allah I yang bersifat syar'i, semoga Allah I membukakan kepada kita berkah langit dan bumi di dunia dan memasukkan kita ke dalam surga di akhirat.



·         Perintah-perintah Allah I terbagi dua:

·         Perintah-perintah syar'iah yang kadang terjadi, dan terkadang manusia menyalahinya dengan izin Allah I, di antaranya:
"Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". QS. Al-Isra`: 23.


·         Perintah-perintah kauniyah yang harus terjadi dan manusia tidak mungkin menghindarinya, dan ia terbagi dua:

Perintah Rabbani yang bersifat langsung yang harus terjadi, seperti firman Allah I:
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia." QS. Yasiin: 82
·         Perintah-perintah Rabbani yang bersifat kauniyah, adalah sunnah kauniyah berupa hubungan sebab dan akibat yang saling mempengaruhi satu sama lain, dan bagi setiap sebab yang bersifat kauni akan menimulkan akibat. Dan termasuk sunnah kauniyah adalah:

Firman Allah I:
"(Siksaan) yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang Telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri". QS. Al-Anfaal: 53
Firman Allah I:
Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. Al-Israa`: 16)

Iblis dan para pengikutnya berusaha menundukkan sunnah kauniyah ini agar menjadi sebab bagi kebinasaan sebagian manusia. Dan Allah I mensyari'atkan bagi kita untuk berdo'a dan beristigfar agar selamat dari kebinasaan tersebut. Dan tidak ada yang bisa menolak qadha kecuali do'a. Do'a adalah kembali kepada Allah I yang telah menciptakan sunnah kauniyah. Maka Dialah Allah I Yang Maha Kuasa menggagalkan suatu reaksi atau merubah sebuah akibat di saat yang dikehendakiNya dan bagaimana Dia menghendakinya, sebagaimana Dia menggagalkan reaksi panas api terhadap nabi Ibrahim u:
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", QS. Al-Anbiyaa`: 69



·         Jenis-jenis kebaikan dan keburukan

Kebaikan yang penyebabnya adalah keimanan dan amal shalih, yaitu ketaatan kepada Allah I dan Rasul-Nya I.

Kebaikan yang penyebabnya adalah nikmat Ilahi kepada manusia, yaitu apa-apa yang telah diberikan oleh Allah I berupa harta, kesehatan, pertolongan, kemuliaan, dan semisal dengannya.



·         Dan keburukan terbagi dua:

Keburukan yang penyebabnya adalah kesyirikan dan kemaksiatan, yaitu apa yang muncul dari manusia dari perbuatan syirik dan maksiat.

Keburukan yang penyebabnya adalah cobaan atau siksaan Ilahi, seperti penyakit tubuh, hilangnya harta, kekalahan, dan semisal dengannya.

·         Maka kebaikan dalam arti taat, tidak disandarkan kecuali hanya kepada Allah I. Maka Dia I yang menyari'atkannya bagi hamba, mengajarkannya kepadanya, memerintahkan melaksanakannya dan menolongnya atasnya.

·         Keburukan dalam arti maksiat kepada Allah I dan Rasul-Nya r, apabila hamba melakukan dengan kehendak dan pilihannya mengutamakan maksiat atas taat. Maka keburukan ini disandarkan kepada hamba sebagai pelakunya dan tidak disandarkan kepada Allah I, karena Allah I tidak mensyari'atkannya, tidak memerintahkannya. Bahkan Dia mengharamkannya dan memberikan ancaman atasnya. Sebagaimana firman Allah I:
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi. QS. An-Nisaa`: 79
·         Adapun kebaikan dalam pengertian nikmat seperti harta, anak, sehat, pertolongan dan kemuliaan, dan kebaikan dalam arti siksaan dan cobaan seperti berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan, kekalahan dan semisalnya, maka kebaikan dan keburukan dengan pengertian ini berasal dari Allah I, karena Allah I menguji hamba-Nya sebagai cobaan dan siksaan serta meninggikan sebagai pendidikan bagi hamba-hamba-Nya, seperti firman Allah I:
"Dan jika mereka memperoleh kebaikan mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraansedikitpun?". QS. An-Nisaa`: 78
·         Menolak akibat keburukan:

Apabila seorang mukmin melakukan kesalahan, maka hukumannya tertolak darinya dengan yang berikut ini:

Bisa jadi ia bertaubat, lalu Allah I menerima taubatnya, atau ia meminta ampun lalu Allah I mengampuninya, atau ia melakukan kebaikan yang menghapusnya, atau saudara-saudaranya yang beriman mendoakan dan memohon ampunan untuknya, atau menghadiahkan untuknya dari pahala amal perbuatan mereka yang Allah I memberikan manfaat dengannya, atau Allah I mengujinya di dunia dengan berbagai macam musibah yang menjadi penebus darinya, atau Allah I mengujinya di alam barzakh dengan teriakan lalu Dia I menebusnya dengannya, atau mengujinya di hari kiamat yang menjadi penebus darinya, atau nabi Muhammad r  memberi syafaat padanya, atau Allah I yang paling pengasih memberi rahmat kepadanya, dan Allah I Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.



·         Taat dan maksiat:

Taat melahirkan manfaat dan membuahkan akhlak yang baik, dan maksiat melahirkan kemudharatan dan membuahkan akhlak yang buruk. Maka matahari, bulan, tumbuhan, hewan, daratan dan lautan taat kepada Rabb-nya, maka keluarlah darinya manfaat yang banyak, tidak ada yang bisa menghitungnya selain Allah I. Dan para nabi tatkala taat kepada Allah I, keluarlah dari mereka kebaikan yang tidak bisa menghitungnya selain Allah I.

Dan iblis, tatkala durhaka kepada Rabb-nya, enggan, dan sombong, karena sebab itu keluarlah keburukan dan kerusakan di bumi yang tidak ada yang bisa menghitungnya selain Allah I.

Seperti inilah manusia, apabila taat kepada Rabb-nya, keluarlah darinya kebaikan dan manfaat untuknya dan orang lain, tidak ada yang bisa menghitungnya selain Allah I. Dan apabila ia durhaka kepada Rabb-nya, keluarlah darinya keburukan dan mudharat baginya dan bagi orang lain, tidak ada yang bisa menghitungnya selain Allah I.



·         Dampak taat dan maksiat:

Allah I menjadikan bagi taat dan kebaikan dampak-dampak yang nikmat, baik lagi dicintai. Kenikmatannya di atas kenikmatan maksiat berlipat ganda. Dan Dia I menjadikan bagi maksiat dan keburukan dampak-dampak dan rasa sakit yang tidak disukai, yang mewariskan kerugian dan penyesalan, dan menambah kenikmatan mengecapnya berlipat ganda. Tidak pernah terjadi  kondisi yang dibenci kecuali karena dosa dan yang dimaafkan Allah I jauh lebih banyak.

Dan dosa-dosa membahayakan hati seperti racun membahayakan badan. Dan Allah I menciptakan manusia di atas fitrah sebagai kebaikan yang sangat indah. Maka jika ia tercemar dengan segala dosa dan kesalahan niscaya diambil darinya kebaikan dan keindahannya. Dan apabila ia bertaubat kepada Allah I niscaya kembalilah kepadanya kebaikan dan keindahannya, dan mencapai kesempurnaannya di surga.



·         Petunjuk dan penyesatan:

Milik Allah I penciptaan dan perkara, Dia I melakukan apa yang Dia kehendaki dan memantapkan apa yang Dia I kehendaki, memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan menyesatkan orang yang dikehendakinya. Kerajaan adalah kerajaan-Nya dan ciptaan adalah ciptaan-Nya. Dia I tidak ditanya tentang apa yang Dia lakukan dan mereka akan ditanyakan. Dan termasuk rahmat Allah I bahwa Dia mengutus para rasul, menurunkan kitab-kitab, menjelaskan segala jalan, menyingkirkan berbagai 'illah, dan menekankan berbagai sebab petunjuk dan taat dengan pendengaran, penglihatan, dan akal, dan setelah hal itu:

1.     Maka barangsiapa yang mengutamakan hidayah, mendorong padanya, mencarinya, mengerjakan sebab-sebabnya, dan berusaha untuk memperolehnya, niscaya Allah I menuntunnya kepadanya, menolongnya untuk memperolehnya dan menyempurnakannya. Ini adalah rahmat dan karunia Allah I kepada hamba-hamba-Nya. Firman Allah I:
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. QS. Al-'Ankabuut: 69
2.     Dan barangsiapa yang mengutamakan kesesatan, mendorong padanya, mencarinya, dan mengerjakan sebab-sebab-Nya niscaya sempurnalah baginya, dan Allah I menguasakan kepadanya apa-apa yang dikuasainya, dan ia tidak mendapatkan dari Allah I yang memalingkan darinya. Dan ini adalah keadilan dari Allah I. Firman Allah I:
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang Telah dikuasainya itu[348] dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." QS. An-Nisaa`: 115
·         Buah beriman kepada qadar:

Beriman kepada qadha` dan qadar adalah sumber kesenangan, ketenangan, dan keberuntungan bagi setiap muslim. Maka denganya dia mengetahui bahwa segala sesuatu terjadi dengan qadar Allah I. Dia tidak merasa bangga dengan dirinya sendiri saat memperoleh keinginannya dan tidak gelisah saat tidak mendapatkan apa yang disukai atau terjadi (sesuatu) yang dibencinya, karena dia mengetahui bahwa semua itu terjadi dengan qadar Allah I, suatu hal yang pasti terjadi, tidak mustahil.

1.        Firman Allah I:
"22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 23.  (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri". QS. Al-Hadidid : 22-23


2.        Dari Shuhaib t berkata: Rasulullah r bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذلِكَ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ. إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.

"Sungguh mengagumkan perkara orang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan hal itu tidak pernah terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya. Dan jika ia mendapatkan kesusahan, ia bersabar, dan hal  itu lebih baik baginya." HR. Muslim.[216]

3.        Dari Sa'ad bin Abi Waqqash t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ حَمِدَ اللهَ وَشَكَرَ. وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيْبَةٌ حَمِدَ اللهَ وَصَبَرَ. فَالْمُؤْمِنُ يُؤْجَرُ فِى كُلِّ أَمْرِهِ, حَتَّى يُؤْجَرَ فِى اللُّقْمَةِ يَرْفَعُهَا إِلَى فِي امْرَأَتِهِ.

"Aku merasa kagum terahdap perkara orang mukmin, jika ia mendapatkan kebaikan, ia memuji Allah I dan bersyukur kepada-Nya. Dan jika dia mendapat musibah, dia memuji Allah I dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam semua perkaranya, bahkan diberi pahala pada suapan (makanan) yang diberikannya pada mulut istrinya." HR. Ahmad dan Abdurrazzaq.[217]



·         Setelah selesainya pembahasan ini dengan karunia Allah I, maka selesailah  pembahasan tentang enam rukun iman, yaitu beriman kepada Allah I, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk-Nya. Dan setiap rukun tersebut memberikan faedah  yang bermanfaat bagi seorang mukmin.



·         Buah-buah rukun iman:

1- Beriman kepada Allah I: membuahkan cinta kepada Allah I, mengagungkan-Nya, bersyukur kepada-Nya, menyembah-Nya, taat dan takut kepada-Nya, dan menjunjung perintah-perintah-Nya.

2- Beriman kepada malaikat: membuahkan cinta kepada mereka, merasa malu terhadap mereka, dan mengambil pelajaran dengan ketaatan mereka.

3-4- Beriman kepada kitab-kitab dan rasul-rasul: Membuahkan kekuatan iman kepada Allah I dan mencintai-Nya, mengenal syari'at-syari'at Allah I, apa-apa yang dicintai Allah I, dan apa-apa yang dibenci-Nya, mengenal negeri akhirat, dan mencintai rasul-rasul Allah I dan mentaati kepada mereka.

5- Beriman kepada hari akhir: membuahkan keinginan untuk melakukan taat dan kebaikan, dan berlari dari maksiat dan kemungkaran.

6- Beriman kepada qadar: membuahkan ketenangan jiwa dan ridha dengan apa yang ditaqdirkan Allah I.  Dan apabila hal itu terealisasikan dalam kehidupan seorang muslim, tentu ia berhak masuk surga, dan hal itu tidak sempurna kecuali dengan taat kepada Allah I dan rasul-Nya. Sebagaimana firman Allah I:
"Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar". QS. An-Nisaa: 13

Segala apa yang dilakukan, ditentukan, dan ditaqdirkan- oleh Allah I bagi makhluk-Nya mengandung mashlahat dan hikmah. Maka apa yang dilakukan-Nya berupa yang ma'ruf dan kebaikan menunjukkan atas rahmat-Nya. Dan apa yang dilakukan-Nya berupa siksaan dan hukuman menunjukkan murka-Nya.  Dan apa yang dilakukan-Nya berupa kelembutan dan kemuliaan menunjukkan cinta-Nya. Dan apa yang dilakukan-Nya berupa penghinaan menunjukkan kemurkaan dan kebenciaan-Nya. Dan apa yang dilakukan-Nya terhadap semua makhluk yang berwal dari sebuah kekurangan, kemudian berubah menjadi sempurna menunjukkan akan terjadinya hari kebangkitan.



11. I  h  s  a  n

    Ihsan adalah menyembah Allah I seakan-akan engkau melihat-Nya dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia I melihatmu.

1.        Firman Allah I:
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan". QS. An-Nahl: 128
2.        Firman Allah I:
"217.  Dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, 218.  Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), 219.  Dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. 220.  Sesungguhnya dia adalah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". QS. Asy-Syu'araa`: 217-220

3.        Firman Allah I:
61.  Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (QS. Yunus: 61)



·         Tingkatan-tingkatan agama Islam:

Agama Islam terdiri dari tiga tingkatan, sebagiannya di atas yang lain, yaitu: Islam, iman, dan ihsan, dan ihsan inilah tingkatan yang tertinggi, dan setiap tingkatan terdiri dari beberapa tingkatan. Dari Umar bin Khaththab t berkata: "Tatkala kami berada di sisi Rasulullah r, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, rambut sangat hitam, tidak ada bekas perjalanan jauh yang tanpak padanya, dan tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Sehingga ia duduk kepada Nabi r, lalu ia menyandarkan dua lututnya kepada kedua lututnya, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya, ia berkata: "Wahai Muhammad, beritakanlah kepadaku tentang Islam?". Rasulullah r bersabda: "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah I dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan berhaji ke baitullah jika engkau mampu berjalan kepadanya". Ia berkata: "Engkau benar". "Umar t berkata: "Kami heran karenanya, di mana dia bertanya lalu dia sendiri yang membenarkannya. Ia bertanya kembali: "Beritahukanlah kepadaku tentang iman?".  Rasulullah r menjawab: Iman adalah engkau beriman kepada Allah I, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik dan buruk. Lelaki itu berkata: 'Engkau benar". Lalu Ia bertanya kembali: "Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan?". Beliau bersabda:  Bahwa engkau menyembah Allah I seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak bisa (seolah-olah) melihatnya, maka sesungguhnya Dia I melihatmu". Ia bertanya kembali: "Beritakanlah kepadaku tentang hari kiamat?". Beliau r menjawab: "Tidaklah orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari pada yang bertanya". Ia bertanya: "Beritahukanlah kepadaku tentang tanda-tanda-Nya?". Beliau menjawab: Seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak bersendal, tidak berpakaian, fakir, pengembala kambing berlomba-lomba dalam bangunan". Kemudian laki-laki itu pergi, lalu aku berdiam beberapa saat, kemudian beliau bersabda kepadaku: 'Wahai Umar, apakah engkau tahu siapakah yang bertanya itu?' Aku menjawab, 'Allah I dan Rasul-Nya r lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya ia adalah Jibril u, dia datang kepadamu mengajarkan agamamu.' HR. Muslim.[218]



·         Ihsan terdiri dari dua tingkatan:

Tingkatan pertama: bahwa manusia menyembah Rabb-nya seolah-olah dia melihat-Nya dalam  melaksanakan ibadah yang bersifat permohonan (ibadah thalab), rasa rindu, mengharap dan cinta. Dia meminta kepada Zat yang dicintanya, Allah I, dia menuju dan menyembah-Nya seolah-olah melihat-Nya. Ini adalah tingkatan yang tertinggi dari dua tingakatan ihsan, yaitu engkau menyembah Allah I seolah-olah melihat-Nya".

Tingkatan kedua: Apabila  saat dirimu  menyembah Allah I tidak bisa bersikap seakan-akan melihat-Nya dan meminta-Nya, maka sembahlah Dia seakan-akan Dia melihatmu, sebagai penyembahan orang yang takut dari-Nya, berlari dari siksa dan hukuman-Nya, merendahkan diri bagi-Nya " maka jika engkau tidak bisa (seolah-olah) melihatNya, maka sesungguhnya Dia I melihatmu".

·         Menyembah kepada Allah I didasarkan dua perkara: Ketinggian cinta kepada Allah I, dan pengagungan yang tinggi dan sikap merendahkan diri yang dalam kepada-Nya. Maka rasa cinta melahirkan rindu dan menuju (hanya kepadaNya), sementara mengagungkan dan merendahkan diri kepada-Nya melahirkan sikap takut dan bergegas lari (menuju kepadaNya). Inilah ihsan dalam penyembahan kepada Allah I, dan Allah I menyukai orang-orang yang berbuat baik.

1.        Firman Allah I:
125. "Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus".

2.        Firman Allah I:
"Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan". QS.Luqman: 22

3.        Firman Allah I:
(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. QS. Al-Baqarah: 112



·         Perniagaan yang menguntungkan:

·         Di dalam al-Qur`an disebutkan dua jenis perniagaan: perniagaan orang-orang beriman … dan perniagaan orang-orang kafir:

Perniagaan orang-orang beriman adalah perniagaan yang menguntungkan dan mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan itulah agama, sebagaimana dalam firman Allah I:
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. QS. Ash-Shaff: 10-11

Dan perniagaan orang-orang munafik adalah merugi, membawa kepada kecelakaan di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah I tentang orang-orang munafik:

14. "Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."

15.  Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. 16. Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk".



12.  K  i  t  a  b    I  l  m  u



·         Keutamaan berilmu:

1.        Firman Allah I:
" …Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". QS. Al-Mujadilah: 11

2.     Dari Abu Umamah al-Bahili t berkata, diceritakan kepada Rasulullah r tentang dua orang laki-laki, salah satunya adalah ahli ibadah dan yang lain adalah seorang yang berilmu, lalu Rasulullah r bersabda:

فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كََفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ

"Keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas yang terendah darimu".

Kemudian Rasulullah r bersabda:

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَمَوَاتِ وَاْلأَرَضِيْنَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى حُجْرِهَا وَحَتَّى الْحُوْتَ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

"Sesungguhnya Allah I, malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lobangnya sampai ikanpun berdo'a bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." HR. at-Tirmidzi.[219]

·         Keutamaan menuntut ilmu dan menuntutnya sebelum mengajarkan dan beramal denganya:

Firman Allah I:
19.  "Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal". QS. Muhammad: 19

Firman Allah I:
114 "Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." QS. Thaaha: 114

Dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

... وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Dan barangsiapa yang menjalani satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah I memudahkan baginya jalan menuju surga." HR. Muslim.[220]



·         Keutaman orang yang menyeru kepada petunjuk:

Dari Abu Hurairah t, sesungguhnya Rasulullah r bersabda:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْل ُأُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ, لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا, وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا.

"Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, niscaya ia mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, dan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. dan barangsiapa yang mengajaka kepada kesesatan, niscaya ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak mengurangi sedikitpun dari dosa mereka.' HR. Muslim.

·         Kewajiban menyampaikan ilmu:

1.        Firman Allah I:
"(Al Quran) Ini adalah penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". QS.Ibrahim: 52

2.        Dari Abu Bakrah t, di saat haji waja`, sesungguhnya Nabi r bersabda:

... لِيُبَلِّغَ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ, فَإِنَّ الشَّاهِدَ عَسَى أَنْ يُبَلِّّغَ مَنْ هُوَ أَوْعَى لَهُ مِنْهُ

"Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, karena sesungguhnya orang yang hadir barangkali menyampaikan kepada orang yang lebih paham darinya." Muttafaqun 'alaih.[221]

3.        Dari Abdullah bin 'Amr t, sesungguhnya Nabi r bersabda, '

بَلِّغُوْا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

"Sampaikanlah dariku, seklipun hanya satu ayat…". HR. al-Bukhari.[222]

·         Hukuman bagi yang menyembunyikan ilmu:

Firman Allah I:
"159.  Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, 160.  Kecuali mereka yang Telah Taubat dan mengadakan perbaikan[105] dan menerangkan (kebenaran), Maka terhadap mereka Itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha menerima Taubat lagi Maha Penyayang." QS. Al-Baqarah: 159-160)

Dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أَلْجَمَهُ اللهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

"Barangsiapa yang ditanya tentang ilmu, lalu ia menyembunyikannya, niscaya Allah I mengekangnya dengan tali kekang dari neraka di hari kiamat." HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi.[223]

·         Hukuman orang yang menuntut ilmu bukan karena Allah I:

1.        Dari Abu Hurairah t berkata: Rasulullah r bersabda:

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهَ اللهِ عَزَّ وَجَلّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang diharuskan ikhlas karena Allah I, dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan harta benda dunia, niscaya ia tidak mendapatkan aroma surga di hari kiamat." HR. Abu Daud dan Ibnu Majah.[224]

2.        Dari Ka'ab bin Malik t berkata: Aku mendengar Rasulullah r bersabda:

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوْهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللهُ النَّارُ

"Barangsiapa yang menuntut ilmu bertujuan untuk mengalahkan para ulama atau untuk membantah orang-orang bodoh, atau untuk memalingkan pandangan manusia kepadanya, niscaya Allah I memasukkannya ke dalam neraka." HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.[225]

·         Hukuman berdusta terhadap Allah I dan Rasul-Nya r:

1.        Firman Allah I:
144. "Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". QS. Al-An'aam: 144

2.        Firman Allah I:

 "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan Ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.  (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih". QS. An-Nahl: 116-117.

3.        Dari Abu Hurairah t,  ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

مَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِْدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

"Barangsiapa yang berbohong terhadapku secara sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempatnya di neraka." Muttafaqun 'alaih.[226]



·         Keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkannya:

1.        Firman I:
"Akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya". QS. Ali 'Imran: 79

2.     Dari Abu Musa t, dari Nabi r beliau bersabda: Perumpamaan ilmu dan petunjuk yang Allah I mengutusku dengannya yaitu seperti air melimpah yang tercurah ke bumi. Maka di antara bumi itu ada yang bersih, menerima air lalu menumbuhkan rerumputan yang banyak dengannya. Dan ada di antaranya ada yang gersang yang mampu menahan air, maka Allah I memberikan manfaat kepada manusia dengannya, lalu mereka meminum, menyirami tanaman dan bertani dengannya. Dan ada bagian air yang menimpa bagian lain dari bumi, dia adalah  permukaan yang lereng, yang tidak bisa menahan (menyimpan) air dan tidak bisa menumbuhkan rerumputan. Maka itulah perumpamaan orang yang mengerti tentang agama Allah I dan memberi manfaat kepadanya risalah yang Allah I mengutusku dengannya, lalu ia mengetahui dan mengajarkan. Dan perumpamaan orang yang tidak perduli terhadap hal itu dan tidak mau menerima petunjuk Allah I yang aku diutus dengannya." Muttafaqun 'alaih.[227]

3.        Dari Abdullah bin Mas'ud t berkata: Nabi r bersabda:

لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ, وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

"Tidak boleh dengki kecuali kepada pada dua orang: Seseorang yang diberikan oleh Allah I harta, lalu ia menyalurkannya di dalam kebenaran, dan seseorang yang diberikan oleh Allah I hikmah (ilmu), dan ia memutuskan hukum dengannya dan mengajarkannya." Muttafaqun 'alaih.[228]

·         Cara diangkat dan diambilnya ilmu:

1.        Dari Anas bin Malik t berkata: Maukah kalian aku ceritakan satu hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah r, yang tidak ada seorangpun yang menceritakannya kepadamu setelahku, yang pernah mendengarnya dari beliau:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ  وَيَفْشُوَ الزِّنَى وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَذْهَبَ الرِّجَالُ وَتَبْقَى النِّسَاءُ حَتَّى يَكُوْنَ لِخَمْسِيْنَ امْرَأَةً قَيِّمٌ وَاحِدٌ.

"Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat: diangkatnya ilmu, nampaknya kebodohan, tersebarnya perzinahan, diminumnya arak, berkurangnya para laki-laki, dan tersisalah para wanita, sehingga bagi lima puluh orang perempuan hanya ada seorang (laki-laki) sebagai penanggung jawab." Muttafaqun 'alaih.[229]

2.        Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash t berkata: Rasulullah r bersabda:

إَنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاء,ِحَتىّ إِذَا لمَ ْيَبْقَ عَالِمٌ اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوْا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوْا.

"Sesungguhnya Allah I tidak mengambil ilmu secara langsung yang diambilnya dari seorang hamba, akan tetapi Allah I mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga apabila tidak ada lagi orang yang berilmu, manusia memilih para pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya lalu memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan." Muttafaqun 'alaih.[230]



·         Keutamaan paham di dalam agama:

1.        Dari Humaid bin Abdurrahman t sesungguhnya ia mendengar Mu'awiyah t berkata: Rasulullah r bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَاللهُ الْمُعْطِي وَأَنَا الْقَاسِمُ وَلاَ تَزَالُ هذِهِ الأُمَّةُ ظَاهِرِيْنَ عَلَى مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى َيأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظَاهِرُوْنَ.

"Barangsiapa yang Allah I menghendaki kebaikan baginya, niscaya Dia memberinya kepahaman dalam agama, dan Allah I yang memberi dan akulah yang membagi. Dan senantiasa umat ini nampak (menang) terhadap orang yang menyalahi mereka sampai datang perkara Allah I dan mereka tetap nampak (menang)." Muttafaqun 'alaih.[231]

2.        Dari Utsman t dari Nabi r bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

"Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya." HR. al-Bukhari.[232]

·         Keutamaan majelis dzikir:

Di dunia ini ada dua taman surga, salah satunya tetap dan yang lain selalu berganti pada setiap waktu dan tempat.

1.        Dari Abu Hurairah t sesungguhnya Nabi r bersabda:

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِيْ رَوْضَةٌُ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ, وَمِنْبَرِيْ عَلَى حَوْضِي

"Tempat di antara rumahku dan minbarku adalah satu taman dari taman-taman surga, dan minbarku di atas telagaku." Muttafaqun 'alaih.[233]

2.        Dari Anas bin Malik t sesungguhnya Rasulullah r bersabda:

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا. قَالُوْا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ.

"Apabila kamu melewati taman-taman surga, maka bersenang-senanglah' Mereka bertanya, 'Apakah taman-taman surga itu? Beliau menjawab, 'Majelis-majelis dzikir.' HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.[234]

3.     Dari Abu Hurairah t dan Abu Sa'id al-Khudri t, sesungguhnya keduanya menyaksikan bahwa Rasulullah r bersabda:

لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزّ وجل إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ  وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السّكِيْنَةُ وَ ذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ

"Tidaklah suatu kaum duduk-duduk untuk mengingat Allah I, melainkan mereka dikelilingi para malaikat, diliputi rahmat, dan turunlah ketenangan kepada mereka, serta Allah I menyebutkan mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. HR. Muslim.[235]



·         Adab menuntut ilmu:

·         Ilmu adalah ibadah, dan ibadah mempunyai dua syarat: yaitu ikhlas kepada Allah I dan mengikuti Rasulullah r. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan ilmu terdiri dari beberapa bagian: yang tertinggi, yang paling mulia dan yang paling bersih adalah ilmu yang dibawa oleh para nabi dan rasul, berupa ilmu tentang Allah I, asma-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya, agama-Nya, dan syari'at-Nya.

Firman Allah I:
Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. QS. Muhammad: 19

·         Dan ilmu mempunyai beberapa adab, di antaranya yang berkaitan dengan pengajar (guru, ustadz), pelajar (santri), dan ini adalah sebagian darinya:



1-    Adab Seorang Pengajar

·           Tawadhu' dan rendah diri:

Firman Allah I kepada Nabi-Nya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”. QS. Asy-Syu'araa`: 215



·           Memiliki akhlak yang terpuji.

1.        Firman Allah I:

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. QS. Al-Qalam: 4

2.        Firman Allah I kepada Nabi-Nya r:
“Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. QS. Al-A'raaf:199

·           Hendaklah seorang pengajar memperhatikan keadaan seseorang saat memberikan nasehat dan ilmu agar mereka tidak merasa jemu, lalu  menjauh:

Dari Abdullah bin Mas'ud t berkata: “Rasulullah r memperhatikan keadaan kami pada hari-hari beliau memberi nasehat karena khawatir jika ada rasa jemu yang menyentuh kami.'Muttafaqun 'alaih.[236]

·           Meninggikan suara saat menyampaikan ilmu dan mengulanginya dua atau tiga kali, agar dapat  dipahami:

1.     Dari Abdullah bin 'Amar t berkata: “Rasulullah r tertinggal dalam sebuah  perjalanan kami lakukan, dan beliau menyusul kami, sementara waktu shalat telah masuk dan kami sedang berwudhu'. Maka kami mengusap kaki kami, lalu beliau berseru dengan suara yang tinggi: “Celakalah tumit (yang tidak tersentuh oleh air wudhu’) karena (akan disiksa dengan) api neraka.' Dua kali atau tiga kali." Muttafaqun 'alaih.[237]

2.     Dari Anas bin Malik t dari Nabi r bahwa apabila beliau berbicara dengan suatu kata, maka beliau mengulanginya tiga kali, sehingga dapat dipahami. Dan apabila beliau mendatangi suatu kaum, maka beliau memberi salam kepada mereka sebanyak tiga kali." HR. al-Bukhari.[238]



·           Bernada marah dalam memberi nasehat dan mengajar, apabila melihat atau mendengar hal yang tidak disukai:

Dari Ibnu Mas'ud t berkata: “Seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah!, hampir saja aku tidak mendapatkan shalat, karena fulan (yang mengimami shalat) selalu memperpanjang shalatnya dengan kami”. Maka aku tidak pernah melihat Rasulullah r marah melebihi marahnya daripada hari itu dalam memberi nasehat beliau bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ مُنَفِّرُوْنَ فَمَنْ صَلَّى بِالنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ فَإِنْ فِيْهِمُ الْمَرِيْضَ وَالضَّعِيْفَ وَذَا الْحَاجَةِ.

"Wahai manusia, sesungguhnya kalian membuat orang berlari (dari agama ini). Barangsiapa (yang mengimami) manusia dalam shalatnya, maka hendaklah ia memperpendeknya. Karena sesungguhnya di antara jama’ah ada orang yang sakit, lemah, dan mempunyai kebutuhan." Muttafaqun 'alaih.[239]

·           Terkadang memberi jawaban kepada penanya dengan jawaban yang lebih banyak daripada pertanyaannya:

Dari Ibnu Umar, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah r tentang pakaian yang boleh dipakai oleh orang yang sedang berihram? Maka Rasulullah r:

وَلاَتَلْبَسُوْا الْقُمُصَ وَلاَالْعَمَائِمَ وَلاَ الْسَرَاوِيْلاَتِ وَلاَ الْبَرَانِسَ وَلاَ الْخِفَافَ إِلاَّ أَحَدٌ لاَ يَجِدُ النَّعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسِْ الْخُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ, وَلاَ تَلْبَسُوْا مِنَ الثِّيَابِ شَيْئًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ وَلاَ الْوَرَسُ.

 "Janganlah engkau memakai kemeja, dan jagan pula memakai surban, celana, baju mantel yang bertedung kepalanya, sepatu, kecuali orang yang tidak mendapatkan dua sendal, maka hendaklah ia memakai dua sepatu (khuf) dan hendaklah dia memotongnya sehingga menjadi lebih rendah dari dua mata kaki. Dan janganlah kamu memakai pakaian yang terkena za'faran dan waras." Muttafaqun 'alaih.[240]



·           Melontarkan pertanyaan kepada murid-muridnya untuk mengetahui tingkat keilmuan mereka:

Dari Ibnu Umar t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةٌ لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُوْنِي مَا هِيَ؟ فَوَقَعَ النَّاسُ فِى شَجَرِ الْبَوَادِي. قَالَ عَبْدُ الله:  وَوَقَعَ فِى نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فاَسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قاَلُوْا: حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: هِيَ النَّخْلَةُ.

"Sesungguhnya di antara pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan sesungguhnya ia adalah perumpamaan seorang muslim, beritahukanlah aku, apakah nama pohon itu?'. Orang-orang menduga bahwa nama pohon tersebut adalah pohon bawadi. Abdullah t berkata: Aku menduga bahwa pohon itu adalah pohon kurma, namun aku merasa malu mengatakannya. Kemudian para shahabat berkata: beritahukanlah kepada kami pohon apakah itu wahai Rasulullah?' Beliau bersabda: Ia adalah pohon kurma." Jawab Rasulullah. Muttafaqun 'alaih.[241]

·           Tidak melontarkan perkara yang samar di tengah umum, dan tidak mengkhususkan ilmu tertentu bagi suatu kaum, karena khawatir jika mereka tidak mengerti

Dari Anas bin Malik t, bahwa Rasulullah r membonceng Mu'adz t. Beliau bersabda: “Wahai Mu'adz!”. “Ya, wahai Rasulullah”. Kata Mu’adz menjawab, “Wahai Mu'adz!”. “Ya, wahai Rasulullah”. Kata Mu’adz menjawab. “Wahai Mu'adz!”. “Ya, wahai Rasulullah”. Kata Mu’adz menjawab. Beliau bersabda: 'Tidak ada seorangpun yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah dengan sebenarnya) selain Allah I, dan sesungguhnya Muhammad r adalah utusan Allah I, dengan benar dari hatinya, melainkan Allah I mengharamkannya atas dirinya api neraka. Mu’adz bertanya: “Wahai Rasulullah, bolehkah aku memberitahukannya kepada manusia agar mereka bergembira dengannya?”. Beliau bersabda: “Niscaya mereka akan bersandar (tidak beramal)”. Namun, akhirnya Mu'adzpun membeitahukan tentang hadits tersebut saat akan meninggalnya karena takut berdosa (jika menyembunyikannya)”. Muttafaqun 'alaih.[242]



·           Meninggalkan merubah kemungkaran, apabila khawatir akan terjadi kemungkaran yang lebih berat dengan sebab itu:

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, sesungguhnya Nabi r berkata kepadanya, "

يَا عَائِشَةُ لَوْلاَ أَنَّ قَوْمُكِ حَدِيْثَ عَهْدٍ بِالْجَاهِلِيَّةِ َلأَمَرْتُ بِاْلبَيْتِ فَهُدِمَ فَأَدْخَلْتُ فِيْهِ مَا أُخْرِجَ مِنْهُ. وَأَلْزَقْتُهُ بِاْلأَرْضِ وَجَعَلْتُ لَهُ بَابَيْنِ, بَابًا شَرْقِيًّا وَبَابًا غَرْبِيًّا فَبَلَغْتُ بِهِ أَسَاسَ إِبْرَاهِيْمَ

"Wahai 'Aisyah, kalau bukan karena kaummu masih baru meninggalkan masa jahiliyah, niscaya aku memerintahkan untuk meruntuhkan Ka'bah, lalu aku memasukkan padanya yang telah dikeluarkan darinya (hijir Ismail) dan aku melekatkannya dengan bumi, dan aku menjadikannya dua pintu, satu pintu di Timur dan satu pintu di Barat, sehingga dengannya aku mencapai pondasi yang telah dibangun nabi Ibrahim u.' Muttafaqun 'alaih.[243]



·           Mengajarkan ilmu baik kepada laki-laki dan perempuan secara khusus:

Dari Abu Sa'id al-Khudri t berkata: Para wanita berkata kepada Nabi r: "Kaum lelaki telah mengalahkan kami atas dirimu, maka berikanlah bagi kami satu hari dari dirimu”. Maka beliau menjanjikan kepada mereka satu hari di mana beliau bertemu dengan mereka padanya. Maka beliau memberi nasehat dan memerintahkan kepada mereka. Maka di antara nasehat beliau kepada mereka:

مَا مِنْكُنَّ امْرَأَةٌ تُقَدِّمُ ثَلاَثَةً مِنْ وَلَدِهَا إِلاَّ كَانَ حِجَابًا لَهَا مِنَ النَّارِ. فَقَالَتِ امْرَأَةٌ: وَاثْنَيْنِ؟ فَقَالَ: وَاثْنَيْنِ.

"Tidak ada seorang wanita yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya melainkan mereka menjadi penghalang baginya dari nereka.' Maka seorang wanita berkata: “Dan bagaimana dengan dua orang?”.  Beliau r bersabda: “Dan begitu juga dua orang”. Muttafaqun 'alaih.[244]



·           Seorang yang berilmu hendaknya memberi nasehat dan mengajar manusia di malam atau siang hari, di atas tanah atau kenderaan:

1.     Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata: Nabi r terjaga pada satu malam, lalu bersabda:

سُبْحَانَ اللهِ مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ الْفِتَنِ وَمَاذَا فُتِحَ مِنَ الْخَزَائِنِ, أَيْقِظُوْا صَوَاحِبَ الْحُجَرِفَرُبَّ كَاسِيَةٍ فِى الدُّنَْيا عَارِيَةٍ فِى اْلآخِرَةِ

 'Maha suci Allah I. Apakah yang telah diturunkan pada malam ini dari fitnah. Apakah yang telah dibuka dari perbendaharaan. Bangunkanlah orang-orang yang ada di dalam kamar, berapa banyak yang berpakaian di dunia, bertelanjang di akhirat". HR. al-Bukhari.[245]

2.     Dari Ibnu Umar t berkata: Rasulullah r melaksanakan shalat 'Isya bersama kami di akhir hayatnya. Maka tatkala beliau salam, beliau r bersabda:

أَرَأَيْتَكُمْ لَيْلَتَكُمْ هذِهِ فَإِنَّ رَأْسَ مِائَةِ سَنَةٍ مِنْهَا لاَ يَبْقَى مِمَّنْ هُوَ عَلَى ظَهْرِ اْلأَرْضِ أَحَدٌ

“Bagaimana pendapatmu tentang malam kamu ini, sesungguhnya awal seratus tahun yang akan datang tidak ada seorang pun dari yang hidup masa ini yang masih tersisa di atas muka bumi." Muttafaqun 'alaih.[246]

3.     Dari Mu'adz bin Jabal t berkata: Aku berada pada boncengan Rasulullah r di atas keledai yang dinamakan 'Ufair, beliau berkata: “Wahai Mu'adz, apakah engkau tahu hak Allah I terhadap hambaNya? Dan apakah hak hamba terhadap Allah I? Mu’adz berkata:  “Aku menjawab Allah I dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya hak Allah I terhadap hamba bahwa mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan hak hamba terhadap Allah I bahwa Dia tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Mu’adz melanjutkan: “Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan berita gembira kepada manusia?”. Beliau menjawab: “Janganlah engkau memberitahukan tentang kabar gembira ini kepada mereka, agar mereka tidak  bersandar tanpa amal." Muttafaqun 'alaih.[247]



·      Doa dan dzikir yang dibaca pada penutup majelis:

1.       Dari Ibnu Umar t ia berkata, 'Jarang sekali Rasulullah r berdiri dari majelis, sehingga beliau berdoa dengan doa-doa ini untuk para sahabatnya:

اللّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتِكَ, وَمِنْ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ مُصِيْبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَاوَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

"Ya Allah I berikanlah kepada kami dari rasa takut kepada-Mu yang menghalangi antara kami dan bermaksiat kepada-Mu, dan dengan taat kepada-Mu yang menyampaikan kami kepada surga-Mu, dan dengan keyakinan yang memudahkan kami menghadapi musibah-musibah dunia. Berilah kenikmatan kepada kami dengan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama hidup kami. Jadikanlah ia sebagai warisan dari kami. Jadikanlah pembalasan dendam kami kepada yang berbuat zalim kepada kami. tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan musibah dalam agama kami. Janganlah engkau jadikan dunia menjadi tujuan terbesar kami, dan jangan pula menjadi kesudahan pengetahuan kami. dan jangankan Engkau kuasakan kepada kami orang yang tidak sayang kepada kami”. HR. at-Tirmidzi.[248]

2.        Dari Abu Hurairah t ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:

مَنْ جَلَسَ فِى مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيْهِ اللَّغَطُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُوْمَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذلِكَ: سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ:  إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِى مَجْلِسِهِ ذلِكَ.

"Barangsiapa yang duduk di suatu majelis yang banyak terjadi kegaduhan padanya, lalu sebelum berdiri dari majelisnya ia membaca:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

(Maha suci Engkau, ya Allah, dan segala pujian bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Engkau, aku meminta ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu). Melainkan diampuni baginya apa yang telah terjadi di majelisnya itu." HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.[249]



2. Adab menuntut ilmu

·      Tata cara duduk untuk menuntut ilmu:

1.     Dari Umar bin Khaththab t berkata: “Tatkala kami duduk di sisi Rasulullah r pada suatu hari, tiba-tiba seorang laki-laki  datang,  berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. tidak terlihat pada dirinya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalinya. Iapun duduk menghadap Rasulullah r dengan merapatkan kedua lututnya kepada kedua lutut Nabi r dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi r …"[250]

2.       Dari Anas bin Malik t bahwa Rasulullah r keluar lalu Abdullah bin Huzafah t bertanya: “Siapakah ayahku?”. Beliau menjawab: “Huzafah”. Kemudian mengucapkan secara berulang-ulang: “Bertanyalah kepadaku”. Lalu Umar t bersimpuh di atas kedua lututnya seraya berkata: “Aku ridha kepada Allah I sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad r sebagai Nabi, lalu beliau terdiam”. HR. al-Bukhari.[251]

·      Selalu menghadiri majelis ilmu dan majlis zikir di masjid, dan memperhatikan tempat duduk yang sesuai saat  masuk dan orang-orang telah berada di sekelilingnya:

Dari Abu Waqid al-Laitsi t bahwa dia saat duduk di masjid dan para shahabat yang lain  telah berada di sekelilingnya lalu datanglah tiga orang memasuki majlis. Lalu dua orang menuju kepada Rasulullah r sementara yang lainnya  pergi meninggalkan majlis. Keduanya berdiri di hadapan Rasulullah r, kemudian salah seorang dari keduanya melihat ada celah di tengah lingkaran lalu ia duduk padanya. Sementara yang lain, duduk di belakang mereka. sedangkan yang ketiga berlalu pergi meninggalkan majlis. Maka tatkala Rasulullah r telah selesai, beliau bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَآوَا إِلَى اللهِ فَآوَى اللهُ عَنْهُ. وَأَمَّا اْلآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ, وَأَمَّا اْلآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ.

"Maukah kalian jika aku memberitahukan kalian tentang tiga orang ini? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia kembali kepada Allah I lalu Allah I menempatkannya. Adapun yang kedua, maka ia merasa malu maka Allah I pun merasa malu darinya. adapun yang lain, maka ia berpaling, maka berpalinglah Allah I darinya." Muttafaqun 'alaih.[252]

·      Mengembara dalam menuntut ilmu, berkorban dalam menuntut dan memperbanyak ilmu, serta selalu rendah diri dalam segala kondisi:

Dari Ibnu Abbas t berkata: Aku mendengar Rasulullah r bersabda: "Ketika Musa u berada di tengah-tengah kaum Bani Israil, datanglah seorang lelaki sraya bertanya: “Apakah engkau mengetahui bahwa ada orang lain yang lebih alim darimu? Musa u menjawab:  “Tidak”. Lalu Allah I menurunkan wahyu kepada Musa: “Bahwa hamba Kami Khadhir (lebih alim dari engkau)”. Lalu Musa u bertanya bagaimana jalan mencarinya.  Allah I menjadikan ikan sebagai tanda baginya.

Dikatakan kepadanya: “Apabila engkau kehilangan ikan, maka kembalilah, sesungguhnya engkau akan menemukannya. Dan ia mengikuti bekas jalan ikan di laut. Pembantunya berkata kepada Musa u: Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan Musa berkata:"Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (QS. 18:64)

Lalu mereka bertemu dengan Khadhir. Maka cerita keduanya seperti apa yang diceritakan oleh Allah I dalam Kitab-Nya (surah al-Kahf)." Muttafaqun 'alaih.[253]



·           Bersungguh-sungguh mencari ilmu:

Dari Abu Hurairah t berkata: Seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah!, “Siapakah orang yang paling beruntung mendapat syafaatmu di hari kiamat?”. Rasulullah r menjawab: “Sungguh!, wahai Abu Hurairah aku telah menduga bahwa tidak ada seorangpun yang mendahuluimu bertanya tentang persoalan ini, sebab aku melihat kesungguhanmu dalam menuntut hadits. Manusia yang paling beruntung mendapatkan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan: “Laailaaha illallah” (tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah I) tulus dari hatinya atau jiwanya." HR. al-Bukhari.[254]

·           Menulis ilmu:

1.     Dari Abu Juhaifah t berkata: Aku bertanya kepada Ali t: Apakah kamu mempunyai Kitab?. Ia menjawab: 'Tidak, kecuali Kitabullah (al-Qur‘an), atau pemahaman yang diberikan kepada seorang lelaki muslim, atau yang apa ada di lembaran ini”. Ia berkata: Aku bertanya: “Apakah yang ada di dalam lembaran ini?”. Ali t menjawab: “Diyat, masalah pembebasan tawanan, dan seorang muslim tidak dibunuh karena membunuh orang kafir." HR. al-Bukhari.[255]

2.     Dari Abu Hurairah t berkata: “Tidak ada seorang sahabatpun yang mempunyai hadits lebih banyak dari padaku kecuali Abdullah bin 'Amr t, maka sesungguhnya ia menulis (hadits) dan aku tidak menulisnya." HR. al-Bukhari.[256]



·           Apabila seseorang malu bertanya, maka memintalah kepada orang lain untuk menanyakan masalahnya:

Dari Ali t berkata: “Aku seorang yang banyak keluar mazi dan merasa malu bertanya kepada Nabi r karena kedudukan putri beliau (Fathimah). Maka akupun meminta al-Miqdad bin al-Aswad t (untuk bertanya masalah ini). Ia bertanya tentang masalah itu. Nabi r bersabda: “Hendaklah dia membersihkan zakarnya lalu berwudhu". Muttafaqun 'alaih.[257]



·           Mendekati imam saat memberi nasehat:

Dari Samurah bin Jundub t sesungguhnya Nabi r bersabda: Hadirilah majlis zikir dan dekatlah dengan imam, maka sesungguhnya seorang laki-laki senantiasa menjauh sehingga dimundur di surga, sekalipun dia memasukinya." HR. Abu Daud.[258]



·           Beradab dengan adab yang disyari'atkan pada saat berada pada majelis, di antaranya:

1.        Firman Allah I:

$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? †Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râ“à±S$# (#râ“à±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_u‘yŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ

11. “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS. Al-Mujadilah: 11

2.        Dari Ibnu Umar t dari Nabi r beliau bersabda: “Janganlah seseorang meminta orang lain berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia duduk menempati tempat orang itu. Akan tetapi berlapang-lapanglah dan memperluas.' Muttafaqun 'alaih.[259]

3.        Dari Abu Hurairah t sesungguhnya Rasulullah r bersabda: “Barangsiapa yang berdiri dari tempat duduknya kemudian ia kembali kepadanya, maka ia lebih berhak dengannya.' HR. Muslim.[260]

4.        Dari Jabir bin Samurah t berkata: “Apabila kami mendatangi Nabi r maka salah seorang dari kami duduk di tempat di mana dia sampai." HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi. [261]

5.        Dari Amar bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah r bersabda: 'Tidak boleh dipisah di antara dua orang laki-laki yang sedang duduk kecuali dengan izin keduanya."[262]

6.        Dari asy-Syarid bin Suwaid t berkata: “Rasulullah r melewati aku, sedangkan aku sedang duduk seperti ini, dan aku meletakkan tangan kiriku di belakang punggungku, dan aku bersandar di atas tanganku. Maka beliau bersabda: “Apakah engkau duduk seperti duduknya orang-orang yang dimurkai?”. HR. Ahmad dan Abu Daud.[263]

7.         Dari Ibnu Mas'ud t berkata: “Rasulullah r bersabda: “Jika engkau bertiga, maka janganlah dua orang berbisik-bisik dan meninggalkan yang ketiga, karena sesungguhnya hal itu menyakiti hatinya.' Muttafaqun 'alaih.[264]




[1]  Muttafaqun 'Alaih. HR. al-Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037

[2] Muttafaqun 'alaih. HR. al-Bukhari no. (3435) dan ini lafaznya, dan Muslim no. (28)

[3]  Shahih. HR. at-Tirmidzi no. (3540), Shahih Sunan at-Tirmidzi no. (2805).

[4]  HR. Muslim no. (93)

[5]  Shahih. HR. Ahmad no. (6583) dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. (558), Shahih al-Adab al-Mufrad no. (426). Lihat as-Silsilah al-Shahihah karya Syaikh al-Albani no.( 134).

[6]  Muttafaqun 'alaih. HR. al-Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 30, lafadz hadits ini dari riwayat Muslim.

[7]  HR. al-Bukhari no. 2654 dan lafazd ini adalah miliknya, dan Muslim no.87

[8]  HR. al-Bukhari no 4497, ini adalah lafaznya dan Muslim no. 92.

[9]  HR. al-Bukhari no 34 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 58.

[10]  HR. Muslim no. 2985



[11]  Shahih. HR. Abu Daud no. 3251, Shahih Sunan Abu Daud no 2787, at-Tirmidzi no. 1535 dan lafazd adalah miliknya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 1241.

[12]  Shahih. HR. Ahmad no. 2354, lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 127, dan Abu Daud no. 4980 dan lafazd ini adalah miliknya, Shahih Sunan Abu Daud no. 4166.

[13]  Tamimah: sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir  penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya. (pent. Dikutip dari terj. Kitab Tauhid, Muhammad Yusuf Harun MA.)

[14]   Penyakit atau pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, pent.)

[15]  Shahih. HR. Ahmad no. 9536 dan ini lafazdnya, dan al-Hakim no. 15, lihat Irwa` al-Ghalil no 2006.

[16]  HR. Bukhari no. 8 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim no. 16

[17]  HR. Muslim no. 35

[18]  HR. Muslim no. 34

[19]  Muttafaqun 'alaihi, HR.Bukhari no.16, dan lafadz darinya, HR. Muslim no. 43

[20]  Hasan/ HR. Abu Daud no. 4681, Shahih Sunan Abu Daud no. 3915. Lihat, as-Silsilah ash-Shahihah no 380

[21]  HR. al-Bukhari 15 dan ini adalah lafaznya, dan Muslim no. 44

[22]  HR. al-Bukhari no. 17 dan ini adalah lafaznya, dan Muslim no 74

[23]  HR. Muslim no 54

[24]  HR. al-Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45, ini adalah lafazhnya.

[25]  HR. al-Bukhari no (6018) dan Muslim no. 47 dan ini adalah lafazhnya.

[26]  HR. Muslim (49).

[27]  HR. Muslim 55.

[28]  Muttafaqun 'alaihi HR. al-Bukhari no. 26 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim no 83.

[29]  HR. al-Bukhari no. 2475 dan Muslim no. 57 dan ini adalah lafazhnya.

[30] Muttafaqun 'alaihi HR. al-Bukhari no: 1436, dan Muslim no: 123, dan ini adalah lafazhnya.

[31] Muttafaqun 'alaihi HR. al-Bukhari no. 1436 dan Muslim no. 123 dan ini adalah lafazhnya.

[32] Muttafaqun 'alaihi HR. al-Bukhari no. 6921 dan Muslim no: 120.

[33]  HR. al-Bukhari no. 50 dan Muslim no. 8 dan ini adalah lafazhnya.

[34]  HR. Al-Bukhari no.7392 dan Muslim no. 2677.

[35]  HR. Muslim no. 2577.

[36]  Muttafaqun 'alaih. HR. al-Bukhari no.3207 dan lafazh ini baginya, dan Muslim no (162).

[37]  Muttafaqun  'alaih. Al-Bukhari no 7501 dan ini lafazdnya, dan Muslim no. 128

[38]  Shahih. HR. Abu Daud no.4727, Shahih Sunan Abi Daud no. 3953. lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 151.

[39]  Muttafaqun 'alaih. HR. al-Bukhari no 4857 dan ini lafazhnya, dan Muslim no 174.

[40]  Shahih li ghairih. HR. Ahmad no 22644, dan ath-Thabrani dalam al-Kabiir 8/217. lihat: ash-Shahihah no. 2668

[41]  Muttafaqun 'alaih. HR. al-Bukhari no 3340 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 194

[42]  HR. al-Bukhari no. 6730 dan ini lafazhnya, dan Muslim no 1757

[43]  HR. al-Bukhari no. 3570

[44]  HR. al-Bukhari no 4586 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 2444

[45]  Shahih. HR. Ahmad no. 27. lihat Shahih al-Jami' no. 5201

[46]  Shahih. HR. Abu Daud no 1047, Shahih Sunan Abu Daud no. 925

[47]  HR. Abu Ya'la no 3425. lihat: as-Silsilah al-Ahadits Shahihah no. 621

[48]  HR. Muslim no. 2375



[49]  HR. al-Bukhari no. 335 dan ini lafazhnya, dan Muslim no 521.

[50]  HR. Al-Bukhari no. 3 dan ini lafazhnya, dan Muslim no 160

[51]  HR. al-Bukhari no 2652 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 2533.

[52]  HR. al-Bukhari no 3673 dan Muslim no. 2540 dan ini adalah lafazhnya.

[53]  Shahih. HR.  Ahmad no 18733 dan Abu Daud no 4753 dan ini lafazhnya, Shahih Sunan Abi Daud no 3979.

[54]  Muttafaqun 'alaihi HR. al-Bukhari no 1338 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 2870

[55]  Muttafaqun 'alaihi. HR. Bukhari no. 1379 dan Muslim no. 2866 dan ini adalah lafazhnya.

[56]  Shahih. HR. Ahmad no. 18733 dan ini adalah lafazhnya. Dan Abu Daud no 4753, Shahih Sunan Abu Daud no 3979.

[57]  HR. al-Bukhari no. 3176.

[58]  Muttafaqun 'alaihi. HR. al-Bukhari no 7118 dan Muslim no. 2902.

[59]  Muttafaqun 'alaihi HR. al-Bukhari no. 7093, dan Muslim no. 2905 dan ini adalah lafazhnya.

[60]   HR. Muslim no. 2901

[61]  Shahih. HR. Ahmad no. 6168. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 974 dan Abu Daud no 4242 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan Abi Daud no. 3568

[62]   Shahih. HR. Ahmad no. 23144 dan ini lafadznya. Abu Daud no 4320, Shahih Sunan Abu Daud no.3630.

[63]  HR. Muslim no 2937.

[64]  Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhari no. 1881, dan Muslim no. 2942

[65]  Shahih, HR. Ahmad no/ 24085. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 2934

[66]  HR. Muslim no. 2944.

[67]  HR. Muslim no. 8009 dan no. 2937

[68]  Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhari 3448 dan ini adalah lafazhnya dan  Muslim no. 155.

[69]  HR. Muslim no. 2937

[70]  HR. Muslim no. 2947

[71]  Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhari no. 4635 dan Muslim no. 157 dan ini adalah lafazhnya.

[72]   HR. Muslim no.2942

[73]  HR. Muslim no. 158

[74]  Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhari no. 6522 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim no. 2861

[75]  HR. al-Bukhari no. 3329

[76]  Shahih. HR. al-Hakim no. 8639. lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 1762

[77]  HR. Muslim  no. 148

[78]  Shahih. HR. at-Tirmidzi no 2209, Shahih Sunan Tirmidzi no. 1799

[79]  Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhari no 4935 dan Muslim no 2955 dan ini adalah lafazhnya.

[80]  Shahih. HR. Al-Hakim No. 8676. Lihat As-Silsilah Al-Shahihah No. 1078.

[81]  HR. Muslim No. 854.

[82]  Muttafaq ‘alaihi HR. Bukhari No. 4935 dan Muslim No 2955, ini adalah lafadznya.

[83]  HR. Muslim No. 2278.

[84]  HR. Bukhari No. 6521 dan Muslim No. 2790 dan ini adalah lafazhnya.

[85]  HR. Bukhari No. 6527 dan Muslim No. 2859 dan ini adalah lafazhnya.

[86]  HR. Bukhari No 4760 dan Muslim No 2806 dan ini adalah lafazhnya.

[87]  Shahih. HR. Ahmad No. 4806. Lihat As-Silsilah Ash-Shahihah No 108. dan At-Tirmidzi No. 3333 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan Abu Daud no 2653.

[88]  HR. Muslim No. 315 dan No. 2791 dari Aisyah radhiyAllahu 'anha.

[89]  HR. Muslim No. 2864.

[90]  HR. Bukhari No 7382 dan Muslim No. 2787.

[91]  HR. Bukhari No 2411 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2373.

[92]  Muttafaqun 'alaih. HR. Bukhari No 4712 dan Muslim No. 194 dan ini adalah lafazhnya.

[93] HR. Bukhari No 7439 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 183.

[94]  Muttafaqun‘alaihi. HR. Bukhari No 2441 dan Muslim No 2768 dan ini adalah lafazhnya.

[95]  Shahih, HR. At-Tirmidzi No. 2417 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi No 1970, dan ad-Darimi No 543. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah No 946.

[96]  HR. Bukhari No. 6537 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No 2876.

[97]  Muttafaqun ‘alaihi. HR. Bukhari No 4729 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2785.

[98]  HR. Muslim  No. 2808.

[99]  HR. Bukhari No 6579 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No.2292

[100]  HR. Bukhari No. 6580 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No. 2303.

[101]  HR. Bukhari No. 6585 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No. 2290 dan 2291.

[102]  HR. Bukhari No. 7439 dan Muslim No. 183 dan ini adalah lafazhnya.

[103]  Muttafaqun‘alaihi. HR Bukhari no 806, Muslim no: 182, dan ini adalah lafadznya.

[104]  HR. al-Bukhari no 6535

[105]  Shahih. HR. Abu Daud No 2522, Shahih Sunan Abu Daud No 2201.

[106]  HR. Bukhari No. 99.

[107]  HR. Bukhari No 7423.

[108]  Shahih/HR. Al-Hakim No. 1304 dan Ibnu Hibban No. 3013. Al-Arna`uth berkata: Sanadnya shahih.

[109]  HR. Bukhari No. 1897 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No.1027

[110]  HR. Muslim No 2967.

[111]  HR. Bukhari No. 4712 dan Muslim No 194 dan ini adalah lafazhnya.

[112]  HR. Bukhari No.3257 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 1152.

[113]  HR. Muslim No. 2565.

[114]  HR. Bukhari  No.3277 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No 1079.

[115]  HR. Muslim No. 234.

[116]  HR. Muslim No. 197.

[117]  Muttafaq ‘Alaihi. HR. Bukhari No. 876 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No 855.

[118]  Muttafaq ‘Alaihi. HR. Bukhari No.3327 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2834.

[119]  HR. Bukhari No 6543 dan Muslim  No. … dan ini adalah lafazhnya.

[120]  HR. Muslim No. 2979.

[121]  Hasan/HR. Ahmad No 7920 dan At-Tirmidzi No. 2545 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi No 2064.

[122]   HR. Bukhari No 3254 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2834.

[123]  HR. Bukhari No 6541 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No. 220.

[124]  Shahih/HR. At-Tirmidzi No 2437, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 1984, dan Ibnu Majah No. 4286 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan Ibnu Majah No. 3459.

[125]  HR. Bukhari No. 3342 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 163.

[126]  Shahih/HR. At-Tirmidzi No. 2526 dan ini adalah lafazhnya Shahih Sunan at-Tirmidzi No. 2050, dan ad-Darimi No. 2717.

[127]  HR. Muslim No. 2928.

[128]  HR. Bukhari No. 4879 dan Muslim No 3838 dan ini adalah lafazhnya.

[129]  HR. Muslim No. 2928.

[130]  HR. Bukhari No, 3256 dan Muslim No 2831 dan ini adalah lafazdnya.

[131]  Hasan/HR. Ahmad No 1338 dan at-Tirmidzi N0 1984, Shahih Sunan at-Tirmidzi No 1616.

[132]  HR. Bukhari No 7444 dan Muslim No. 180.

[133]  HR. Bukhari No. 6526.

[134]  HR. Bukhari No 3329.

[135]  HR. Muslim No. 315.

[136]  HR. Bukhari No 6520 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No. 2792.

[137]  HR. Muslim No 2835.

[138]  Shahih/ HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (7/130), dan dalam Musnad Asy-Syamiyiin (1/282). Lihat as-Silsilah ash-Shahihah. No. 2734.

[139]  Shahih/ HR. At-Tirmidzi No 3361 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan At-Tirmidzi  No. 2677, Ibnu Majah No 4334, Shahih Sunan Ibnu Majah No. 3498.

[140]  HR. Bukhari No 3207 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No 162.

[141]  HR. Bukhari No 6553 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2828.

[142]  Shahih/ HR. Tirmidzi No. 2525, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 2049.  Lihat: ash-Shahihul Jami' No 5647.

[143]  HR. Bukhari No. 6581.

[144]  HR. Muslim No. 2839.

[145]  HR. Bukhari No 2796 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 1880.

[146]  HR. Bukhari No. 3246 dan Muslim No. 2834 dan ini adalah lafazhnya.

[147]  HR. Bukhari No.3327 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2834.

[148]  HR. Bukhari No. 3166.

[149]  Shahih/HR. At-Tirmidzi No. 1403, Shahih Sunan at-Tirmidzi No. 1132, Ibnu Majah No. 2687,  Shahih Sunan Ibnu Majah No. 2176.

[150]  Shahih/ HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu'jam Al-Ausath No. 4917, Lihat Shahih al-Jami' No 1561.

[151]  Shahih/ HR. Thabrani dalam Al-Mu'jam al-Kabir (5/178) dan ini adalah lafazhnya, ad-Darimi No 2721. Dan lihat Shahih Al-Jami' No 1627.

[152]  Shahih/ HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath No. 5263 dan Abu Nu'aim dalam sifat surga No 373. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah No 367.

[153]  Shahih/ HR. Ahmad No 11079 dan at-Tirmdzi No. 2563. Shahih Sunan At-Tirmidzi No. 2077.

[154]  HR. Muslim No. 2837.

[155]  Shahih/ HR. Al-Bazzar No. 3517, Kasyful Astaar. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah No. 1087.

[156]  HR. Bukhari No. 2790.

[157]  HR. Muslim No 384.

[158]  HR. Muslim No. 189.

[159]  Muttafaqun 'alaih. HR.  Bukhari No 6571 dan Muslim No. 186.

[160]  Muttafaqun 'alaih. HR. Bukhari No. 806 dan Muslim 182. dan ini adalah lafaznya.

[161]  HR. Muslim No. 181.

[162]  Muttafaqun 'alaih . HR. Bukhari No 3244 dan Muslim No 2824 dan ini adalah lafazhnya.

[163]  Muttafaqun 'alaihi. HR. Bukhari No. 6549 dan Muslim No. 2829 dan ini adalah lafazhnya.

[164]  Shahih/ HR. At-Tirmidzi No. 2546 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan Tirmizi no 2065, Ibnu Majah no. 4289, Shahih Sunan Ibnu Majah No. 3462.

[165]  Muttafaqun 'alaih HR. Bukhari No 6528 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No 221.

[166]  HR. Muslim No. 2865.

[167]  HR. Bukhari No. 4918 dan Muslim No. 2853 dan ini adalah lafazhnya.

[168]  Muttafaqun 'alaih HR. Bukhari No. 3241 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2737.

[169]  Muttafaqun 'alaih HR. Bukhari No. 7511 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 186.

[170] Shahih/ HR. al-Hakim  1304 dan Ibnu Hibban 3013, dan al-Arna`uth berkata: Isnadnya shahih.

[171]  HR. Muslim 2842

[172]  HR. al-Bukhari 806, dan Muslim 182, dan ini adalah lafazhnya.

[173]  HR. Muslim 2844

[174] HR. Muslim 2851

[175]  HR. al-Bukhari  6551, dan Muslim no. 52, ini adalah lafazhnya.

[176]  Gunung di antara 'Araj dan Ruwaitsah, di sebelah kanan orang yang berjalan dari Madinah menuju Makkah. Lihat: an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, karya Ibnu al-Atsir.

[177]  Shahih/ HR. Ahmad no. 8327, dan al-Hakim 8759, dan ini adalah lafazhnya. Lihat: as-Silsilah ash-Shahihah 1105.

[178]  HR. al-Bukhari 3265, dan Muslim 2843, ini adalah lafazhnya.

[179]  HR. al-Bukhari  3260, ini adalah lafazhnya, dan Muslim 617.

[180]  HR. al-Bukhari 3348, ini adalah lafazhnya, dan Muslim 222.

[181]  Shahih/ HR. Ahmad  8411, Lihat as-Silsilah ash-Shahihah 512, dan at-Tirmidzi 2574, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi 2084.

[182]  HR. Muslim no. 1905

[183]  HR. Muslim no. 2865

[184]  HR. al-Bukhari no. 29, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 907

[185]  Shahih/ HR. Ahmad  no. 8411, Lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 512, dan at-Tirmidzi no. 2574, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2084.

[186] HR. al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109, ini adalah lafazhnya.

[187]  Sanadnya jayyid/ HR. Ahmad no. 3868, ini adalah lafazhnya, dan ath-Thabrani dalam al-Kabir (10/260), lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 281

[188]  HR. al-Bukhari no. 6572, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 213.

[189]  HR. Muslim no. 212

[190] HR. al-Bukhari no. 6564, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 210

[191]  HR. al-Bukhari no. 6557, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2805

[192]  HR. al-Bukhari no. 6569

[193]  HR. al-Bukhari no. 3334, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2805

[194] HR. al-Bukhari no. 3166

[195]  HR. al-Bukhari no. 7047

[196]  HR. al-Bukhari no. 1386

[197]  HR. Muslim no. 2110

[198] HR. al-Bukhari no 5954, dan Muslim no. 2107, ini adalah lafazhnya.

[199]  HR. al-Bukhari no. 7042 dan Muslim no. 2107

[200]  Shahih/ HR. Tirmidzi ni 2616, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi ni 2110, dan Ibnu Majah ni. 3973, Shahih Sunan Ibnu Majah no.3209.

[201]  HR. al-Bukhari no. 4848, dan Muslim no. 2848, ini adalah lafazhnya.

[202]  HR. al-Bukhari no. 3267, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2989.

[203]  Hasan/ HR. Ibnu Majah no 4324, dan al-Hakim no. 8791, ini adalah lafazhya. Lihat: as-Silsilah ash-Shahihah no. 1679.

[204]  Shahih/ HR. Ibnu Majah no. 4341, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3503

[205] HR. Ahmad no 15268, lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 2451, dan at-Tirmidzi no. 2597, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 2094.

[206]  HR. al-Bukhari no 44 dan Muslim no. 197, ini adalah lafazhnya.

[207]  HR. al-Bukhari no. 6548, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2850

[208]  HR. al-Bukhari no. 6487, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no 2823

[209] HR. al-Bukhari no. 6488.

[210] HR. al-Bukhari no. 4850 dan Muslim no. 2846, ini adalah lafazhnya.

[211]  HR. al-Bukhari no. 6563, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 1016.

[212]  HR. al-Bukhari  no. 7280, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 1835

[213]  Shahih/ HR. Ahmad no 2669, dan at-Tirmidzi no. 2516, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 2043.

[214]  HR. al-Bukhari no. 4826, dan Muslim no. 2246.

[215]  HR. al-Bukhari no. 3208 dan Muslim no. 2643, ini adalah lafazhnya.

[216] HR. Muslim no. 2999

[217]  Hasan/ HR. Ahmad no 1492, dan ini adalah lafazhnya. Al-Arna'uth berkata: Sanadnya hasan. Dan diriwayatkan oleh Abdurrazzaq no. 20310.

[218] HR. Muslim no. 8.

[219]  Shahih/ HR. at-Tirmidzi no. 2685, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2161

[220]  HR. Muslim no. 2699

[221] HR. al-Bukhari no. 67, ini adalah lafazhnya,  dan Muslim no. 1679.

[222] HR. al-Bukhari no. 3461

[223]  Hasan Shahih/ HR. Abu Daud no. 3658, Shahih Sunan Abu Daud

[224]  Shahih/ Abu Daud no. 3664, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan Abu Daud, dan Ibnu Majah no. 252, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 204.

[225]  Hasan/ HR. at-Tirmidzi no 2654, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 2138, dan Ibnu Majah no. 253, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 205..

[226]  HR. al-Bukhari no. 110, dan Muslim no. 3, ini adalah lafazhnya.

[227]  HR. al-Bukhari no. 79, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2282.

[228]  HR. al-Bukhari no. 73, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 816

[229] HR. al-Bukhari no. 81, dan Muslim no. 2671, ini adalah lafazhnya.

[230]  HR. al-Bukhari no. 100, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2673.

[231]  HR. al-Bukhari no. 3116, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 1037.

[232]  HR. al-Bukhari no. 5027

[233]  HR. al-Bukhari no. 1196, dan Muslim no. 1391

[234] Hasan/ HR. Ahmad no. 12551, lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 2562, dan at-Tirmidzi no. 3510, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2787.

[235]  HR. Muslim no. 2700

[236]  HR. al-Bukhari no. 68, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2821

[237]  HR. al-Bukhari no. 60, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 241

[238]  HR. al-Bukhari no. 95.

[239]  HR. al-Bukhari no. 90, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 466.

[240]  HR. al-Bukhari no. 1542, dan Muslim no. 1177, ini adalah lafazhnya.

[241] HR. al-Bukhari no. 61, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2811

[242]  HR. al-Bukhari no. 128, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no 32.

[243]  HR. al-Bukhari no. 1586, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no 1333.

[244]  HR. al-Bukhari no. 101, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2633

[245] HR. al-Bukhari 115.

[246] HR. al-Bukhari no. 116, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2537.

[247]  HR. al-Bukhari no. 2856,dan Muslim no. 30, ini adalah lafazhnya.

[248]  Hasan./ HR. at-Tirmidzi no 3502,Shahih  Sunan at-Tirmidzi no.2783, lihat Shahih al-Jami', no 1268

[249]  Shahih/ HR. at-TAHmad no. 10420, dan at-Tirmidzi no 3433, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2730.

[250] HR. al-Bukhari no. 50, dan Muslim no. 8, ini adalah lafazhnya.

[251]  HR. al-Bukhari no. 93.

[252]  HR. al-Bukhari  no. 66, ini adalah lafazhnya dan Muslim no. 2176.

[253]  HR. al-Bukhari no. 74, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2380.

[254]  HR. al-Bukhari no. 99

[255]  HR. al-Bukhari no. 111.

[256]  HR. al-Bukhari no. 113.

[257]  HR. al-Bukhari no. 269, dan Muslim no. 303, ini adalah lafazhnya.

[258]  Hasan/ HR. Abu Daud no. 1108, Shahih Sunan Abu Daud no. 980.

[259]  HR. al-Bukhari no. 6270, dan Muslim no. 2177

[260] HR. Muslim no. 2179.

[261]  Shahih/ HR. Abu Daud no. 4825, Shahih Sunan Abu Daud no. 4040, dan at-Tirmidzi no. 2725, Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2193

[262]  Hasan/HR. Abu Daud no. 4844, Shahih Sunan Abu Daud no. 4054.

[263]  Shahih/ HR. Ahmad no. 19683, dan Abu Daud no. 4848, Shahih Sunan Abu Daud no. 4058.

[264]  HR. al-Bukhari no. 6290, dan Muslim no 2184, ini adalah lafazhnya.

________________


Maaf pengeditan artikel belum selesai

Download dalam format pdf dan doc
  1. Tauhid dan Keimanan [Ringkasan Fiqih Islam (1)] (pdf) 1.5 MB (doc) 4.6 MB
  2. Fiqih Al quran dan Sunnah di Fadhail Amal dan Akhlak dan Adab dan Dzikir dan Doa [Ringkasan fiqih Islam -2] (pdf) 7.8 MB (doc) 5.4 MB 
  3. Bab Ibadah [Ringkasan Fiqih Islam -3] (pdf) 1.9 MB (doc) 3.2 MB 
  4. Bab Mu'amalah [Ringkasan Fiqih Islam (4)] (pdf) 1.1 MB (doc) 872.5 KB 
  5. Ilmu Waris " Faraidh" [Ringkasan Fiqih Islam (5)] (pdf) 325.4 KB (doc) 2.1 MB
  6. Nikah dan yang terkait dengannya [Ringkasan Fiqih Islam (6)] (pdf) 641.3 KB (doc) 2 MB
  7. Hukuman Qishah dan Hudud [Ringkasan Fiqih Islam (7)] (pdf) 587 KB (doc) 2.4 MB
  8. Peradilan [Ringkasan Fiqih Islam (8)] (pdf) 313.3 KB (doc) 2.2 MB
  9. Jihad di jalan Allah [Ringkasan Fiqih Islam (9)] (pdf) 542.8 KB (doc) 2.6 MB
  10. Dakwah Kepada Allah [Ringkasan Fiqih Islam (10)] (pdf) 823.9 KB (doc) 3.4 MB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Memurnikan Akidah . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates